FITNESS & HEALTH
Harapan Dewasa dalam CKG: Lebih Perluas Pemeriksaan untuk Deteksi Dini
Aulia Putriningtias
Senin 17 November 2025 / 18:14
Jakarta: Kedatangan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari Pemerintah Indonesia membawa angin segar bagi masyarakat. Berbagai lapisan usia turut suka cita dalam mengikuti program bermanfaat ini, termasuk dewasa.
CKG sendiri merupakan salah satu Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia (RI) untuk mendorong masyarakat agar membiasakan hidup sehat sejak dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis. Berbagai pengecekan dilakukan demi mendeteksi dini segala penyakit.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 16 Oktober 2025, sebanyak 31.541.903 orang selesai dilayani dalam CKG. Salah satunya adalah lapisan usia dewasa rentang 18-59 tahun. Pun, telah ditemukan 5 masalah kesehatan tertinggi pada dewasa.
Mulai dari tingkat aktivitas fisik yang rendah, terjadinya karies gigi, obesitas sentral, obesitas, dan hipertensi.
Ada juga tiga temuan masalah kesehatan tertinggi, dari pemeriksaan lanjutan, seperti fibrosis yang berisiko, fungsi ginjal abnormal, hingga risiko stroke pada usia 40 tahun ke atas.
CKG menjadi salah satu program yang disambut dengan baik oleh masyarakat, sebab tanpa biaya. Salah satu warga yang senang dengan kehadiran pemeriksaan kesehatan secara gratis ini adalah Aulia Nurhayati (29), seorang karyawan swasta.
Tidak seperti kebanyakan orang dewasa yang mengetahui melalui media sosial atau berita, justru wanita yang akrab disapa Lia ini melihat langsung spanduk di Puskesmas Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu, dirinya tengah mengantarkan sang ibu untuk berobat, lalu melihat informasi yang berada di tajuk rawal tersebut.
"CKG itu tahunya dari puskesmas sendiri. Jadi waktu itu sempat nganterin orang tua ke puskesmas. Nah, terus ngeliat ada banner gitu. Kalau dari media sosial, sebenarnya tahu waktu itu, cuma kayak yang udahlah gitu saja, bukan baca detailnya," ungkap Lia saat berbincang langsung dengan tim Medcom.id.
Saat tim Medcom.id melakukan kunjungan di Puskemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pintu depan dekat dengan meja pendaftaran, para warga yang datang disambut dengan spanduk besar bertuliskan 'Cek Kesehatan Gratis di Sini'. Ini menunjukkan iktikad baik untuk mendukung program CKG.
Namun, tak sampai sana, ketika masuk ke dalam puskesmas, akan menemukan spanduk dengan informasi bagaimana warga bisa mendaftakan CKG. Mulai ditampilkan barkode, hingga informasi jelas yang tertera.
Menurut Lia, kita tetap bisa dibantu untuk didaftarkan jika tidak mengerti.
.jpg)
(Seluruh masyarakat, baik yang masih sekolah atau umum seperti dewasa dan lanjut usia (lansia), yuk, kita manfaatkan program CKG dari pemerintah! Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Waktu itu aku juga udah download aplikasinya (SATUSEHAT) sebenarnya. Cuma belum dipakai dan sering error (gangguan). Aku nanya ini maksudnya bisa enggak dipakai terus selain dari aplikasinya," papar Lia.
"Bisa enggak tiba-tiba cari soalnya waktu itu karena mau nyoba-nyoba juga maksudnya. Terus dibantuin deh sama petugasnya. Kebetulan kan pas mau ulang tahun juga tuh si Mamah gitu," tambah Lia.
Lia juga menambahkan bahwa seluruh staf, termasuk satpam, sangat membantu dalam menjelaskan program CKG ini.
Program pengecekan kesehatan gratis ini benar-benar dijelaskan secara detail oleh petugas setempat, menambah keseriusan di berbagai lapisan tenaga kesehatan dalam melaksanakan agenda pemerintah tersebut.
