FITNESS & HEALTH

Program CKG Ungkap Masalah Gizi hingga Hipertensi

Yatin Suleha
Kamis 06 November 2025 / 15:10
Jakarta: Sejak diluncurkan Februari 2025, Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah.

Dan program CKG yang digelar Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) terus menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hingga awal November, sebanyak 51 juta masyarakat telah mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan, melampaui target nasional 50 juta peserta yang ditetapkan hingga akhir tahun.

Capaian itu disampaikan Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, saat meninjau pelaksanaan CKG di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3, Jakarta Selatan, Kamis, 6 November 2025. 

Ia menegaskan, program ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan, memperoleh akses layanan kesehatan yang merata dan berkualitas.
 
“Alhamdulillah, hingga saat ini peserta yang terdaftar dalam program Cek Kesehatan Gratis telah mencapai 54 juta jiwa, dan yang sudah dilayani sebanyak 51 juta jiwa," buka Wamenkes Prof. Dante.

"Padahal target awal kami sampai Desember hanya 50 juta. Ini bukti bahwa kolaborasi pemerintah, instansi, dan masyarakat berjalan dengan sangat baik,” tambahnya lagi.


(Prof. Dante mengajak masyarakat yang belum mengikuti program ini untuk segera memanfaatkan layanan Cek Kesehatan Gratis di fasilitas kesehatan terdekat. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

Prof. Dante menambahkan, hasil pemeriksaan tidak berhenti pada pendataan semata, melainkan ditindaklanjuti dengan pengobatan dan edukasi kesehatan.

“Mereka yang terdeteksi hipertensi, diabetes, penyakit paru, atau gigi langsung mendapat pengobatan dan edukasi. Data ini juga menjadi dasar kami dalam menyusun program promosi kesehatan, seperti cara menyikat gigi yang benar, menjaga kebugaran, dan mencegah obesitas,” jelasnya.

Dari hasil pemantauan CKG di berbagai daerah, ditemukan sejumlah masalah kesehatan pada berbagai kelompok usia.

Pada bayi baru lahir, kasus terbanyak adalah berat badan lahir rendah dan ikterus (bayi kuning). Anak usia pra-sekolah banyak mengalami gizi kurang dan karies gigi, sedangkan anak usia sekolah cenderung kekurangan aktivitas fisik.

Untuk usia dewasa, prevalensi obesitas mencapai 30% disertai rendahnya aktivitas fisik. Adapun pada kelompok lansia, paling banyak ditemukan hipertensi (37%), gangguan mobilisasi, dan penurunan kebugaran.

“Cek kesehatan gratis ini penting karena banyak penyakit ditemukan sebelum gejala muncul. Misalnya, hipertensi yang tidak terdeteksi dapat berujung pada stroke atau gagal ginjal. Jika dideteksi lebih awal, pengobatan lebih efektif dan biaya jauh lebih rendah,” tegasnya.

Ke depan, Kemenkes akan memperluas cakupan program melalui kerja sama lintas sektor, termasuk pelibatan komunitas pekerja, organisasi masyarakat, dan panti sosial. 

Untuk mendukung hal itu, kapasitas sistem data nasional juga ditingkatkan dari 3 miliar menjadi 9 triliun rekaman, agar seluruh hasil pemeriksaan dapat tercatat dan dimanfaatkan secara optimal.

Prof. Dante juga menekankan pentingnya pemerataan akses layanan kesehatan, termasuk bagi masyarakat yang belum memiliki NIK atau BPJS.
 
“Kesehatan adalah hak semua warga negara. Dalam kondisi gawat darurat, siapa pun harus tetap mendapatkan pertolongan medis,” ujarnya.

Menutup kunjungan, Prof. Dante mengajak masyarakat yang belum mengikuti program ini untuk segera memanfaatkan layanan Cek Kesehatan Gratis di fasilitas kesehatan terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH