FITNESS & HEALTH

Indonesia Disarankan Tiru Negara Ini untuk Turunkan Prevalensi Merokok

Medcom
Selasa 21 November 2023 / 16:06
Jakarta: Profesor Tikki Pangest yang merupakan mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut prevalensi merokok di Indonesia sudah tinggi. Hal itu dia sampaikan dalam From Smoke to Smokeless: Exploring THR Strategies from Across the Globe.

Karena itu, Tikki menyarankan Indonesia meniru Swedia dan Norwegia dalam menurunkan prevalensi merokok melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif. Dengan memaksimalkan produk tembakau alternatif seperti yang dilakukan Swedia dan Norwegia, Indonesia berpeluang besar untuk menurunkan angka perokoknya.

“Saya sangat terkesan dengan apa yang terjadi di Swedia dan Norwegia. Saya berharap hal itu bisa terjadi di Indonesia," kata Tikki.

Tahun lalu, Pemerintah Swedia telah mengonfirmasi tingkat merokok di negaranya turun menjadi 5,16 persen dari sebelumnya 11 persen pada 2015. Prestasi tersebut diwujudkan melalui strategi pengurangan bahaya tembakau dengan mamaksimalkan produk tembakau alternatif. Alhasil, Swedia menjadi negara bebas asap pertama di Eropa.

Sementara berdasarkan data macrotrends.net, Norwegia berhasil menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Pada tahun 2000, prevalensi merokok di Norwegia sebesar 44 persen. Dalam 20 tahun kemudian, prevalensi merokok di negara ini menjadi 16,20 persen.
 
Semenrara itu, peneliti senior di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia, Karl Erik Lund, menambahkan Norwegia dan Swedia memiliki posisi yang unik dalam menilai risiko kesehatan masyarakat. Mereka memberikan akses bagi produk tembakau alternatif.

Produk tembakau alternatif yang popular digunakan di Nowegia dan Swedia adalah snus. Snus memang tidak sepenuhnya bebas risiko kesehatan. Namun, produk ini menawarkan pengurangan risiko kesehatan jika dibandingkan terus merokok

“Snus menjadi metode paling populer untuk berhenti merokok. Sebagian besar pengguna snus kini sudah menjadi mantan perokok," ucap Karl.

"Dengan strategi pengurangan bahaya tembakau yang diterapkan ini, prevalensi merokok di Norwegi mengalami penurunan," tutupnya.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH