FITNESS & HEALTH
Alat Tes Antigen Mandiri, Bagaimana Cara Pakainya?
Mia Vale
Rabu 23 Februari 2022 / 22:20
Jakarta: Antigen kit belakangan makin banyak digunakan untuk melakukan tes swab mandiri selama menjalani isolasi mandiri. Validitas hasilnya sangat ditentukan cara pengambilan sampel jaringan serta kualitas alat yang digunakan.
Secara teknis, peralatan uji covid-19 wajib divalidasi setiap tiga bulan. Tidak kalah penting adalah pembuangan limbahnya yang tidak bisa sembarangan.
Sebagaimana dikatakan oleh dr. R.A Adaninggar, dokter spesialis penyakit dalam, pada dasarnya semenjak ada peningkatan kasus covid-19, tes mandiri banyak digunakan di luar negeri.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara cepat kalau seseorang positif covid-19 bisa langsung melakukan isolasi.
"Kalau bisa seperti itu memang bagus-bagus saja. Tapi memang, kita harus lihat tidak semudah itu, melakukan tes mandiri. Karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan," tandas dr. Ning dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV.
Adapun yang harus dipertimbangkan menurut dr. Ning, yang pertama adalah teknik. Kalau tekniknya salah, sudah pasti hasilnya bisa tidak valid. Kedua, bagaimana mengartikan hasil dari tes tersebut.
Misal, hasilnya negatif. Tapi apakah benar orang itu tidak sedang sakit. Seperti yang kita tahu bahwa tiap alat memiliki tingkat akurasi masing-masing.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah, bagaimana menangani limbah medisnya. "Jadi ini kan isinya droplet orang yang sakit atau tidak, dan itu tetap limbah medis. Jadi, bagaimana ofang-orang di rumah itu cara membuangnya, lalu cara megolah limbah tersebut agar tidak menulari orang lain. Itu menjadi PR besar," tegas dr. Ning.
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengakui kalau test yang dilakukan di rumah, sedang rapikan (aturannya).
"Kita enggak mau asal menjual barang-barang ini sehingga kasihan konsumennya. Tetapi kita sudah tes beberapa dan memang sudah layak digunakan, nanti diumumkan secara terbuka khusus dari Kemenkes,” jelasnya melalui Keterangan Pers Sekretariat Presiden, pada Senin, 21 Februari 2022 lalu.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS / National Health Service) Inggris pun telah memaparkan tata cara penggunaan alat tes covid-19.
.jpg)
(Adapun yang harus dipertimbangkan menurut dr. Ning, yang pertama adalah teknik. Kalau tekniknya salah, sudah pasti hasilnya bisa tidak valid. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Kamu membutuhkan pengatur waktu seperti jam tangan atau jam, tisu, sebuah cermin, pembersih permukaan, pembersih tangan atau sabun dan akses ke air hangat. Kamu harus membaca panduan instruksi dengan seksama dan mencuci tangan.
Keluarkan strip tes dari kantong tertutup dan letakkan di atas permukaan datar yang bersih. Setelah dibuka, mulailah tes dalam waktu 30 menit dan tempatkan tabung di tabung ekstraksi. Tiup hidung dengan lembut ke dalam tisu dan buang tisu ke tempat sampah tertutup. Buka kemasan swab.
Jangan menyentuh lidah, gigi, pipi, gusi atau permukaan lainnya dengan kain ujung swab. Buka mulutmu lebar-lebar dan gosok ujung kain swab di atas kedua amandel.
Lakukan ini dengan kontak yang baik empat kali setiap sisi. Masukkan swab yang sama dengan lembut ke dalam satu lubang hidung berkisar 2,5 cm di atas hidung kamu. Usap dan buat 10 lingkaran dan jangan memasukkan swab lebih dalam jika terasa sakit parah.
Transfer sampel ke dalam cairan dengan menekan ujung cairan di kain swab ke dalam ekstraksi tabung dengan diputar selama 15 detik. Pastikan kamu mengeluarkan semua cairan dari ujung kapas yang lembut.
Tekan tutupnya dengan kuat ke ekstraksi. Peras tabung ekstraksi untuk menempatkan dua tetes cairan ke dalam sumur spesimen (S) pada strip uji. Atur timer dan tunggu 30 menit sebelum membaca hasilnya.
Jika hasilnya positif maka dua garis muncul. Satu garis berwarna di wilayah garis kontrol (C), dan lainnya berada di wilayah garis uji (T). Bahkan garis samar, menunjukkan tes positif. Jika hasil negatif maka satu garis berwarna muncul di C dan tidak ada garis di T. Adapun tes gagal dilakukan jika tidak muncul garis sama sekali do C.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Secara teknis, peralatan uji covid-19 wajib divalidasi setiap tiga bulan. Tidak kalah penting adalah pembuangan limbahnya yang tidak bisa sembarangan.
Sebagaimana dikatakan oleh dr. R.A Adaninggar, dokter spesialis penyakit dalam, pada dasarnya semenjak ada peningkatan kasus covid-19, tes mandiri banyak digunakan di luar negeri.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara cepat kalau seseorang positif covid-19 bisa langsung melakukan isolasi.
"Kalau bisa seperti itu memang bagus-bagus saja. Tapi memang, kita harus lihat tidak semudah itu, melakukan tes mandiri. Karena banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan," tandas dr. Ning dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV.
Adapun yang harus dipertimbangkan menurut dr. Ning, yang pertama adalah teknik. Kalau tekniknya salah, sudah pasti hasilnya bisa tidak valid. Kedua, bagaimana mengartikan hasil dari tes tersebut.
Misal, hasilnya negatif. Tapi apakah benar orang itu tidak sedang sakit. Seperti yang kita tahu bahwa tiap alat memiliki tingkat akurasi masing-masing.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah, bagaimana menangani limbah medisnya. "Jadi ini kan isinya droplet orang yang sakit atau tidak, dan itu tetap limbah medis. Jadi, bagaimana ofang-orang di rumah itu cara membuangnya, lalu cara megolah limbah tersebut agar tidak menulari orang lain. Itu menjadi PR besar," tegas dr. Ning.
Sementara itu, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengakui kalau test yang dilakukan di rumah, sedang rapikan (aturannya).
"Kita enggak mau asal menjual barang-barang ini sehingga kasihan konsumennya. Tetapi kita sudah tes beberapa dan memang sudah layak digunakan, nanti diumumkan secara terbuka khusus dari Kemenkes,” jelasnya melalui Keterangan Pers Sekretariat Presiden, pada Senin, 21 Februari 2022 lalu.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS / National Health Service) Inggris pun telah memaparkan tata cara penggunaan alat tes covid-19.
.jpg)
(Adapun yang harus dipertimbangkan menurut dr. Ning, yang pertama adalah teknik. Kalau tekniknya salah, sudah pasti hasilnya bisa tidak valid. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Siapkan area pengujian
Kamu membutuhkan pengatur waktu seperti jam tangan atau jam, tisu, sebuah cermin, pembersih permukaan, pembersih tangan atau sabun dan akses ke air hangat. Kamu harus membaca panduan instruksi dengan seksama dan mencuci tangan.
Siapkan alat tes
Keluarkan strip tes dari kantong tertutup dan letakkan di atas permukaan datar yang bersih. Setelah dibuka, mulailah tes dalam waktu 30 menit dan tempatkan tabung di tabung ekstraksi. Tiup hidung dengan lembut ke dalam tisu dan buang tisu ke tempat sampah tertutup. Buka kemasan swab.
Ambil sampel swab
Jangan menyentuh lidah, gigi, pipi, gusi atau permukaan lainnya dengan kain ujung swab. Buka mulutmu lebar-lebar dan gosok ujung kain swab di atas kedua amandel.
Lakukan ini dengan kontak yang baik empat kali setiap sisi. Masukkan swab yang sama dengan lembut ke dalam satu lubang hidung berkisar 2,5 cm di atas hidung kamu. Usap dan buat 10 lingkaran dan jangan memasukkan swab lebih dalam jika terasa sakit parah.
Proses sampel swab
Transfer sampel ke dalam cairan dengan menekan ujung cairan di kain swab ke dalam ekstraksi tabung dengan diputar selama 15 detik. Pastikan kamu mengeluarkan semua cairan dari ujung kapas yang lembut.
Tekan tutupnya dengan kuat ke ekstraksi. Peras tabung ekstraksi untuk menempatkan dua tetes cairan ke dalam sumur spesimen (S) pada strip uji. Atur timer dan tunggu 30 menit sebelum membaca hasilnya.
Baca hasil
Jika hasilnya positif maka dua garis muncul. Satu garis berwarna di wilayah garis kontrol (C), dan lainnya berada di wilayah garis uji (T). Bahkan garis samar, menunjukkan tes positif. Jika hasil negatif maka satu garis berwarna muncul di C dan tidak ada garis di T. Adapun tes gagal dilakukan jika tidak muncul garis sama sekali do C.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)