FITNESS & HEALTH
Wajib Tahu! Ini Alasan Seseorang Melakukan Ghosting Menurut Ahli
Raka Lestari
Sabtu 13 Maret 2021 / 15:13
Jakarta: Ghosting merupakan salah satu istilah dalam percintaan yang marak diperbincangkan beberapa waktu belakangan ini. Seseorang disebut melakukan ghosting ketika ia meninggalkan pasangannya begitu saja tanpa kejelasan apapun. Ghosting juga bisa disebut dengan hubungan yang 'menggantung'.
"Ghosting memutuskan hubungan dengan tiba-tiba menghentikan semua kontak dan komunikasi dengan pasangan tanpa alasan atau peringatan yang jelas, serta mengabaikan upaya pasangan untuk menjangkau atau berkomunikasi," jelas Kelifern Pomeranz, PsyD, psikolog klinis dan pakar hubungan.
Ghosting melibatkan satu orang yang keluar dengan cepat dari suatu hubungan, meninggalkan orang lain yang dihantui oleh berbagai pertanyaan, bertanya-tanya mengenai apa yang salah, dan mencoba untuk menanyakan kejelasan kepada pihak yang meninggalkannya tersebut.

(Ghosting memutuskan hubungan dengan tiba-tiba menghentikan semua kontak dan komunikasi dengan pasangan tanpa alasan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
"Biasanya seseorang melakukan ghosting karena mereka ingin menghindari konfrontasi atau melukai perasaan seseorang yang ditinggalkannya tersebut," ujar Vinita Mehta, seorang psikolog klinis dan pakar hubungan yang berbasis di Washington, DC dikutip dari Health.
Ia mengutip sebuah studi baru-baru ini di mana para peneliti menemukan lima alasan utama mengapa orang-orang melakukan ghosting, yaitu: alasan kenyamanan, memiliki interaksi negatif dengan pasangan, sudah tidak tertarik, kondisi hubungan (misalnya, seberapa dekat mereka dengan pasangan), dan faktor keamanan.
"Mendapatkan perlakuan ghosting tentunya benar-benar menyakitkan, terutama ketika hubungan sudah sangat dekat dan serius. Akhir suatu hubungan merupakan kehilangan, dan biasanya periode kesedihan akan terjadi setelahnya," ujar Mehta.

(Karen menyarankan untuk menyembuhkan diri dari seseorang yang melakukan ghosting sebaiknya fokus pada masa depan, daripada memikirkan masa lalu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Bagi orang yang mendapatkan perlakukan ghosting biasanya akan merasa sangat kebingungan karena hal tersebut biasanya menyebabkan pihak lain merasa tidak yakin apakah suatu hubungan sudah berakhir atau belum, dan tidak mengetahui apa yang menyebabkan hubungan tersebut berakhir.
Untuk menyembuhkan diri dari seseorang yang melakukan ghosting, Karen Ruskin, PsyD, seorang pakar hubungan dan perilaku manusia di Arizona menyarankan para pasiennya untuk fokus mengingat bahwa hal tersebut bukanlah tentang mereka saja (orang yang melakukan ghosting).
"Meskipun kamu tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, kamu dapat mengontrol reaksimu dan menentukan hal apa yang akan kamu lakukan," ujar Ruskin.
Ia juga merekomendasikan untuk fokus pada masa depan, daripada memikirkan masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
"Ghosting memutuskan hubungan dengan tiba-tiba menghentikan semua kontak dan komunikasi dengan pasangan tanpa alasan atau peringatan yang jelas, serta mengabaikan upaya pasangan untuk menjangkau atau berkomunikasi," jelas Kelifern Pomeranz, PsyD, psikolog klinis dan pakar hubungan.
Ghosting melibatkan satu orang yang keluar dengan cepat dari suatu hubungan, meninggalkan orang lain yang dihantui oleh berbagai pertanyaan, bertanya-tanya mengenai apa yang salah, dan mencoba untuk menanyakan kejelasan kepada pihak yang meninggalkannya tersebut.

(Ghosting memutuskan hubungan dengan tiba-tiba menghentikan semua kontak dan komunikasi dengan pasangan tanpa alasan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Apa motivasi seseorang melakukan ghosting?
"Biasanya seseorang melakukan ghosting karena mereka ingin menghindari konfrontasi atau melukai perasaan seseorang yang ditinggalkannya tersebut," ujar Vinita Mehta, seorang psikolog klinis dan pakar hubungan yang berbasis di Washington, DC dikutip dari Health.
Ia mengutip sebuah studi baru-baru ini di mana para peneliti menemukan lima alasan utama mengapa orang-orang melakukan ghosting, yaitu: alasan kenyamanan, memiliki interaksi negatif dengan pasangan, sudah tidak tertarik, kondisi hubungan (misalnya, seberapa dekat mereka dengan pasangan), dan faktor keamanan.
"Mendapatkan perlakuan ghosting tentunya benar-benar menyakitkan, terutama ketika hubungan sudah sangat dekat dan serius. Akhir suatu hubungan merupakan kehilangan, dan biasanya periode kesedihan akan terjadi setelahnya," ujar Mehta.

(Karen menyarankan untuk menyembuhkan diri dari seseorang yang melakukan ghosting sebaiknya fokus pada masa depan, daripada memikirkan masa lalu. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Bagi orang yang mendapatkan perlakukan ghosting biasanya akan merasa sangat kebingungan karena hal tersebut biasanya menyebabkan pihak lain merasa tidak yakin apakah suatu hubungan sudah berakhir atau belum, dan tidak mengetahui apa yang menyebabkan hubungan tersebut berakhir.
Untuk menyembuhkan diri dari seseorang yang melakukan ghosting, Karen Ruskin, PsyD, seorang pakar hubungan dan perilaku manusia di Arizona menyarankan para pasiennya untuk fokus mengingat bahwa hal tersebut bukanlah tentang mereka saja (orang yang melakukan ghosting).
"Meskipun kamu tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, kamu dapat mengontrol reaksimu dan menentukan hal apa yang akan kamu lakukan," ujar Ruskin.
Ia juga merekomendasikan untuk fokus pada masa depan, daripada memikirkan masa lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)