FITNESS & HEALTH
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital, Ini yang Harus Dilakukan Gen Z
Medcom
Rabu 09 Oktober 2024 / 20:10
Jakarta: Perkembangan teknologi digital dalam dua dekade terakhir telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk cara kita berkomunikasi dan berinteraksi. Di era serba digital ini selain mengubah pola komunikasi masyarakat tetapi juga memengaruhi kesehatan mental banyak individu, terutama gen Z.
Gen Z merupakan generasi digital native, di mana mereka sangat akrab dengan teknologi. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang dikelilingi oleh internet dan perangkat digital yang canggih.
Namun, di balik kemudahan konektivitas di era digital, terdapat sejumlah dampak negatif yang mengancam kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kecanduan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa generasi muda sangat rentan terhadap masalah ini, terutama karena paparan berlebihan terhadap dunia digital.
Data dari WHO menyebutkan bahwa sekitar 5% dari populasi dunia mengalami depresi. Di Indonesia, angka ini bahkan mencapai 5,1% di kalangan remaja. Depresi, yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan minat, dan penurunan motivasi, sering kali diperparah oleh tekanan sosial yang muncul di media sosial. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga menjadi salah satu penyebab kecemasan di kalangan pengguna aktif media sosial, terutama remaja yang selalu ingin mengikuti tren terbaru.
Selain depresi dan kecemasan, kecanduan terhadap platform digital juga menjadi masalah serius. Kecanduan game online, judi, belanja daring, dan pornografi semakin umum ditemukan, terutama di kalangan anak muda. Kecanduan ini sering kali menyebabkan disfungsi pada otak, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya.
Budaya layar yang terbentuk akibat digitalisasi tidak hanya memengaruhi remaja secara emosional, tetapi juga mempercepat munculnya tren perilaku agresif. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik, sering kali malah menjadi tempat di mana perilaku kasar dan bahasa yang tidak pantas berkembang.
Anak-anak dan remaja, yang belum memiliki kontrol diri yang kuat, sangat rentan meniru perilaku ini, yang pada akhirnya mempengaruhi karakter dan kesehatan mental mereka.
Dalam upaya untuk menjaga kesehatan mental di era digital, gen Z bisa menerapkan strategi penggunaan teknologi yang lebih sehat. Beberapa langkah yang disarankan termasuk membatasi penggunaan media sosial, melakukan detoks digital secara berkala, memilih konten yang positif, serta menjaga kualitas tidur dengan menghindari penggunaan gadget sebelum tidur.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih berperan aktif dalam mengawasi anak-anak mereka, memastikan interaksi sosial di dunia nyata tetap terjaga, dan mendampingi anak-anak dalam memahami konten yang mereka konsumsi di dunia maya.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan gen Z untuk menjaga kesehatan mental di era digital:
Kamu juga bisa memulai mempraktikkan mindfulness untuk menjaga kesehatan mental. Ini membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kesadaran diri.
(Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(RUL)
Gen Z merupakan generasi digital native, di mana mereka sangat akrab dengan teknologi. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang dikelilingi oleh internet dan perangkat digital yang canggih.
Namun, di balik kemudahan konektivitas di era digital, terdapat sejumlah dampak negatif yang mengancam kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kecanduan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa generasi muda sangat rentan terhadap masalah ini, terutama karena paparan berlebihan terhadap dunia digital.
Data dari WHO menyebutkan bahwa sekitar 5% dari populasi dunia mengalami depresi. Di Indonesia, angka ini bahkan mencapai 5,1% di kalangan remaja. Depresi, yang ditandai dengan perasaan sedih berkepanjangan, kehilangan minat, dan penurunan motivasi, sering kali diperparah oleh tekanan sosial yang muncul di media sosial. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) juga menjadi salah satu penyebab kecemasan di kalangan pengguna aktif media sosial, terutama remaja yang selalu ingin mengikuti tren terbaru.
Selain depresi dan kecemasan, kecanduan terhadap platform digital juga menjadi masalah serius. Kecanduan game online, judi, belanja daring, dan pornografi semakin umum ditemukan, terutama di kalangan anak muda. Kecanduan ini sering kali menyebabkan disfungsi pada otak, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol perilakunya.
?Baca juga: Kesehatan Mental Gen Z di Tengah Kehidupan Digital |
Budaya layar yang terbentuk akibat digitalisasi tidak hanya memengaruhi remaja secara emosional, tetapi juga mempercepat munculnya tren perilaku agresif. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik, sering kali malah menjadi tempat di mana perilaku kasar dan bahasa yang tidak pantas berkembang.
Anak-anak dan remaja, yang belum memiliki kontrol diri yang kuat, sangat rentan meniru perilaku ini, yang pada akhirnya mempengaruhi karakter dan kesehatan mental mereka.
Ini yang Harus Dilakukan Gez
Dalam upaya untuk menjaga kesehatan mental di era digital, gen Z bisa menerapkan strategi penggunaan teknologi yang lebih sehat. Beberapa langkah yang disarankan termasuk membatasi penggunaan media sosial, melakukan detoks digital secara berkala, memilih konten yang positif, serta menjaga kualitas tidur dengan menghindari penggunaan gadget sebelum tidur.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih berperan aktif dalam mengawasi anak-anak mereka, memastikan interaksi sosial di dunia nyata tetap terjaga, dan mendampingi anak-anak dalam memahami konten yang mereka konsumsi di dunia maya.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan gen Z untuk menjaga kesehatan mental di era digital:
Batasi Waktu di Media Sosial
Media sosial bisa menjadi pemicu perbandingan yang tidak sehat sehingga menurunkan kepercayaan diri. Karena itu, batasi waktu penggunaan untuk menjaga keseimbangan.Kelola Informasi yang Dikonsumsi
Media sosial kini dibanjiri begitu banyak informasi baik itu positif maupun negatif tak jarang juga hoaks. Sobat Medcom bisa memulai dengan memfilter informasi-informasi yang berkualitas dan hindari informasi berlebihan yang bisa membuat kamu merasa cemas atau stres.Latihan Mindfulness
Kamu juga bisa memulai mempraktikkan mindfulness untuk menjaga kesehatan mental. Ini membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan kesadaran diri.
(Suchika Julian Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RUL)