FITNESS & HEALTH
Sejumlah Pakar Kesehatan Masih Belum Temukan Air Galon Guna Ulang Membahayakan
A. Firdaus
Rabu 13 Juli 2022 / 15:31
Jakarta: Pro Kontra rencana pelabelan Bisfenol A (BPA) pada kemasan galon guna ulang terus berlangsung. Terkini, anggota Komisi IX DPR Dewi Aryani mempertanyakan pihak-pihak yang menyatakan air galon ulang membahayakan kesehatan.
“Kata siapa itu? Yang hembuskan siapa dan di mana lokasi yang diduga?” ujar Dewi Aryani kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Dewi menegaskan, pihaknya di Komisi IX DPR pun belum mendapatkan informasi yang mengatakan air galon guna ulang itu berbahaya untuk kesehatan. “Sampai saat ini Komisi IX belum pernah mendengar ada isu itu,” tegasnya.
Begitu juga dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komisi IX DPR belum membahas persoalan kemasan galon guna ulang ini. “Sampai saat ini kami belum bahas khusus terkait hal ini,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena saat dihubungi terpisah.
Urgensi pengesahan aturan label BPA pada kemasan galon guna ulang juga belum terlihat dari kacamata kesehatan publik. Meskipun BPOM mengangkat isu kesehatan publik sebagai narasi bagi pengesahan regulasi ini, sejumlah pakar kesehatan masih belum menemukan bukti empiris terkait bahaya BPA bagi kesehatan.
Dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr. M. Alamsyah Aziz, Sp.OG(K), M.Kes., KIC, mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin akibat ibunya meminum air galon.
Oleh karena itu, Dr. Alamsyah meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini, karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Aru Wisaksono Sudoyo, turut menegaskan bahwa belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Prof. Aru menegaskan 90- 95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment.
"Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujar Dr. Alamsyah.
Tidak hanya dari sisi kesehatan saja yang belum ditemukan bukti terkait, melainkan dari sisi konsumen yang belum ditemukan keluhan atas bahaya penggunaan kemasan galon guna ulang maupun BPA.
Sementara itu, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) juga mengakui, sama sekali belum pernah menerima pengaduan dari masyarakat mengenai adanya bahaya penggunaan air galon guna ulang. Pengaduan soal pangan yang diterima BPKN selama ini hanya terkait dengan kedaluwarsa dan makanan yang rusak dalam kemasannya.
Wakil Ketua BPKN, Rolas Budiman Sitinjak, menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini belum pernah menerima pengaduan dari masyarakat terkait bahaya air galon guna ulang. Menurutnya, pengaduan yang masuk ke BPKN terkait kasus kesehatan itu hanya dalam hal keracunan makanan dan minuman serta beberapa kasus terkait dalam hal kemasan yang tidak sesuai dan juga dalam hal kadaluarsa.
"Terkait dengan AMDK galon, belum ada pengaduan dalam hal tersebut," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Kata siapa itu? Yang hembuskan siapa dan di mana lokasi yang diduga?” ujar Dewi Aryani kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Dewi menegaskan, pihaknya di Komisi IX DPR pun belum mendapatkan informasi yang mengatakan air galon guna ulang itu berbahaya untuk kesehatan. “Sampai saat ini Komisi IX belum pernah mendengar ada isu itu,” tegasnya.
Begitu juga dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komisi IX DPR belum membahas persoalan kemasan galon guna ulang ini. “Sampai saat ini kami belum bahas khusus terkait hal ini,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR Melkiades Laka Lena saat dihubungi terpisah.
Urgensi pengesahan aturan label BPA pada kemasan galon guna ulang juga belum terlihat dari kacamata kesehatan publik. Meskipun BPOM mengangkat isu kesehatan publik sebagai narasi bagi pengesahan regulasi ini, sejumlah pakar kesehatan masih belum menemukan bukti empiris terkait bahaya BPA bagi kesehatan.
Dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr. M. Alamsyah Aziz, Sp.OG(K), M.Kes., KIC, mengatakan, sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin akibat ibunya meminum air galon.
Oleh karena itu, Dr. Alamsyah meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini, karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Aru Wisaksono Sudoyo, turut menegaskan bahwa belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Prof. Aru menegaskan 90- 95 persen kanker itu dari lingkungan atau environment.
"Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker,” ujar Dr. Alamsyah.
Tidak hanya dari sisi kesehatan saja yang belum ditemukan bukti terkait, melainkan dari sisi konsumen yang belum ditemukan keluhan atas bahaya penggunaan kemasan galon guna ulang maupun BPA.
Sementara itu, Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) juga mengakui, sama sekali belum pernah menerima pengaduan dari masyarakat mengenai adanya bahaya penggunaan air galon guna ulang. Pengaduan soal pangan yang diterima BPKN selama ini hanya terkait dengan kedaluwarsa dan makanan yang rusak dalam kemasannya.
Wakil Ketua BPKN, Rolas Budiman Sitinjak, menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini belum pernah menerima pengaduan dari masyarakat terkait bahaya air galon guna ulang. Menurutnya, pengaduan yang masuk ke BPKN terkait kasus kesehatan itu hanya dalam hal keracunan makanan dan minuman serta beberapa kasus terkait dalam hal kemasan yang tidak sesuai dan juga dalam hal kadaluarsa.
"Terkait dengan AMDK galon, belum ada pengaduan dalam hal tersebut," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)