FITNESS & HEALTH
Penyebab Mimpi Buruk dan Kapan Kamu Harus ke Dokter
Yatin Suleha
Kamis 25 April 2024 / 22:22
Jakarta: Mimpi buruk atau disebut juga sebagai nightmares atau parasomnia, merupakan kondisi yang umum dialami oleh hampir semua orang.
Akan tetapi, pada beberapa kasus mimpi buruk dapat menimbulkan gangguan, terutama apabila terlalu sering terjadi atau sampai menyebabkan gangguan tidur dan stres.
Penyebab mimpi buruk belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan mimpi buruk terkait dengan faktor genetik, psikologis, kelainan fisik, gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, serta gangguan pada otak.
.jpg)
(Mimpi buruk dapat menyebabkan orang yang mengalaminya merasa marah, takut, sedih, cemas, atau merasa bersalah. Perasaan ini bisa terus dialami meski orang yang bermimpi buruk sudah terbangun dari tidurnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Meskipun penyebabnya belum bisa dipastikan, ada beberapa kondisi yang diketahui dapat memicu munculnya mimpi buruk misalnya stres dan cemas. Misalnya akibat kegiatan di sekolah atau pekerjaan tidak berjalan lancar, sedih akibat kematian orang terdekat, atau takut jika ditinggal oleh seseorang.
Bisa juga karena trauma, seperti akibat cedera, kecelakaan, perundungan, dan pelecehan fisik atau seksual. Hal lainnya juga bisa karena gangguan tidur, seperti narkolepsi, susah tidur (insomnia), sleep apnea, dan sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome).
Menurut dr. Pittara melalui Alodokter, mimpi buruk yang terjadi sesekali tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, mimpi buruk yang sering terjadi, menimbulkan rasa tertekan, dan memengaruhi aktivitas sehari-hari, perlu ditangani.
Pengobatan mimpi buruk dilakukan dengan mengatasi penyebabnya. Jika mimpi buruk disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter akan meresepkan jenis obat lain sebagai pengganti.
Jika mimpi buruk disebabkan oleh gangguan mental atau gangguan tidur, metode pengobatannya bisa dari obat-obatan, psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, image rehearsal therapy, dan visual-kinesthetic dissociation, sampai teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga.
Menurut dr. Pittara, mimpi buruk yang terjadi sesekali merupakan hal yang normal sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, konsultasikan ke dokter jika mimpi buruk disertai ciri-ciri yang dapat dikategorikan sebagai gangguan, antara lain:
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Akan tetapi, pada beberapa kasus mimpi buruk dapat menimbulkan gangguan, terutama apabila terlalu sering terjadi atau sampai menyebabkan gangguan tidur dan stres.
Penyebab mimpi buruk belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan mimpi buruk terkait dengan faktor genetik, psikologis, kelainan fisik, gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, serta gangguan pada otak.
Penyebab datangnya mimpi buruk
.jpg)
(Mimpi buruk dapat menyebabkan orang yang mengalaminya merasa marah, takut, sedih, cemas, atau merasa bersalah. Perasaan ini bisa terus dialami meski orang yang bermimpi buruk sudah terbangun dari tidurnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Meskipun penyebabnya belum bisa dipastikan, ada beberapa kondisi yang diketahui dapat memicu munculnya mimpi buruk misalnya stres dan cemas. Misalnya akibat kegiatan di sekolah atau pekerjaan tidak berjalan lancar, sedih akibat kematian orang terdekat, atau takut jika ditinggal oleh seseorang.
Bisa juga karena trauma, seperti akibat cedera, kecelakaan, perundungan, dan pelecehan fisik atau seksual. Hal lainnya juga bisa karena gangguan tidur, seperti narkolepsi, susah tidur (insomnia), sleep apnea, dan sindrom kaki gelisah (restless leg syndrome).
Menurut dr. Pittara melalui Alodokter, mimpi buruk yang terjadi sesekali tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya, mimpi buruk yang sering terjadi, menimbulkan rasa tertekan, dan memengaruhi aktivitas sehari-hari, perlu ditangani.
Pengobatan mimpi buruk dilakukan dengan mengatasi penyebabnya. Jika mimpi buruk disebabkan oleh efek samping obat-obatan, dokter akan meresepkan jenis obat lain sebagai pengganti.
Jika mimpi buruk disebabkan oleh gangguan mental atau gangguan tidur, metode pengobatannya bisa dari obat-obatan, psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, image rehearsal therapy, dan visual-kinesthetic dissociation, sampai teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga.
Kapan harus ke dokter?
Menurut dr. Pittara, mimpi buruk yang terjadi sesekali merupakan hal yang normal sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Akan tetapi, konsultasikan ke dokter jika mimpi buruk disertai ciri-ciri yang dapat dikategorikan sebagai gangguan, antara lain:
- 1. Mimpi buruk sering terjadi
- 2. Menyebabkan kantuk, lelah, dan lesu di siang hari
- 3. Menyebabkan sulit konsentrasi dan mengingat
- 4. Menyebabkan penderita terus memikirkan mimpi buruk yang dialami
- 5. Menimbulkan rasa cemas dan takut saat hendak tidur
- 6. Menyebabkan gangguan perilaku, seperti takut pada ruangan gelap
- 7. Memengaruhi aktivitas sehari-hari, misalnya menyebabkan penurunan kualitas saat belajar atau bekerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)