FITNESS & HEALTH
Mpox Jadi Darurat Global, Begini Penyebab dan Cara Pencegahannya
Aulia Putriningtias
Selasa 20 Agustus 2024 / 16:09
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus konformasi Monkeypox (Mpox) terbaru di Indonesia. Per Sabtu, 17 Agustus 2024, terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.
Kasus-kasus ini tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
Mpox juga sebelumnya dikonfirmasi menjadi status darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini sejalan dengan menyebarnya jenis Mpox yang lebih mematikan ke banyak bagian Afrika.
Terdapat dua Clade Monkeypox virus, yakni Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dan Clade II berasal dari di Afrika Barat. Clade I dengan subclade 1a. Subclade 1a ini memiliki case fatality rate (CFR) lebih tinggi daripada clade lain dan ditularkan melalui beberapa mode transmisi. Subclade 1b ditularkan sebagian besar dari kontak seksual dengan CFR 11 persen.
Baca juga: Waspada! WHO Kembali Nyatakan Mpox Sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Global
Berbeda dengan Clade I, dengan subclade IIa dan IIb dengan CFR 3,6 persen. Clade II memiliki CFR rendah dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual pada saat wabah pada 2022.
Pengidap Mpox biasanya memiliki gejala yang masyarakat anggap mirip dengan cacar air. Padahal, ketika seseorang terjadi demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan terjadi ruam kulit, perlu segera ditindak.
Mpox disebabkan oleh virus Monkeypox. Virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Penularan virus Monkeypox dari hewan bisa terjadi akibat gigitan atau cakaran monyet, tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi.
Sementara itu, penyebaran virus mpox dari manusia bisa terjadi melalui percikan air liur maupun kontak langsung. Penularannya pun dengan luka di kulit, mulut, atau alat kelamin penderita.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan di Indonesia sendiri, salah satu penularan yang perlu diwaspadai adalah aktivitas seksual, termasuk LSL (lelaki seks lelaki).
"Orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti-ganti berisiko tinggi tertular Mpox. Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis,” ungkapnya dalam pernyataan melalui laman resmi Kemenkes.
Tentu kita tidak ingin tertular dari kasus cacar monyet ini. Salah satu yang efektif untuk mencegah cacar monyet adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi membantu menghentikan penyebarannya.
Namun, vaksinasi tidak bisa diberikan secara cuma-cuma. Ada beberapa kriteria di mana seseorang dapat menerima vaksin Mpox ini, dilansir dari Cleveland Clinic, antara lain:
- Telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mengidap Mpox.
- Seseorang yang pernah berhubungan seks denganmu dalam dua minggu terakhir telah didiagnosis menderita Mpox.
- Pernah berhubungan seks di suatu acara atau lokasi dimana Mpox sedang menyebar.
- Memiliki pasangan seks yang pernah mengalami salah satu situasi di atas.
Selain itu, ada juga pencegahan lainnya yang dapat kamu lakukan sebagai berikut, dilansir dalam Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, yaitu:
- Menghindari segala jenis kontak indari dengan bahan apapun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
- Pisahkan pasien yang terinfeksi cacar monyet dari orang lain yang mungkin berisiko tinggi untuk terinfeksi.
- Jangan lupa untuk rutin cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kasus-kasus ini tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi.
Mpox juga sebelumnya dikonfirmasi menjadi status darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini sejalan dengan menyebarnya jenis Mpox yang lebih mematikan ke banyak bagian Afrika.
Terdapat dua Clade Monkeypox virus, yakni Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dan Clade II berasal dari di Afrika Barat. Clade I dengan subclade 1a. Subclade 1a ini memiliki case fatality rate (CFR) lebih tinggi daripada clade lain dan ditularkan melalui beberapa mode transmisi. Subclade 1b ditularkan sebagian besar dari kontak seksual dengan CFR 11 persen.
Baca juga: Waspada! WHO Kembali Nyatakan Mpox Sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Global
Berbeda dengan Clade I, dengan subclade IIa dan IIb dengan CFR 3,6 persen. Clade II memiliki CFR rendah dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual pada saat wabah pada 2022.
Pengidap Mpox biasanya memiliki gejala yang masyarakat anggap mirip dengan cacar air. Padahal, ketika seseorang terjadi demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan terjadi ruam kulit, perlu segera ditindak.
Penyebab Mpox atau cacar monyet terjadi
Mpox disebabkan oleh virus Monkeypox. Virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia dan dari manusia ke manusia. Penularan virus Monkeypox dari hewan bisa terjadi akibat gigitan atau cakaran monyet, tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi.
Sementara itu, penyebaran virus mpox dari manusia bisa terjadi melalui percikan air liur maupun kontak langsung. Penularannya pun dengan luka di kulit, mulut, atau alat kelamin penderita.
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan di Indonesia sendiri, salah satu penularan yang perlu diwaspadai adalah aktivitas seksual, termasuk LSL (lelaki seks lelaki).
"Orang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan dan berganti-ganti berisiko tinggi tertular Mpox. Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis,” ungkapnya dalam pernyataan melalui laman resmi Kemenkes.
Cara mencegah penularan Mpox
Tentu kita tidak ingin tertular dari kasus cacar monyet ini. Salah satu yang efektif untuk mencegah cacar monyet adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi membantu menghentikan penyebarannya.
Namun, vaksinasi tidak bisa diberikan secara cuma-cuma. Ada beberapa kriteria di mana seseorang dapat menerima vaksin Mpox ini, dilansir dari Cleveland Clinic, antara lain:
- Telah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang mengidap Mpox.
- Seseorang yang pernah berhubungan seks denganmu dalam dua minggu terakhir telah didiagnosis menderita Mpox.
- Pernah berhubungan seks di suatu acara atau lokasi dimana Mpox sedang menyebar.
- Memiliki pasangan seks yang pernah mengalami salah satu situasi di atas.
Selain itu, ada juga pencegahan lainnya yang dapat kamu lakukan sebagai berikut, dilansir dalam Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, yaitu:
- Menghindari segala jenis kontak indari dengan bahan apapun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
- Pisahkan pasien yang terinfeksi cacar monyet dari orang lain yang mungkin berisiko tinggi untuk terinfeksi.
- Jangan lupa untuk rutin cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)