FITNESS & HEALTH
Apakah Ada Gaya Hidup Tertentu yang Harus Dilakukan Pasien Talasemia?
Raka Lestari
Jumat 07 Mei 2021 / 13:16
Jakarta: Talasemia merupakan penyakit yang diturunkan. Penyakit ini akan meningkat jika kedua orang tuanya memiliki gen untuk pembawa sifat talasemia.
Sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah talasemia. Namun, apakah ada gaya hidup tertentu bagi pasien talasemia?
“Sebenarnya kalau pola hidup untuk pasien talasemia, seharusnya sama saja dengan yang sudah dikerjakan oleh populasi umum. Jadi makanannya sama saja,” ujar 3. Dr. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD – KHOM, Ketua PP PHTDI dalam acara Media Briefing Hari Talasemia Sedunia 2021.
Menurut dr. Tubagus, pasien talasemia akan membutuhkan transfusi darah dengan intensitas yang sering. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan antibodi pada tubuh mereka, yang pada akhirnya akan menurunkan sistem imun tubuh. Sehingga pasien talasemia akan lebih mudah mengalami infeksi.
“Sebagai tambahan, makanan yang tidak boleh terlalu banyak bagi pasien talasemia adalah makanan yang mengandung zat besi. Ini karena pasien talasemia zat besinya sudah berlebihan, bahkan harus dikeluarkan. Kalau mengonsumsi zat besi, akan bertambah lagi zat besinya,” ujar H. Ruswandi, selaku Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Pusat.
Menurut dr. Tubagus, pada pasien talasemia memang membutuhkan protein albumin. Protein ini dibutuhkan untuk membentuk antibodi pada tubuh. Semakin kuat antibodi yang dibentuk, maka akan bisa mencegah pasien talasemia untuk terkena infeksi atau memperberat infeksi yang dialaminya tersebut.
“Pasien talasemia juga sebaiknya menjaga kualitas hidunya agar tidak menderita infeksi yang berat. Masalahnya, pada saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini sulit dilakukan. Pasien talasemia harus datang 1 – 2 minggu sekali untuk transfusi darah. Bisa dibayangkan apakah di kendaraan umum dia bisa terkena infeksi. Pada saat menunggu juga bisa terekspos. Atau juga dari OTG atau pasien terinfeksi yang tidak ketahuan,” ujar dr. Tubagus.
Menurut dr. Tubagus, yang lebih ditekankan pada pasien talasemia bukanlah gaya hidup atau pola makan tertentu, tetapi bagaimana caranya agar tidak terjadi infeksi. Baik dari lingkungan sekitar maupun ketika sedang pergi ke rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah talasemia. Namun, apakah ada gaya hidup tertentu bagi pasien talasemia?
“Sebenarnya kalau pola hidup untuk pasien talasemia, seharusnya sama saja dengan yang sudah dikerjakan oleh populasi umum. Jadi makanannya sama saja,” ujar 3. Dr. dr. Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD – KHOM, Ketua PP PHTDI dalam acara Media Briefing Hari Talasemia Sedunia 2021.
Menurut dr. Tubagus, pasien talasemia akan membutuhkan transfusi darah dengan intensitas yang sering. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan antibodi pada tubuh mereka, yang pada akhirnya akan menurunkan sistem imun tubuh. Sehingga pasien talasemia akan lebih mudah mengalami infeksi.
“Sebagai tambahan, makanan yang tidak boleh terlalu banyak bagi pasien talasemia adalah makanan yang mengandung zat besi. Ini karena pasien talasemia zat besinya sudah berlebihan, bahkan harus dikeluarkan. Kalau mengonsumsi zat besi, akan bertambah lagi zat besinya,” ujar H. Ruswandi, selaku Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalassemia Indonesia (POPTI) Pusat.
Menurut dr. Tubagus, pada pasien talasemia memang membutuhkan protein albumin. Protein ini dibutuhkan untuk membentuk antibodi pada tubuh. Semakin kuat antibodi yang dibentuk, maka akan bisa mencegah pasien talasemia untuk terkena infeksi atau memperberat infeksi yang dialaminya tersebut.
“Pasien talasemia juga sebaiknya menjaga kualitas hidunya agar tidak menderita infeksi yang berat. Masalahnya, pada saat pandemi covid-19 seperti sekarang ini sulit dilakukan. Pasien talasemia harus datang 1 – 2 minggu sekali untuk transfusi darah. Bisa dibayangkan apakah di kendaraan umum dia bisa terkena infeksi. Pada saat menunggu juga bisa terekspos. Atau juga dari OTG atau pasien terinfeksi yang tidak ketahuan,” ujar dr. Tubagus.
Menurut dr. Tubagus, yang lebih ditekankan pada pasien talasemia bukanlah gaya hidup atau pola makan tertentu, tetapi bagaimana caranya agar tidak terjadi infeksi. Baik dari lingkungan sekitar maupun ketika sedang pergi ke rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)