Sebagai karyawan swasta, tak jarang seorang pegawai mendapatkan medical check up (MCU) dari kantor. Pun, termasuk Lia, yang biasa untuk melakukan pengecekan melalui benefit dari tempat dirinya bekerja. Perbedaan yang signifikan memang dapat ia temukan antara CKG dan MCU di kantor.
Awalnya memang wanita ini menganggap CKG sama seperti pemeriksaan kesehatan pada umumnya yang sangat lengkap, termasuk organ dalam.
Namun, saat mengikuti program ini, ia menuturkan bahwa hanya dicek yang dasar-dasar saja, seperti perihal gula darah, berat badan, gigi, telinga, dan berkonsultasi kepada dokter.
"Karena aku pikir, mungkin ini, ya udah, bayanganku gitu, mengenai medical check up, aku pikir medical check up itu bakal, setidaknya ada pemeriksa organ dalam gitu, entah di bagian jantung, atau apa pun," ungkap Lia.

(CKG sendiri merupakan salah satu Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia (RI) untuk mendorong masyarakat agar membiasakan hidup sehat sejak dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Lia cukup heran sekaligus tidak banyak komplain mengenai pemeriksaan secara gratis ini. Namun, di usia yang tidak lagi dikatakan muda, Lia berharap mendapatkan pengecekan lebih sampai ke organ dalam. Menurutnya, penyakit lebih mudah terdeteksi sejak awal saat di usianya.
"Kalau dewasa emang cuma gitu doang. Tidak ada apa-apa, tuh. Tapi kan, tapi kan enggak semuanya orang yang kehidupan harus di, apa namanya, dicek gitu kan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ke depan," komentarnya terhadap kemajuan program ini.
Belum lagi, momentumnya adalah gratis dan dapat dimanfaatkan di segala umur. Akan lebih baik menurut Lia jika melakukan pemeriksaan lebih mendalam; organ-organ tubuh yang berisiko terkena penyakit jangka panjang dapat terdeteksi.
Menurut Lia, kebanyakan orang-orang yang ditemuinya adalah tipe pribadi untuk telat dalam memeriksa kesehatan mereka. Termasuk Lia sendiri, yang memiliki kebiasaan untuk mengecek kondisi tubuh ke dokter ketika sakitnya sudah sangat parah.
"Umur-umur yang 30-an, gitu. Jadi, kayak udah ketahuan, nih, jangan sampai di masa depan kita (terkena penyakit) parah gitu. Kan, kita enggak tahu apalagi, ya aku termasuk orang yang kalau sudah parah, baru ke dokter gitu. Maksudnya ini kan, mumpung apalagi gratis, gitu kan, orang siapa sih yang enggak mau, gitu," keluh Lia.
Bukan sebagai penolakan atau kemarahan, justru Lia sangat senang dengan kehadiran program CKG ini.
Pun, sebagai yang memanfaatkan, dirinya sangat mendukung untuk bagian dewasa, pengecekannya lebih ditambah dengan dasar deteksi dini penyakit.
"Maksudnya kayak ada fasilitas gratis dan harapannya justru malah penginnya lebih ditambah ya pemeriksaannya. Kebetulan aku kemarin dapet ini sih, dapet tambahan ke poli gigi dan dicabut secara gratis," papar Lia.
Bagi Lia, program CKG adalah salah satu hal positif yang dilakukan pemerintah. Tentunya, ia ingin selalu untuk memanfaatkan kegiatan ini.
Tanpa biaya adalah salah satu pertimbangannya dalam mendukung dan mengikuti pengecekan kesehatan secara gratis ini dari pemerintah.
Seluruh masyarakat, baik yang masih sekolah atau umum seperti dewasa dan lanjut usia (lansia), yuk, kita manfaatkan program CKG dari pemerintah! Untuk mendaftarnya dapat melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, WhatsApp Chatbot Kemenkes di nomor 0811-10-500-567, atau datang langsung ke Puskesmas terdekat.
