FITNESS & HEALTH

Mengenal Neuropati Periferal, Kerusakan Saraf yang Jarang Disadari Pasien Diabetes

Yuni Yuli Yanti
Kamis 28 November 2024 / 07:00
Jakarta: Data dari International Diabetes Federation (IDF) mencatat Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak ke-5 di dunia dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045. Artinya, hampir 20 juta orang hidup dengan diabetes di Indonesia. 

Fakta lainnya mengungkapkan bahwa 1 dari 2 penderita diabetes dan 1 dari 10 pra-diabetes mengalami Neuropati Periferal (PN) dan diperkirakan 8 dari 10 pasien tetap tidak terdiagnosis. 

Perlu diketahui, Neuropati Periferal merupakan salah satu penyakit paling umum pada sistem saraf perifer yang mengendalikan fungsi tubuh, mulai dari sensasi di tangan hingga gerakan otot. 

Gejala yang sering muncul meliputi mati rasa, kesemutan, rasa seperti ditusuk, hingga nyeri terbakar, terutama pada kaki dan tangan.

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyebab utama Neuropati Periferal (PN), dengan prevalensi yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penderita diabetes. 

Menurut Dr. Rizaldy Pinzon, Spesialis Saraf di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, banyak orang yang terkena penyakit ini tidak menyadari bahwa gejalanya disebabkan oleh Neuropati Periferal, karena penyakit ini sering berkembang secara perlahan. 

"Dimulai dengan gejala ringan yang hampir tidak terlihat dalam jangka waktu yang lama. Namun, pada titik tertentu, gejalanya menjadi lebih parah, mengganggu, dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan pasien. Tiba-tiba, pasien mulai kehilangan mobilitas, kesulitan menaiki tangga atau mengemudi, kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mengalami kesulitan tidur, bahkan cedera pada kaki yang tidak mereka sadari. Semua ini disebabkan oleh kerusakan saraf yang semakin parah," ujar Dr. Rizaldy dalam P&G Health Media Roundtable - World Diabetes Day 2024, Rabu (27/1/2024). 


(Gejala PN yang sering muncul meliputi mati rasa, kesemutan, rasa seperti ditusuk, hingga nyeri terbakar, terutama pada kaki dan tangan. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Siapa yang berisiko?

Kekurangan vitamin B dan penggunaan banyak obat (polimedikasi) merupakan faktor risiko tinggi lainnya selain diabetes, yang dapat menyebabkan kerusakan saraf perifer. 

Orang yang berisiko tinggi mengalami Neuropati Periferal antara lain pasien diabetes, orang obesitas, pasien kemoterapi atau pasca operasi, lansia, peminum alkohol berat, orang dengan kekurangan gizi, serta perokok. 

Namun, penyakit ini juga dapat memengaruhi individu yang lebih muda dan tampaknya sehat tanpa alasan yang jelas.
 

Pentingnya diagnosis dini

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Francis Pasaporte, Konsultan Diabetologi di Rumah Sakit Provinsi Iloilo dan Mantan Presiden Diabetes Filipina, menyebutkan beberapa hambatan dalam penanganan PN di masyarakat adalah kurangnya kesadaran tentang PN, tidak menyadari tanda-tanda awal, tidak segera berkonsultasi dengan dokter, dan kesulitan dalam menggambarkan gejalanya. 

"Di sisi lain, para dokter sering menghadapi tantangan dengan klinik yang padat dan waktu yang terbatas, serta kurangnya kesadaran dan rutinitas dalam mendiagnosis PN," ujarnya. 

Oleh sebab itu, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan cara efektif untuk mencegah perkembangan DPN (Diabetic Peripheral Neuropathy) atau kekambuhan gejala.


(Ki-ka: Dr. Francis Pasaporte, Dr. Bien Matawaran, Dr. Rizaldy Pinzon, and P&G Singapore Regional Medical & Technical Affairs Lead for Nerve Care, AMA & Greater China Dr. Li Yan dalam acara P&G Health Asia Pacific Media Roundtable di Manila, Philippines, Rabu (27/11/2024). Foto: Dok. Istimewa)

Aditya Gupta, Senior Marketing Director – Asia Pasifik, P&G Health, mengatakan untuk memenuhi kebutuhan alat sederhana yang dapat memfasilitasi diagnosis dini, P&G Health telah meluncurkan Neurometer Pro Baru, yaitu kuesioner skrining mandiri digital untuk pasien yang terdiri dari lima pertanyaan guna menilai risiko kerusakan saraf pada pasien. 

"Dibuat oleh para ahli PN dari 10 negara dan berbagai bidang spesialisasi, Neurometer Pro Baru ini dapat menghemat waktu skrining dokter dan memberdayakan pasien untuk bertindak lebih awal untuk menghindari komplikasi jangka panjang dari PN. Alat ini tersedia secara gratis untuk digunakan oleh masyarakat di Filipina, Indonesia, dan Malaysia untuk membantu diagnosis tepat waktu PN dan meningkatkan perawatan pasien. Akses Neurometer Pro Baru disini," pungkas Aditya Gupta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH