FITNESS & HEALTH
Penting! Inilah Bagaimana Vaksin Mampu Cegah Penyakit Menular
Mia Vale
Senin 18 November 2024 / 12:36
Jakarta: Vaksin merupakan obat yang membantu melindungi kamu dan keluarga dari penyakit menular dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kita memerlukan vaksin karena beberapa penyakit menular dapat membuat orang sakit parah, bahkan mematikan.
Vaksin juga menghentikan penyebaran penyakit menular di masyarakat. Perlu diketahui, sistem kekebalan adalah sistem pertahanan alami tubuh. Saat terpapar virus atau bakteri, sistem kekebalan akan membuat antibodi untuk melawan virus atau bakteri tersebut.
Nah, saat sistem kekebalan membuat antibodi baru, virus atau bakteri berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal inilah yang menimbulkan gejala penyakit, seperti demam, batuk, atau ruam.
Namun, setelah sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi, ia mulai menghancurkan virus atau bakteri. Dan kamu mulai pulih dari gejala penyakit.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Punya Efek Samping TTS, Kemenkes RI Buka Suara
Sistem kekebalan juga membuat sel memori ketika kamu terpapar virus atau bakteri. Jika tubuh kembali terpapar virus atau bakteri yang sama, sistem kekebalan kamu dapat merespons dengan cepat karena sel-sel ini mengingat cara membuat antibodi yang tepat.
Artinya, kamu hanya mengalami gejala penyakit ringan atau tidak mengalami gejala sama sekali.
Vaksin meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan virus atau bakteri. Vaksin dibuat dari virus atau bakteri yang mati atau dilemahkan, atau kode genetik atau protein dari virus atau bakteri. Hal ini menukil laman Raising Children, memungkinkan vaksin ‘mengelabui’ sistem kekebalan tubuh agar memroduksi antibodi.
Namun karena kamu sebenarnya belum tertular virus atau bakteri tersebut, tubuh tidak mengalami gejala penyakit atau hanya gejala ringan. Namun jika tubuh terpapar virus atau bakteri sungguhan, antibodi yang sudah ada di tubuh langsung siap melawan virus atau bakteri tersebut.
Kamu memerlukan antibodi dan sel memori pada tingkat tertentu untuk melindungi dari virus dan bakteri. Jadi, kamu mungkin memerlukan beberapa dosis vaksin dari waktu ke waktu untuk menjaga antibodi dan sel memori pada tingkat yang memberi perlindungan berkelanjutan dari penyakit.
.jpg)
(Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya mencegah penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Mendapatkan vaksinasi jauh lebih baik daripada terkena penyakit menular. Vaksin, seperti semua obat-obatan, dapat memberi efek samping. Namun gejala ini biasanya ringan dan hilang dengan cepat. Misal, kamu mungkin mengalami demam atau nyeri setelah vaksin disuntikkan. Efek samping serius dari vaksin sangat jarang terjadi.
Bila tidak divaksinasi, kamu bisa tertular penyakit menular. Dan itu bisa membuat kamu sakit parah, menyebabkan cacat permanen, atau bahkan mematikan. Pastinya, tidak semua vaksin benar-benar efektif. Misal, vaksin cacar air memiliki efektivitas berkisar 90 persen.
Artinya, beberapa orang yang sudah divaksinasi mungkin masih mengalami gejala penyakit jika terkena virus cacar air. Namun jika hal ini terjadi, orang akan mengalami gejala yang tidak terlalu parah dan biasanya pulih lebih cepat.
Bayi dan anak-anak mendapatkan banyak vaksin melalui Program Imunisasi Nasional. Waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin adalah sebelum kamu terkena penyakit menular, itulah sebabnya si kecil mendapatkan begitu banyak vaksin pada bayi dan kanak-kanak.
