FITNESS & HEALTH

Catat Kematian Pertama di Brasil, Apa Itu Virus Oropourche?

Aulia Putriningtias
Senin 29 Juli 2024 / 21:59
Jakarta: Brasil baru-baru ini mengungkapkan bahwa adanya catatan kematian pertama akibat virus Oropouche. Penyakit ini disebarkan oleh gigitan nyamuk dan lalat yang terinfeksi virus.

Dua wanita meninggal di Bahia pada hari Kamis akibat virus Oropouche ini. Keduanya berusia di bawah 30 tahun dan diketahui tidak memiliki riwayat penyakit komorbid.

Kementerian Kesehatan Brasil juga mencatat 7.236 kasus virus Oropouche pada tahun 2024. Mayoritas dilaporkan di negara bagian Amazonas dan Rondonia.

"Pasien memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah dengue yang parah," kata Kementerian Kesehatan Brasil dalam pernyataannya.

Penyakit virus Oropouche adalah penyakit arbovirus yang disebabkan oleh virus Oropouche (OROV), virus RNA untai tunggal tersegmentasi yang merupakan bagian dari genus Orthobunyavirus dari famili Peribunyaviridae .

Demam Oropouche terjadi karena virus dengan cara ditularkan, terutama oleh nyamuk Culicoides paraenses, yang secara lokal dikenal sebagai maruim. Gejala demam tersebut mirip dengan demam berdarah dan chikungunya.

Orthobunyavirus oropoucheense, virus yang menyebabkan demam Oropouche, pertama kali diisolasi di Brasil pada 1960. Sejak saat itu, kasus dan wabah terisolasi telah dilaporkan, terutama di wilayah Amazon. 


(Pakar Epidemiologi Dicky Budiman dalam laman Detik menyebutkan bahwa ini penyakit yang ditularkan nyamuk. Jadi tidak ada penularan antar manusia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Apa saja gejala yang terlihat dari virus Oropouche?


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala penyakit ini mirip dengan demam berdarah. Gejala mulai terjadi antara 4 hingga 8 hari (kisaran antara tiga hingga 12 hari) setelah gigitan yang terinfeksi.

Gejalanya tiba-tiba, biasanya disertai demam, sakit kepala, kekakuan sendi, nyeri, menggigil, dan terkadang mual dan muntah terus-menerus, hingga lima hingga tujuh hari. Presentasi klinis yang parah jarang terjadi, tetapi dapat mengakibatkan meningitis aseptik. 

Sebagian besar kasus pulih dalam tujuh hari, namun, pada beberapa pasien, pemulihan dapat memakan waktu berminggu-minggu. Tidak ada pengobatan antivirus atau vaksin khusus untuk penyakit virus Oropouche. 

Pada siklus epidemik, manusia merupakan inang yang berkembang biak dan OROV ditularkan terutama melalui gigitan nyamuk Culicoides paraensis. Hingga saat ini, tidak ada bukti penularan OROV dari manusia ke manusia.
 

Apakah virus Oropouche berpotensi untuk menjadi pandemi?


Pakar Epidemiologi Dicky Budiman mengatakan potensi untuk menjadi pandemi selanjutnya adalah kecil. Hal ini dikarenakan penularan nyamuk dari manusia ke manusia sampai saat ini belum ada. 

"Ini penyakit yang ditularkan nyamuk. Jadi tidak ada penularan antar manusia. Potensi jadi pandemi kecil bahkan bisa dikatakan tidak ada," katanya, dilansir dalam Detik, 29 Juli 2024.

Dicky menyebut bahwa virus ini sudah ada sejak lama. Kecil berpotensi untuk menjadi pandemi, tetapi negara-negara tropis seperti Indonesia berpotensi meningkat angka kejadiannya, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Ia pun menekankan untuk pemerintah memperketat surveilans, termasuk pemantauan dari pintu kedatangan. Memang tidak menularkan secara langsung, tetapi penyakit yang ditimbulkan pun bisa berakibat fatal, terutama yang memiliki komorbid.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH