FITNESS & HEALTH
Kemenkes Luncurkan Diari Diabetes Digital pada Aplikasi SATUSEHAT
Aulia Putriningtias
Senin 25 November 2024 / 20:19
Jakarta: Angka diabetes di Indonesia masih mengkhawatirkan. Dalam langkah menekan angka tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin meresmikan integrasi fitur Diari Diabetes Digital (3D).
Peluncurkan integrasi fitur ini dari aplikasi Primaku ke aplikasi SatuSehat Mobile. Diresmikan langsung di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Minggu, 24 November 2024, langkah signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi anak-anak penderita diabetes di Indonesia.
"Masalah kita itu, teridentifikasinya enggak rapi dan enggak bagus. Walaupun ada, enggak masuk ke sistem jadi kita enggak bisa follow up dan enggak tahu berapa banyak," ungkap Budi Gunadi.

(Diari Diabetes Digital (3D) merupakan fitur dalam aplikasi Primaku yang terintegrasi dengan alat glucometer. Foto: Dok. Birkom Kemenkes)
Hadirnya integritas fitur ini ditujukan untuk pemantauan kasus diabetes pada anak dan remaja, yang menjadi kekhawatiran di Indonesia. Fitur ini diharapkan dapat mendorong penanganan cepat dan efektif, serta menekan angka kematian akibat diabetes.
Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah tipe 1. Sedangkan, diabetes tipe 2 sebanyak 5-10 persen dari keseluruhan kasus diabetes anak.
Baca juga: Chief DTO Kemenkes: Pengisian SATUSEHAT Tidak dipungut Biaya Sepeser Pun
"Saya juga kaget bahwa ternyata, banyak anak di dunia dan juga di Indonesia yang terkena diabetes sejak kecil, istilahnya diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 ini jika tidak dirawat dengan cepat, bisa meninggal dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun," jelasnya.
Diari Diabetes Digital (3D) merupakan fitur dalam aplikasi Primaku yang terintegrasi dengan alat glucometer. Melalui fitur ini hasil pemeriksaan gula darah tercatat realtime, sehingga kondisi diabetes anak dapat dipantau secara langsung.
Bentuk integrasi Primaku ke SatuSehat ini dengan memonitor data yang masuk ke Primaku, melalui fitur Diary Diabetes Digital (3D). Fitur ini memungkinkan orang tua dan tenaga kesehatan untuk memantau kondisi diabetes anak-anak secara langsung, sehingga perawatan menjadi lebih efektif.
Data yang dapat dimonitor melalui SatuSehat Mobile meliputi jenis insulin yang digunakan, waktu pencatatan penggunaannya, tipe gula darah yang sering diukur, dan lainnya. Dengan data-data ini, diharapkan dapat memantau dan menangani pasien dengan cepat.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief of DTO Kemenkes RI Setiaji data-data ini juga untuk mendukung pengembangan machine learning di SatuSehat Mobile. Diharapkan tingkat temuan angkanya meningkat.
"Dengan adanya machine learning, harapannya tingkat temuannya semakin besar dari sebelumnya. Tanpa machine learning, kita hanya mencatat 3,3 persen prevalensi, setelah menggunakannya menjadi 12,2 persen prevalensi," imbuh Setiaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Peluncurkan integrasi fitur ini dari aplikasi Primaku ke aplikasi SatuSehat Mobile. Diresmikan langsung di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pada Minggu, 24 November 2024, langkah signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi anak-anak penderita diabetes di Indonesia.
"Masalah kita itu, teridentifikasinya enggak rapi dan enggak bagus. Walaupun ada, enggak masuk ke sistem jadi kita enggak bisa follow up dan enggak tahu berapa banyak," ungkap Budi Gunadi.

(Diari Diabetes Digital (3D) merupakan fitur dalam aplikasi Primaku yang terintegrasi dengan alat glucometer. Foto: Dok. Birkom Kemenkes)
Hadirnya integritas fitur ini ditujukan untuk pemantauan kasus diabetes pada anak dan remaja, yang menjadi kekhawatiran di Indonesia. Fitur ini diharapkan dapat mendorong penanganan cepat dan efektif, serta menekan angka kematian akibat diabetes.
Kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah tipe 1. Sedangkan, diabetes tipe 2 sebanyak 5-10 persen dari keseluruhan kasus diabetes anak.
Baca juga: Chief DTO Kemenkes: Pengisian SATUSEHAT Tidak dipungut Biaya Sepeser Pun
"Saya juga kaget bahwa ternyata, banyak anak di dunia dan juga di Indonesia yang terkena diabetes sejak kecil, istilahnya diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 ini jika tidak dirawat dengan cepat, bisa meninggal dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun," jelasnya.
Diari Diabetes Digital (3D) merupakan fitur dalam aplikasi Primaku yang terintegrasi dengan alat glucometer. Melalui fitur ini hasil pemeriksaan gula darah tercatat realtime, sehingga kondisi diabetes anak dapat dipantau secara langsung.
Bentuk integrasi Primaku ke SatuSehat ini dengan memonitor data yang masuk ke Primaku, melalui fitur Diary Diabetes Digital (3D). Fitur ini memungkinkan orang tua dan tenaga kesehatan untuk memantau kondisi diabetes anak-anak secara langsung, sehingga perawatan menjadi lebih efektif.
Data yang dapat dimonitor melalui SatuSehat Mobile meliputi jenis insulin yang digunakan, waktu pencatatan penggunaannya, tipe gula darah yang sering diukur, dan lainnya. Dengan data-data ini, diharapkan dapat memantau dan menangani pasien dengan cepat.
Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief of DTO Kemenkes RI Setiaji data-data ini juga untuk mendukung pengembangan machine learning di SatuSehat Mobile. Diharapkan tingkat temuan angkanya meningkat.
"Dengan adanya machine learning, harapannya tingkat temuannya semakin besar dari sebelumnya. Tanpa machine learning, kita hanya mencatat 3,3 persen prevalensi, setelah menggunakannya menjadi 12,2 persen prevalensi," imbuh Setiaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)