FITNESS & HEALTH
Lebih dari 50 Juta Warga Ikut CKG, Kemenkes Sebut 4 Masalah Kesehatan Masyarakat
Yatin Suleha
Rabu 05 November 2025 / 14:28
Jakarta: Pastinya kamu sudah familier dengan program kesehatan yang satu ini, yaitu Cek Kesehatan Gratis (CGK). CKG adalah program pemerintah untuk memberikan pemeriksaan kesehatan dasar secara cuma-cuma kepada masyarakat dari berbagai rentang usia.
Ini termasuk dari bayi baru lahir, balita, anak sekolah, dewasa, hingga lansia. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini faktor risiko penyakit dan kondisi prapenyakit, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, serta mengalihkan paradigma dari pengobatan ke pencegahan.
Program ini dapat diakses melalui Puskesmas dengan berbagai cara pendaftaran, termasuk melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, WhatsApp, atau datang langsung.
Dan kali ini program CKG ini mencatat capaian bersejarah dengan lebih dari 50,5 juta peserta mengikuti pemeriksaan kesehatan di seluruh Indonesia.
Partisipasi besar pada Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo ini sekaligus mengungkap gambaran kesehatan masyarakat.
Ada beberapa gambaran masyarakat berdasarkan data akhir Oktober 2025 pada kelompok dewasa, yaitu:
Program CKG yang berlangsung sejak 10 Februari hingga 4 November 2025 mencatat partisipasi publik yang luar biasa. Dari 53,6 juta pendaftar, sebanyak 50,5 juta orang telah mengikuti pemeriksaan Kesehatan.
Kegiatan CKG umum mencatat 34,3 juta kehadiran peserta, sementara CKG sekolah diikuti oleh 16,2 juta peserta yang hadir.
Meski capaian tersebut membanggakan, data CKG menunjukkan tantangan besar di bidang kesehatan masyarakat, termasuk temuan ini mengonfirmasi bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif.

(Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut, "Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan." .Foto: Dok. Birkom Kemenkes)
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, keberhasilan partisipasi masyarakat menunjukkan meningkatnya kesadaran publik, sekaligus membuka ruang besar untuk memperkuat program promotif dan preventif.
“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting bagi upaya kesehatan nasional. Namun data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Selasa, 5 November 2025.
Menkes menegaskan bahwa CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit.
Semakin dini penyakit ditangani dan diobati maka peluang sembuh menjadi lebih baik sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit katastropik dan kecacatan bahkan kematian.
“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” tambah Budi.
Pada kelompok usia lain juga ditemukan
- Risiko kelainan saluran empedu (18,6%)
- Berat badan lahir rendah/BBLR (6,1%), dan
- Penyakit jantung bawaan kritis (5,5%)
- Masalah gigi tidak sehat (31,5%)
- Stunting (5,3%), dan
- Wasting (3,8%)
- Aktivitas fisik kurang (60,1%)
- Karies gigi (50,3%), dan
- Anemia (27,2%) menunjukkan pola hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.
- Sebanyak 96,7% tercatat kurang aktivitas fisik dan
- Sebanyak 37,7% mengalami hipertensi
Menkes Budi menambahkan, hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.
“Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujar Menkes Budi.
Menurut Menkes, keberhasilan pelaksanaan CKG tidak lepas dari kolaborasi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta dukungan puskesmas dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
“Kami mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh petugas kesehatan yang terlibat serta pemerintah daerah. Tanpa mereka, mustahil program sebesar ini bisa berjalan sukses dan berdampak luas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ini termasuk dari bayi baru lahir, balita, anak sekolah, dewasa, hingga lansia. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini faktor risiko penyakit dan kondisi prapenyakit, meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, serta mengalihkan paradigma dari pengobatan ke pencegahan.
Program ini dapat diakses melalui Puskesmas dengan berbagai cara pendaftaran, termasuk melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, WhatsApp, atau datang langsung.
Baca Juga :
Cara Cek Kesehatan Gratis
Dan kali ini program CKG ini mencatat capaian bersejarah dengan lebih dari 50,5 juta peserta mengikuti pemeriksaan kesehatan di seluruh Indonesia.
Partisipasi besar pada Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo ini sekaligus mengungkap gambaran kesehatan masyarakat.
Ada beberapa gambaran masyarakat berdasarkan data akhir Oktober 2025 pada kelompok dewasa, yaitu:
- 1. Kurang aktivitas fisik (96%)
- 2. Karies gigi (41,9%)
- 3. Obesitas sentral (32,9%), overweight dan obesitas (24,4%)
- 4. Tekanan darah
Program CKG yang berlangsung sejak 10 Februari hingga 4 November 2025 mencatat partisipasi publik yang luar biasa. Dari 53,6 juta pendaftar, sebanyak 50,5 juta orang telah mengikuti pemeriksaan Kesehatan.
Kegiatan CKG umum mencatat 34,3 juta kehadiran peserta, sementara CKG sekolah diikuti oleh 16,2 juta peserta yang hadir.
Meski capaian tersebut membanggakan, data CKG menunjukkan tantangan besar di bidang kesehatan masyarakat, termasuk temuan ini mengonfirmasi bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok produktif.
Meningkatnya kesadaran publik

(Menkes Budi Gunadi Sadikin sebut, "Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan." .Foto: Dok. Birkom Kemenkes)
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, keberhasilan partisipasi masyarakat menunjukkan meningkatnya kesadaran publik, sekaligus membuka ruang besar untuk memperkuat program promotif dan preventif.
“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting bagi upaya kesehatan nasional. Namun data CKG juga memberi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan pola hidup sehat harus semakin menjadi prioritas bersama,” ujar Menkes Budi di Jakarta, Selasa, 5 November 2025.
Menkes menegaskan bahwa CKG bukan sekadar pemeriksaan massal, tetapi merupakan instrumen strategis untuk deteksi dini dan tatalaksana dini untuk penyakit.
Semakin dini penyakit ditangani dan diobati maka peluang sembuh menjadi lebih baik sehingga seseorang akan terhindar dari penyakit katastropik dan kecacatan bahkan kematian.
“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya kita gunakan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” tambah Budi.
Temuan pada kelompok lain
Pada kelompok usia lain juga ditemukan
1. Pada bayi baru lahir, ditemukan
- Risiko kelainan saluran empedu (18,6%)
- Berat badan lahir rendah/BBLR (6,1%), dan
- Penyakit jantung bawaan kritis (5,5%)
2. Pada balita dan anak prasekolah
- Masalah gigi tidak sehat (31,5%)
- Stunting (5,3%), dan
- Wasting (3,8%)
3. Kalangan remaja dan pelajar
- Aktivitas fisik kurang (60,1%)
- Karies gigi (50,3%), dan
- Anemia (27,2%) menunjukkan pola hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.
4. Lansia
- Sebanyak 96,7% tercatat kurang aktivitas fisik dan
- Sebanyak 37,7% mengalami hipertensi
Menkes Budi menambahkan, hasil CKG akan digunakan untuk memperkuat kebijakan kesehatan dan promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.
“Kita ingin masyarakat bukan hanya sembuh dari penyakit, tapi mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujar Menkes Budi.
Menurut Menkes, keberhasilan pelaksanaan CKG tidak lepas dari kolaborasi tenaga medis, tenaga kesehatan, serta dukungan puskesmas dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
“Kami mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh petugas kesehatan yang terlibat serta pemerintah daerah. Tanpa mereka, mustahil program sebesar ini bisa berjalan sukses dan berdampak luas,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)