Untuk perlindungan terbaik terhadap penyakit, bayi dan anak-anak perlu mendapatkan vaksin pada waktu-waktu tertentu selama masa kanak-kanak. Mereka mungkin juga perlu mendapatkan dosis vaksin beberapa kali.
Baca juga: Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa
Namun ada beberapa penyakit yang risikonya tidak besar bagi anak kecil, sehingga mereka bisa mendapatkan vaksin untuk penyakit ini ketika mereka sudah besar. Human papillomavirus adalah contoh yang baik. Anak-anak mendapatkan vaksin ini saat berusia 12-13 tahun.
Wanita hamil dan menyusui disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza dan batuk rejan. Vaksin-vaksin ini dapat melindungi bumil dari penyakit-penyakit tersebut, dan vaksin-vaksin ini juga melindungi bayi mereka. Misalnya, jika bumil mendapat vaksin batuk rejan, bayi akan mendapat antibodi.
Antibodi ini melindungi bayi dari batuk rejan sampai bayi cukup umur untuk mendapatkan vaksin. Beberapa penyakit menular, seperti rubella, campak, dan cacar air, dapat membahayakan bayi yang belum lahir.
Namun tidak aman bagi wanita hamil untuk mendapatkan vaksin penyakit ini. Inilah sebabnya mengapa penting bagi wanita untuk mendapatkan vaksin terkini sebelum mereka hamil.
Orang yang lebih tua memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang yang lebih muda. Respons imun mereka terhadap infeksi dan vaksin lebih lemah dibandingkan respons imun anak-anak dan orang dewasa muda.
Artinya, lansia mungkin memerlukan booster vaksin tambahan atau vaksin khusus untuk memastikan respons imun mereka cukup kuat untuk melindungi tubuh dari penyakit menular.
Yang harus diingat, jika seseorang tidak bisa divaksin, penting bagi orang-orang di sekitar orang tersebut untuk divaksin. Hal ini dapat memberi seseorang perlindungan dari penyakit dengan mengurangi paparan terhadap penyakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Vaksin juga menghentikan penyebaran penyakit menular di masyarakat. Perlu diketahui, sistem kekebalan adalah sistem pertahanan alami tubuh. Saat terpapar virus atau bakteri, sistem kekebalan akan membuat antibodi untuk melawan virus atau bakteri tersebut.
Nah, saat sistem kekebalan membuat antibodi baru, virus atau bakteri berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal inilah yang menimbulkan gejala penyakit, seperti demam, batuk, atau ruam.
Namun, setelah sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi, ia mulai menghancurkan virus atau bakteri. Dan kamu mulai pulih dari gejala penyakit.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Punya Efek Samping TTS, Kemenkes RI Buka Suara
Sistem kekebalan juga membuat sel memori ketika kamu terpapar virus atau bakteri. Jika tubuh kembali terpapar virus atau bakteri yang sama, sistem kekebalan kamu dapat merespons dengan cepat karena sel-sel ini mengingat cara membuat antibodi yang tepat.
Artinya, kamu hanya mengalami gejala penyakit ringan atau tidak mengalami gejala sama sekali.
Bagaimana vaksin memberi kekebalan
Vaksin meningkatkan kemampuan sistem kekebalan untuk melawan virus atau bakteri. Vaksin dibuat dari virus atau bakteri yang mati atau dilemahkan, atau kode genetik atau protein dari virus atau bakteri. Hal ini menukil laman Raising Children, memungkinkan vaksin ‘mengelabui’ sistem kekebalan tubuh agar memroduksi antibodi.
Namun karena kamu sebenarnya belum tertular virus atau bakteri tersebut, tubuh tidak mengalami gejala penyakit atau hanya gejala ringan. Namun jika tubuh terpapar virus atau bakteri sungguhan, antibodi yang sudah ada di tubuh langsung siap melawan virus atau bakteri tersebut.
