FITNESS & HEALTH
Reiki: Penyembuhan Alternatif Melalui Media Energi Ala Jepang
Mia Vale
Minggu 04 Mei 2025 / 13:17
Jakarta: Reiki. Terapi alternatif dari Jepang ini menggunakan media energi sebagai penyembuhannya. Reiki sendiri berasal dari 2 kata dalam bahasa Jepang, yaitu "rei" yang berarti semesta dan "ki" yang berarti aliran energi pada makhluk hidup.
Menurut para praktisi, energi dapat mandek di dalam tubuh yang mengalami cedera fisik atau bahkan rasa sakit emosional. Dan reiki memiliki filosofi bahwa seseorang yang memiliki energi rendah dalam dirinya, akan lebih mudah stres atau sakit.
Tapi, bila energi yang dimilikinya tinggi, orang tersebut akan merasa lebih sehat dan bahagia. Itulah yang menjadi tujuan terapi reiki, meningkatkan energi dalam diri seseorang.
Praktisi Reiki percaya bahwa meningkatkan aliran energi di sekitar tubuh dapat, memungkinkan rileksasi, menghilangkan rasa sakit, mempercepat penyembuhan, dan mengurangi gejala penyakit lainnya.
Mikao Usui mengembangkan Usui Reiki Ryoho, bentuk Reiki terkini, pada tahun 1922. Namun, orang-orang telah mempraktikkan Reiki selama berkisar 2.500 tahun.
Orang-orang juga menyebut Reiki sebagai penyembuhan telapak tangan atau penyembuhan langsung. Mau tahu lebih jauh tentang reiki? Beriku paparan dr. Kevin Adrian via Alodokter.
Baca juga: Mulai Urusan Perencanaan Hidup Hingga Jodoh, Yuk Kenalan dengan Profesi BaZi
Terapi biasanya dimulai dari kepala, kemudian turun ke kaki. Namun, fokus terapi juga dapat ditujukan pada area tubuh tertentu, terutama yang bermasalah. Saat memulai sesi pengobatan, terapis reiki akan meminta pasien untuk berbaring di tempat tidur.
Setelah itu, pasien akan diminta untuk rileks dan tenang. Jika perlu, terapis akan memutarkan musik bernada lembut agar pasien merasa lebih rileks. Selanjutnya, terapis reiki akan meletakkan tangannya pada tubuh pasien atau beberapa sentimeter di atas tubuh pasien untuk menyalurkan energi.
Selain menyalurkan energi dari tangan, terapis reiki juga akan menggunakan batu kristal selama sesi pengobatan berlangsung. Kristal biasanya ditempatkan di atas atau di sekitar tubuh pasien.
Selama sesi terapi berlangsung, pasien akan merasakan sensasi hangat atau dingin, kesemutan, atau justru tidak merasakan apa-apa. Terapi ini biasanya berlangsung selama 20–60 menit. Mengapa kristal? Kristal dianggap bisa memberikan efek menenangkan dan membantu penyembuhan, meski belum ada penelitian yang mendukung praktik ini.
.jpg)
(Riset menunjukkan bahwa terapi alternatif reiki terlihat dapat mengurangi stres serta menurunkan tekanan darah dan menormalkan detak jantung pada orang yang sering merasa cemas. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Terapi reiki diklaim dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh:
Memberikan rasa tenang dan rileks menjadi salah satu manfaat reiki yang cukup terkenal. Riset menunjukkan bahwa terapi alternatif reiki terlihat dapat mengurangi stres serta menurunkan tekanan darah dan menormalkan detak jantung pada orang yang sering merasa cemas.
Ada penelitian yang menyatakan bahwa pasien depresi yang menjalani terapi reiki dapat merasa lebih tenang, jarang cemas, dan mudah bersemangat kembali untuk menjalani aktivitas. Memang, reiki banyak digunakan sebagai bagian dari terapi alternatif untuk mengatasi gangguan psikologis.
Namun hingga saat ini, terapi reiki belum dapat dijadikan terapi utama untuk mengatasi gangguan mental seperti gangguan cemas dan depresi. Jadi, pasien tetap perlu mendapatkan penanganan dari dokter, seperti psikoterapi dan obat-obatan.
Sebuah studi menyebutkan reiki bermanfaat sebagai pereda nyeri, bahkan terlihat hampir sama efektifnya dengan pemberian obat antinyeri. Bahkan, beberapa studi menyebutkan, terapi reiki bisa meredakan nyeri pada orang yang menderita penyakit tertentu, seperti kanker, saraf terjepit, dan nyeri otot, serta pada orang yang baru menjalani operasi.
Baca juga: Merayakan Perjalanan Menuju Keseimbangan Hidup di Wellbeing Festival 2025
Di Jepang dan beberapa negara lainnya, terapi reiki telah banyak digunakan sebagai salah satu metode perawatan tambahan untuk pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Hal ini dikarenakan terapi reiki dapat membuat pasien merasa lebih tenang saat menjalani kemoterapi. Pasien kanker yang menjalani terapi reiki juga terlihat dapat mengalami efek samping kemoterapi yang lebih ringan.
Tak hanya empat manfaat di atas, terapi reiki juga kerap digunakan untuk meredakan sakit kepala, insomnia, dan mual.
Di samping itu, terapi reiki juga dipercaya bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi rasa lelah, serta mempercepat penyembuhan alami tubuh ketika mengalami luka atau sakit.
Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas terapi reiki dalam mengatasi kondisi tersebut.
Yang perku diingat, terapi reiki bukanlah pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakit, melainkan terapi pelengkap atau tambahan untuk mendukung keberhasilan pengobatan medis dari dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Menurut para praktisi, energi dapat mandek di dalam tubuh yang mengalami cedera fisik atau bahkan rasa sakit emosional. Dan reiki memiliki filosofi bahwa seseorang yang memiliki energi rendah dalam dirinya, akan lebih mudah stres atau sakit.
Tapi, bila energi yang dimilikinya tinggi, orang tersebut akan merasa lebih sehat dan bahagia. Itulah yang menjadi tujuan terapi reiki, meningkatkan energi dalam diri seseorang.
Praktisi Reiki percaya bahwa meningkatkan aliran energi di sekitar tubuh dapat, memungkinkan rileksasi, menghilangkan rasa sakit, mempercepat penyembuhan, dan mengurangi gejala penyakit lainnya.
Mikao Usui mengembangkan Usui Reiki Ryoho, bentuk Reiki terkini, pada tahun 1922. Namun, orang-orang telah mempraktikkan Reiki selama berkisar 2.500 tahun.
Orang-orang juga menyebut Reiki sebagai penyembuhan telapak tangan atau penyembuhan langsung. Mau tahu lebih jauh tentang reiki? Beriku paparan dr. Kevin Adrian via Alodokter.
Baca juga: Mulai Urusan Perencanaan Hidup Hingga Jodoh, Yuk Kenalan dengan Profesi BaZi
Cara melakukan reiki
Terapi biasanya dimulai dari kepala, kemudian turun ke kaki. Namun, fokus terapi juga dapat ditujukan pada area tubuh tertentu, terutama yang bermasalah. Saat memulai sesi pengobatan, terapis reiki akan meminta pasien untuk berbaring di tempat tidur.
Setelah itu, pasien akan diminta untuk rileks dan tenang. Jika perlu, terapis akan memutarkan musik bernada lembut agar pasien merasa lebih rileks. Selanjutnya, terapis reiki akan meletakkan tangannya pada tubuh pasien atau beberapa sentimeter di atas tubuh pasien untuk menyalurkan energi.
Selain menyalurkan energi dari tangan, terapis reiki juga akan menggunakan batu kristal selama sesi pengobatan berlangsung. Kristal biasanya ditempatkan di atas atau di sekitar tubuh pasien.
Selama sesi terapi berlangsung, pasien akan merasakan sensasi hangat atau dingin, kesemutan, atau justru tidak merasakan apa-apa. Terapi ini biasanya berlangsung selama 20–60 menit. Mengapa kristal? Kristal dianggap bisa memberikan efek menenangkan dan membantu penyembuhan, meski belum ada penelitian yang mendukung praktik ini.
Khasiat reiki bagi kesehatan
.jpg)
(Riset menunjukkan bahwa terapi alternatif reiki terlihat dapat mengurangi stres serta menurunkan tekanan darah dan menormalkan detak jantung pada orang yang sering merasa cemas. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Terapi reiki diklaim dapat memberikan beberapa manfaat bagi kesehatan. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh:
1. Memberikan efek rileksasi
Memberikan rasa tenang dan rileks menjadi salah satu manfaat reiki yang cukup terkenal. Riset menunjukkan bahwa terapi alternatif reiki terlihat dapat mengurangi stres serta menurunkan tekanan darah dan menormalkan detak jantung pada orang yang sering merasa cemas.
2. Meringankan rasa cemas dan gejala depresi
Ada penelitian yang menyatakan bahwa pasien depresi yang menjalani terapi reiki dapat merasa lebih tenang, jarang cemas, dan mudah bersemangat kembali untuk menjalani aktivitas. Memang, reiki banyak digunakan sebagai bagian dari terapi alternatif untuk mengatasi gangguan psikologis.
Namun hingga saat ini, terapi reiki belum dapat dijadikan terapi utama untuk mengatasi gangguan mental seperti gangguan cemas dan depresi. Jadi, pasien tetap perlu mendapatkan penanganan dari dokter, seperti psikoterapi dan obat-obatan.
3. Mengurangi nyeri
Sebuah studi menyebutkan reiki bermanfaat sebagai pereda nyeri, bahkan terlihat hampir sama efektifnya dengan pemberian obat antinyeri. Bahkan, beberapa studi menyebutkan, terapi reiki bisa meredakan nyeri pada orang yang menderita penyakit tertentu, seperti kanker, saraf terjepit, dan nyeri otot, serta pada orang yang baru menjalani operasi.
Baca juga: Merayakan Perjalanan Menuju Keseimbangan Hidup di Wellbeing Festival 2025
4. Meringankan efek samping kemoterapi
Di Jepang dan beberapa negara lainnya, terapi reiki telah banyak digunakan sebagai salah satu metode perawatan tambahan untuk pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
Hal ini dikarenakan terapi reiki dapat membuat pasien merasa lebih tenang saat menjalani kemoterapi. Pasien kanker yang menjalani terapi reiki juga terlihat dapat mengalami efek samping kemoterapi yang lebih ringan.
Tak hanya empat manfaat di atas, terapi reiki juga kerap digunakan untuk meredakan sakit kepala, insomnia, dan mual.
Di samping itu, terapi reiki juga dipercaya bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi rasa lelah, serta mempercepat penyembuhan alami tubuh ketika mengalami luka atau sakit.
Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas terapi reiki dalam mengatasi kondisi tersebut.
Yang perku diingat, terapi reiki bukanlah pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakit, melainkan terapi pelengkap atau tambahan untuk mendukung keberhasilan pengobatan medis dari dokter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)