(Cek Kesehatan Gratis adalah program dari pemerintah untuk memungkinkan masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis dengan tujuan deteksi dini penyakit. Video: Dok. YouTube resmi Kemenkes/Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
CKG sendiri merupakan salah satu Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia (RI) untuk mendorong masyarakat agar membiasakan hidup sehat sejak dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis. Berbagai pengecekan dilakukan demi mendeteksi dini segala penyakit.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 16 Oktober 2025, sebanyak 31.541.903 orang selesai dilayani dalam CKG. Salah satunya adalah lapisan usia dewasa rentang 18-59 tahun. Pun, telah ditemukan 5 masalah kesehatan tertinggi pada dewasa.
Mulai dari tingkat aktivitas fisik yang rendah, terjadinya karies gigi, obesitas sentral, obesitas, dan hipertensi.
Ada juga tiga temuan masalah kesehatan tertinggi, dari pemeriksaan lanjutan, seperti fibrosis yang berisiko, fungsi ginjal abnormal, hingga risiko stroke pada usia 40 tahun ke atas.
CKG disambut baik
CKG menjadi salah satu program yang disambut dengan baik oleh masyarakat, sebab tanpa biaya. Salah satu warga yang senang dengan kehadiran pemeriksaan kesehatan secara gratis ini adalah Aulia Nurhayati (29), seorang karyawan swasta.
Tidak seperti kebanyakan orang dewasa yang mengetahui melalui media sosial atau berita, justru wanita yang akrab disapa Lia ini melihat langsung spanduk di Puskesmas Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Saat itu, dirinya tengah mengantarkan sang ibu untuk berobat, lalu melihat informasi yang berada di tajuk rawal tersebut.
"CKG itu tahunya dari puskesmas sendiri. Jadi waktu itu sempat nganterin orang tua ke puskesmas. Nah, terus ngeliat ada banner gitu. Kalau dari media sosial, sebenarnya tahu waktu itu, cuma kayak yang udahlah gitu saja, bukan baca detailnya," ungkap Lia saat berbincang langsung dengan tim Medcom.id.
Saat tim Medcom.id melakukan kunjungan di Puskemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pintu depan dekat dengan meja pendaftaran, para warga yang datang disambut dengan spanduk besar bertuliskan 'Cek Kesehatan Gratis di Sini'. Ini menunjukkan iktikad baik untuk mendukung program CKG.
Namun, tak sampai sana, ketika masuk ke dalam puskesmas, akan menemukan spanduk dengan informasi bagaimana warga bisa mendaftakan CKG. Mulai ditampilkan barkode, hingga informasi jelas yang tertera.
Menurut Lia, kita tetap bisa dibantu untuk didaftarkan jika tidak mengerti.
.jpg)
(Seluruh masyarakat, baik yang masih sekolah atau umum seperti dewasa dan lanjut usia (lansia), yuk, kita manfaatkan program CKG dari pemerintah! Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Waktu itu aku juga udah download aplikasinya (SATUSEHAT) sebenarnya. Cuma belum dipakai dan sering error (gangguan). Aku nanya ini maksudnya bisa enggak dipakai terus selain dari aplikasinya," papar Lia.
"Bisa enggak tiba-tiba cari soalnya waktu itu karena mau nyoba-nyoba juga maksudnya. Terus dibantuin deh sama petugasnya. Kebetulan kan pas mau ulang tahun juga tuh si Mamah gitu," tambah Lia.
Lia juga menambahkan bahwa seluruh staf, termasuk satpam, sangat membantu dalam menjelaskan program CKG ini.
Program pengecekan kesehatan gratis ini benar-benar dijelaskan secara detail oleh petugas setempat, menambah keseriusan di berbagai lapisan tenaga kesehatan dalam melaksanakan agenda pemerintah tersebut.
Harap-harap menambah pemeriksaan lebih lengkap demi deteksi dini
Sebagai karyawan swasta, tak jarang seorang pegawai mendapatkan medical check up (MCU) dari kantor. Pun, termasuk Lia, yang biasa untuk melakukan pengecekan melalui benefit dari tempat dirinya bekerja. Perbedaan yang signifikan memang dapat ia temukan antara CKG dan MCU di kantor.
Awalnya memang wanita ini menganggap CKG sama seperti pemeriksaan kesehatan pada umumnya yang sangat lengkap, termasuk organ dalam.
Namun, saat mengikuti program ini, ia menuturkan bahwa hanya dicek yang dasar-dasar saja, seperti perihal gula darah, berat badan, gigi, telinga, dan berkonsultasi kepada dokter.
"Karena aku pikir, mungkin ini, ya udah, bayanganku gitu, mengenai medical check up, aku pikir medical check up itu bakal, setidaknya ada pemeriksa organ dalam gitu, entah di bagian jantung, atau apa pun," ungkap Lia.

(CKG sendiri merupakan salah satu Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia (RI) untuk mendorong masyarakat agar membiasakan hidup sehat sejak dini melalui pemeriksaan kesehatan gratis. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Lia cukup heran sekaligus tidak banyak komplain mengenai pemeriksaan secara gratis ini. Namun, di usia yang tidak lagi dikatakan muda, Lia berharap mendapatkan pengecekan lebih sampai ke organ dalam. Menurutnya, penyakit lebih mudah terdeteksi sejak awal saat di usianya.
"Kalau dewasa emang cuma gitu doang. Tidak ada apa-apa, tuh. Tapi kan, tapi kan enggak semuanya orang yang kehidupan harus di, apa namanya, dicek gitu kan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ke depan," komentarnya terhadap kemajuan program ini.
Belum lagi, momentumnya adalah gratis dan dapat dimanfaatkan di segala umur. Akan lebih baik menurut Lia jika melakukan pemeriksaan lebih mendalam; organ-organ tubuh yang berisiko terkena penyakit jangka panjang dapat terdeteksi.
Menurut Lia, kebanyakan orang-orang yang ditemuinya adalah tipe pribadi untuk telat dalam memeriksa kesehatan mereka. Termasuk Lia sendiri, yang memiliki kebiasaan untuk mengecek kondisi tubuh ke dokter ketika sakitnya sudah sangat parah.
"Umur-umur yang 30-an, gitu. Jadi, kayak udah ketahuan, nih, jangan sampai di masa depan kita (terkena penyakit) parah gitu. Kan, kita enggak tahu apalagi, ya aku termasuk orang yang kalau sudah parah, baru ke dokter gitu. Maksudnya ini kan, mumpung apalagi gratis, gitu kan, orang siapa sih yang enggak mau, gitu," keluh Lia.
Bukan sebagai penolakan atau kemarahan, justru Lia sangat senang dengan kehadiran program CKG ini.
Pun, sebagai yang memanfaatkan, dirinya sangat mendukung untuk bagian dewasa, pengecekannya lebih ditambah dengan dasar deteksi dini penyakit.
"Maksudnya kayak ada fasilitas gratis dan harapannya justru malah penginnya lebih ditambah ya pemeriksaannya. Kebetulan aku kemarin dapet ini sih, dapet tambahan ke poli gigi dan dicabut secara gratis," papar Lia.
Bagi Lia, program CKG adalah salah satu hal positif yang dilakukan pemerintah. Tentunya, ia ingin selalu untuk memanfaatkan kegiatan ini.
Tanpa biaya adalah salah satu pertimbangannya dalam mendukung dan mengikuti pengecekan kesehatan secara gratis ini dari pemerintah.
Seluruh masyarakat, baik yang masih sekolah atau umum seperti dewasa dan lanjut usia (lansia), yuk, kita manfaatkan program CKG dari pemerintah! Untuk mendaftarnya dapat melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, WhatsApp Chatbot Kemenkes di nomor 0811-10-500-567, atau datang langsung ke Puskesmas terdekat.
(Cek Kesehatan Gratis adalah program dari pemerintah untuk memungkinkan masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis dengan tujuan deteksi dini penyakit. Video: Dok. YouTube resmi Kemenkes/Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)