Kamu memerlukan antibodi dan sel memori pada tingkat tertentu untuk melindungi dari virus dan bakteri. Jadi, kamu mungkin memerlukan beberapa dosis vaksin dari waktu ke waktu untuk menjaga antibodi dan sel memori pada tingkat yang memberi perlindungan berkelanjutan dari penyakit.
.jpg)
(Manfaat vaksin yang paling mendasar adalah sebagai upaya mencegah penyakit menular. Hal ini karena vaksin dapat memberikan tubuh pertahanan dan perlindungan dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Vaksinasi versus infeksi
Mendapatkan vaksinasi jauh lebih baik daripada terkena penyakit menular. Vaksin, seperti semua obat-obatan, dapat memberi efek samping. Namun gejala ini biasanya ringan dan hilang dengan cepat. Misal, kamu mungkin mengalami demam atau nyeri setelah vaksin disuntikkan. Efek samping serius dari vaksin sangat jarang terjadi.
Vaksin tidak bisa menularkan penyakit menular
Bila tidak divaksinasi, kamu bisa tertular penyakit menular. Dan itu bisa membuat kamu sakit parah, menyebabkan cacat permanen, atau bahkan mematikan. Pastinya, tidak semua vaksin benar-benar efektif. Misal, vaksin cacar air memiliki efektivitas berkisar 90 persen.
Artinya, beberapa orang yang sudah divaksinasi mungkin masih mengalami gejala penyakit jika terkena virus cacar air. Namun jika hal ini terjadi, orang akan mengalami gejala yang tidak terlalu parah dan biasanya pulih lebih cepat.
Vaksinasi untuk anak-anak dan bayi
Bayi dan anak-anak mendapatkan banyak vaksin melalui Program Imunisasi Nasional. Waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin adalah sebelum kamu terkena penyakit menular, itulah sebabnya si kecil mendapatkan begitu banyak vaksin pada bayi dan kanak-kanak.
Untuk perlindungan terbaik terhadap penyakit, bayi dan anak-anak perlu mendapatkan vaksin pada waktu-waktu tertentu selama masa kanak-kanak. Mereka mungkin juga perlu mendapatkan dosis vaksin beberapa kali.
Baca juga: Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa
Namun ada beberapa penyakit yang risikonya tidak besar bagi anak kecil, sehingga mereka bisa mendapatkan vaksin untuk penyakit ini ketika mereka sudah besar. Human papillomavirus adalah contoh yang baik. Anak-anak mendapatkan vaksin ini saat berusia 12-13 tahun.
Kebutuhan vaksin untuk bumil
Wanita hamil dan menyusui disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza dan batuk rejan. Vaksin-vaksin ini dapat melindungi bumil dari penyakit-penyakit tersebut, dan vaksin-vaksin ini juga melindungi bayi mereka. Misalnya, jika bumil mendapat vaksin batuk rejan, bayi akan mendapat antibodi.
Antibodi ini melindungi bayi dari batuk rejan sampai bayi cukup umur untuk mendapatkan vaksin. Beberapa penyakit menular, seperti rubella, campak, dan cacar air, dapat membahayakan bayi yang belum lahir.
Namun tidak aman bagi wanita hamil untuk mendapatkan vaksin penyakit ini. Inilah sebabnya mengapa penting bagi wanita untuk mendapatkan vaksin terkini sebelum mereka hamil.
Kebutuhan vaksin bagi lansia
Orang yang lebih tua memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang yang lebih muda. Respons imun mereka terhadap infeksi dan vaksin lebih lemah dibandingkan respons imun anak-anak dan orang dewasa muda.
Artinya, lansia mungkin memerlukan booster vaksin tambahan atau vaksin khusus untuk memastikan respons imun mereka cukup kuat untuk melindungi tubuh dari penyakit menular.
Yang harus diingat, jika seseorang tidak bisa divaksin, penting bagi orang-orang di sekitar orang tersebut untuk divaksin. Hal ini dapat memberi seseorang perlindungan dari penyakit dengan mengurangi paparan terhadap penyakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)