FITNESS & HEALTH

Tingginya Angka Obesitas Mendorong Hadirnya Personalisasi Diet

Aulia Putriningtias
Sabtu 19 Oktober 2024 / 17:10
Jakarta: Indonesia sedang disoroti tingginya angka obesitas. Menurut survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada 2023 ada 23,4 persen penduduk dewasa di Indonesia (usia >18 tahun) yang mengalami obesitas.

Berdasarkan usia, perempuan usia 40-44 banyak mengalami obesitas. Angkanya pun mencapai 41,7 persen di tahun 2023. Selain itu, terbanyak kedua ada di perempuan usia 45-49 tahun yang mencapai 41,1 persen.

Persentase obesitas yang terendah berada di usia 19 tahun dengan angka 9,8 persen dan selebihnya pada usia 20-40 an rata-rata mengalami obesitas dengan persentase angka sebesar 16-38 persen.

Baca juga: Penyebab Penderita Obesitas Lebih Sering Ngorok

Menurut dr. Ketut Alit Pinidha Savitri, Sp. DVE selaku spesialis dari klinik Ramping, obesitas dapat terjadi dikarenakan gaya hidup yang tidak beraturan. Mulai dari soal asupan, olahraga, hingga aktivitas.

"Obesitas itu terjadi karena kurangnya aktivitas, dihadapkan dengan makanan yang tidak sehat, belum lagi tidak berolahraga," ungkapnya kepada tim Medcom.id, Kamis, 17 Oktober 2024.

Obesitas sendiri dapat terjadi di segala usia. Bahkan, di Indonesia sendiri sudah banyak anak di bawah 17 tahun mengalami obesitas. Sebab itulah klinik personalisasi diet mulai berdatangan untuk menjadi jawaban masyarakat yang ingin menurunkan berat badan.

Menurut dr. Ketut, penurunan berat badan bukan hanya dilihat dari berat tubuh saja. Ada alasan mengapa seseorang mengalami obesitas. Pun, yang sudah berbadan ideal, ada yang mengalami kekurang dalam berbagai sisi.

"Ada seseorang yang berlebihan berat badan dikarenakan persoalan massa air, atau massa ototnya yang kurang pada orang-orang berbadan ideal. Jadilah sebenarnya sebaiknya dikonsultasikan," jelas dr. Ketut.

Personalized Slimming Program pun juga mulai meningkat karena daya keinginan masyarakat tinggi. Menurut dr. Ketut, program ini diminati siapa saja, bahkan di bawah umur yang mengalami obesitas memiliki ketertarikan mengikuti hal ini.

"Tren ini sudah sejak lama sebenarnya. Namun, karena Indonesia banyak sekali yang mengalami obesitas, program personalisasi slimming ini banyak diminati," imbuhnya.


dr. Ketut Alit Pinidha Savitri, Sp. DVE selaku spesialis dari klinik Ramping danFelicia Vivi selaku pemilik klinik. Dok. Aulia/Medcom

Salah satunya klinik Ramping, yang menyediakan Personalized Slimming Program. Tak hanya mencakup soal pola makan dan rencana olahraga, tetapi keseluruhan dipersonalisasi untuk aktivitas sehari-hari.

"Semuanya dirancang khusus untuk memastikan hasil optimal yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap klien," jelas dr. Ketut.

Menggunakan pengambilan sampel DNA, yang mana data genetik akan membantu tim profesional untuk memahami bagaimana metabolisme seseorang. Ini mencakup bagaimana metabolisme makanan, respons olahraga, dan risiko potensial penambahan berat badan.

Felicia Vivi selaku pemilik klinik mengatakan pada personalisasi diet ini juga menggabungkan tekonologi terbaru dalam body contouring dengan pendekatan komprehensif yang mencakup nutrisi, kebugaran, dan perawatan tubuh. Pula, menghadirkan hasil yang lebih optimal dan menyeluruh.

"Kami percaya bahwa setiap tubuh itu unik, dan karena itu, pendekatan personal yang kami tawarkan bisa memberikan hasil yang jauh lebih efektif dan tahan lama," pungkas Felicia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH