FITNESS & HEALTH
'Naturalisasi' Nakes Asing, Diharapkan Bisa Menyelesaikan Masalah Kesehatan Indonesia
Mia Vale
Rabu 22 Mei 2024 / 15:41
Jakarta: Kualitas Timnas Indonesia saat ini jauh lebih berkembang semenjak pemain keturunan, naturalisasi, serta pelatih asing terlibat di dalamnya.
Hal ini diakui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menuturkan bahwa kualitas Timnas Indonesia saat ini jauh lebih berkembang semenjak pemain keturunan, naturalisasi, serta pelatih asing - Shin Tae-yong (Korea Selatan) - terlibat di dalamnya.
Bahkan Budi menggunakan analogi, dengan adanya pemain naturalisasi yang hadir di Timnas Indonesia, menjadikan penampilan skuad lebih cemerlang. Terlebih, Indonesia juga menunjuk pelatih asing Shin Tae-yong dari Korea Selatan untuk menakhodai skuad Garuda.
"Untungnya Indonesia tidak melarang pelatih bola tidak boleh asing. Kalau kita ada Undang-undang pelatih bola asing harus belajar dulu lima tahun di Indonesia untuk bisa jadi pelatih, enggak akan (timnas) Indonesia menang," tuturnya dalam Forum Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.
Berkaca pada keberhasilan Timnas bola Indonesia dengan naturalisasi pemain dan pelatih, Budi juga mewacanakan untuk menghadirkan tenaga kesehatan asing bisa menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat kualitas layanan kesehatan Indonesia lebih baik. Budi menekankan ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Masih dijelaskan oleh Budi, dengan kehadiran tenaga kesehatan (nakes) asing, diharapkan dunia kesehatan Indonesia bisa naik kelas, seperti halnya Timnas sepakbola Indonesia. Budi juga mengaku, kalau hal ini sempat menjadi perdebatan beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, Budi menekankan ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
.jpg)
(Budi mengatakan terdapat masalah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Indonesia yaitu jumlah, distribusi, serta kualitas. Rasio profesi dokter umum di Indonesia saat ini baru 0,47 dari 1.000 penduduk. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
"Nanti kalau ada dokter asing yang masuk, bapak, ibu jangan marah, jangan nyebarin (isu) di WA grup. Bapak, ibu bilang, 'ayo kita buktikan kesempatan ini untuk mengangkat putra-putri tenaga kesehatan Indonesia untuk lebih baik ke depannya," imbuh Budi.
"Jadi, kalau ada dokter asing masuk, direktur utama rumah sakit orang asing masuk, ini bukan untuk menghabiskan atau menutup lapangan kerja. Justru hal ini untuk menjawab isu fundamental bahwa kita harus meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," tambah Budi berpesan.
Budi mengatakan terdapat masalah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Indonesia yaitu jumlah, distribusi, serta kualitas. Pertama soal jumlah dokter ya lng ada di Indonesia. Rasio profesi dokter umum di Indonesia saat ini baru 0,47 dari 1.000 penduduk.
Dengan demikian, ujarnya, rasio dokter di Indonesia perlu naik 0,5 persen untuk memenuhi jumlah yang ideal.
Bila populasi sebesar 280 juta, ujarnya, maka dibutuhkan 140 ribu dokter lagi dan jika setahun lulusan fakultas kedokteran adalah 12 ribu, maka butuh 10 tahun untuk mencapai rasio itu. Selain dokter spesialis, Budi mengatakan, perawat spesialis juga dibutuhkan.
Selain itu masalah distribusi juga sulit, karena semua terpusat di Pulau Jawa. Sulitnya distribusi dikarenakan penempatan. Menkes menyebut orang-orang di daerah sulit bersaing dengan orang-orang perkotaan dalam mendapatkan pendidikan spesialis.
Untuk itu, Menkes Budi menyebut pendidikan berbasis kolegium di rumah sakit dicanangkan. Menurutnya, tidak perlu dikirim jauh-jauh ke Jakarta atau Surabaya, cukup belajar di rumah sakit, selama kasus kesehatan untuk dipelajari cukup.
Dan terakhir, masalah kualitas. Menkes menyebut bahwa ibarat tim sepakbola nasional yang dilatih orang asing, hal tersebut membuat kualitas pemain semakin baik, karena pelatihnya punya kompetensi. Budi berharap, dengan masuknya nakes dari negara luar diharapkan nakes dalam negeri mampu berkompetisi lebih baik lagi, sehingga kualitas tenaga kesehatan kita semakin baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hal ini diakui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menuturkan bahwa kualitas Timnas Indonesia saat ini jauh lebih berkembang semenjak pemain keturunan, naturalisasi, serta pelatih asing - Shin Tae-yong (Korea Selatan) - terlibat di dalamnya.
Bahkan Budi menggunakan analogi, dengan adanya pemain naturalisasi yang hadir di Timnas Indonesia, menjadikan penampilan skuad lebih cemerlang. Terlebih, Indonesia juga menunjuk pelatih asing Shin Tae-yong dari Korea Selatan untuk menakhodai skuad Garuda.
"Untungnya Indonesia tidak melarang pelatih bola tidak boleh asing. Kalau kita ada Undang-undang pelatih bola asing harus belajar dulu lima tahun di Indonesia untuk bisa jadi pelatih, enggak akan (timnas) Indonesia menang," tuturnya dalam Forum Komunikasi Nasional Tenaga Kesehatan di Jakarta, Selasa, 21 Mei 2024.
Berkaca pada keberhasilan Timnas bola Indonesia dengan naturalisasi pemain dan pelatih, Budi juga mewacanakan untuk menghadirkan tenaga kesehatan asing bisa menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat kualitas layanan kesehatan Indonesia lebih baik. Budi menekankan ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
Masih dijelaskan oleh Budi, dengan kehadiran tenaga kesehatan (nakes) asing, diharapkan dunia kesehatan Indonesia bisa naik kelas, seperti halnya Timnas sepakbola Indonesia. Budi juga mengaku, kalau hal ini sempat menjadi perdebatan beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, Budi menekankan ini merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.
.jpg)
(Budi mengatakan terdapat masalah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Indonesia yaitu jumlah, distribusi, serta kualitas. Rasio profesi dokter umum di Indonesia saat ini baru 0,47 dari 1.000 penduduk. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
"Nanti kalau ada dokter asing yang masuk, bapak, ibu jangan marah, jangan nyebarin (isu) di WA grup. Bapak, ibu bilang, 'ayo kita buktikan kesempatan ini untuk mengangkat putra-putri tenaga kesehatan Indonesia untuk lebih baik ke depannya," imbuh Budi.
"Jadi, kalau ada dokter asing masuk, direktur utama rumah sakit orang asing masuk, ini bukan untuk menghabiskan atau menutup lapangan kerja. Justru hal ini untuk menjawab isu fundamental bahwa kita harus meningkatkan kualitas tenaga kesehatan kita," tambah Budi berpesan.
Masalah kesehatan
Budi mengatakan terdapat masalah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Indonesia yaitu jumlah, distribusi, serta kualitas. Pertama soal jumlah dokter ya lng ada di Indonesia. Rasio profesi dokter umum di Indonesia saat ini baru 0,47 dari 1.000 penduduk.
Dengan demikian, ujarnya, rasio dokter di Indonesia perlu naik 0,5 persen untuk memenuhi jumlah yang ideal.
Bila populasi sebesar 280 juta, ujarnya, maka dibutuhkan 140 ribu dokter lagi dan jika setahun lulusan fakultas kedokteran adalah 12 ribu, maka butuh 10 tahun untuk mencapai rasio itu. Selain dokter spesialis, Budi mengatakan, perawat spesialis juga dibutuhkan.
Selain itu masalah distribusi juga sulit, karena semua terpusat di Pulau Jawa. Sulitnya distribusi dikarenakan penempatan. Menkes menyebut orang-orang di daerah sulit bersaing dengan orang-orang perkotaan dalam mendapatkan pendidikan spesialis.
Untuk itu, Menkes Budi menyebut pendidikan berbasis kolegium di rumah sakit dicanangkan. Menurutnya, tidak perlu dikirim jauh-jauh ke Jakarta atau Surabaya, cukup belajar di rumah sakit, selama kasus kesehatan untuk dipelajari cukup.
Dan terakhir, masalah kualitas. Menkes menyebut bahwa ibarat tim sepakbola nasional yang dilatih orang asing, hal tersebut membuat kualitas pemain semakin baik, karena pelatihnya punya kompetensi. Budi berharap, dengan masuknya nakes dari negara luar diharapkan nakes dalam negeri mampu berkompetisi lebih baik lagi, sehingga kualitas tenaga kesehatan kita semakin baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)