Jakarta: Rematik adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan menyerang sendi, otot tendon, ligamen, tulang, dan otot sendi lainnya. Penyakit ini kerap disebut penyakit orang tua karena lebih rentan dialami oleh orang berusia 40 tahun ke atas.
Sebenarnya, banyak faktor pendukung lain yang membuat seseorang bisa terkena rematik. Pria yang mengidap asam urat dan penderita obesitas dinilai lebih rentan mengalami rematik. Selain itu, perokok serta orang yang suka mengonsumsi makanan tinggi purin juga lebih besar kemungkinannya terkana rematik.
Yuk, mulai kenali penyebab, gejala, dan jenis-jenis penyakit rematik melalui artikel ini!
Alhasil, sinovium yang kemudian meradang itu akan merusak tulang rawan dan tulang di sekitar sendi. Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi pun menjadi lemah dan merenggang. Kelamaan, sendi akan mengalami perubahan posisi dari yang seharusnya.
Di awal, penyakit rematik menyerang sendi-sendi kecil seperti pada jari-jari tangan maupun kaki. Seiring berjalannya waktu, rematik akan memengaruhi sendi-sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, siku, dan pinggul.
Pada beberapa kasus, bukan hal mustahil jika gejala lain muncul pada area selain sendi. Misalnya, ruam dan luka pada kulit, radang dan infeksi pada mata, kesulitan menarik napas dalam-dalam, serta nyeri di leher, tulang belakang, atau punggung.
Pengidap rematik juga mudah merasa lelah, lesu, dan lemas. Mereka kerap mengalami demam tanpa ada penyebabnya. Berat badan penderita penyakit ini pun mengalami penurunan. Gejalanya beragam tergantung tingkat keparahannya.
Sementara gejala yang dialami pengidap osteoartritis adalah nyeri dan kaku sendi.
Rematoid Artritis
Rematoid artritis (RA) adalah kelompok penyakit autoimun yang tergolong dengan faktor genetik. Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada sendi kecil yang bersifat simetris di mana sistem kekebalan malah menyerang persendian.
Gejalanya antara lain nyeri dan kaku sendi jari-jari tangan, pergelangan, siku, dan bahu yang berlangsung lebih dari 1 jam disertai bengkak. Kondisi ini dapat menyebabkan degenerasi sendi.
Orang dengan RA dapat kehilangan fungsi sendi hingga mengalami kelainan bentuk pada sendi yang terserang. Sedangkan untuk mengurangi kerusakan sendi, penyakit ini membutuhkan pengobatan sepanjang hidup.
Lupus lebih banyak menyerang wanita, baik bayi sampai dewasa. Genetik dan lingkungan menjadi sejumlah faktor yang memicu terjadinya lupus.
Penderita scleroderma cenderung mengalami gerakan terbatas karena pengencangan dan pengerasan kulit. Adapun beberapa kriteria tertentu untuk diagnosis ini, yakni:
Spondiloartropati
Penyakit ini mengakibatkan tulang belakang menjadi kaku dan membungkuk sehingga penderita kesulitan menggerakan badan. Namun, spondiloartropati juga bisa mengenai sendi-sendi perifer, tendon, organ jantung, paru dan mata.
Asam urat juga dapat mengendap di ginjal dan kulit. Jika tidak segera melakukan pengobatan, kondisi ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan kecacatan.
Namun kondisi ini juga dapat memengaruhi sendi, kulit, dan saraf. Orang yang mengalami sindrom sjogren mungkin merasakan nyeri pada persendian atau otot, kulit kering, ruam, dan neuropati.
Nah, jika sobat Medcom mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, segera periksa ke dokter, ya!
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)
Sebenarnya, banyak faktor pendukung lain yang membuat seseorang bisa terkena rematik. Pria yang mengidap asam urat dan penderita obesitas dinilai lebih rentan mengalami rematik. Selain itu, perokok serta orang yang suka mengonsumsi makanan tinggi purin juga lebih besar kemungkinannya terkana rematik.
Yuk, mulai kenali penyebab, gejala, dan jenis-jenis penyakit rematik melalui artikel ini!
Penyebab Rematik
Mengingat rematik merupakan gangguan autoimun, penyakit ini terkadang tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Sistem imun pengidapnya menyerang sinovium atau sebuah membran yang melapisi sendi-sendi dalam tubuh.Alhasil, sinovium yang kemudian meradang itu akan merusak tulang rawan dan tulang di sekitar sendi. Tendon dan ligamen yang berada di sekitar sendi pun menjadi lemah dan merenggang. Kelamaan, sendi akan mengalami perubahan posisi dari yang seharusnya.
Baca: Kaitan Penyakit Rematik dengan Kondisi Pasca Infeksi Covid-19 |
Gejala Rematik
Rematik umumnya memiliki lebih dari satu gejala, seperti bengkak dan radang pada persendian. Sendi juga seringkali terasa kaku. Kondisi tersebut akan memburuk pada pagi hari dan setelah lama diistirahatkan.Di awal, penyakit rematik menyerang sendi-sendi kecil seperti pada jari-jari tangan maupun kaki. Seiring berjalannya waktu, rematik akan memengaruhi sendi-sendi yang lebih besar seperti pergelangan tangan, pergelangan kaki, siku, dan pinggul.
Pada beberapa kasus, bukan hal mustahil jika gejala lain muncul pada area selain sendi. Misalnya, ruam dan luka pada kulit, radang dan infeksi pada mata, kesulitan menarik napas dalam-dalam, serta nyeri di leher, tulang belakang, atau punggung.
Pengidap rematik juga mudah merasa lelah, lesu, dan lemas. Mereka kerap mengalami demam tanpa ada penyebabnya. Berat badan penderita penyakit ini pun mengalami penurunan. Gejalanya beragam tergantung tingkat keparahannya.
Jenis-Jenis Rematik
Ada beberapa 7 jenis penyakit rematik yang paling banyak dialami oleh masyarakat, yaitu:Osteoartritis
Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan sendi menipis. Osteoartritis mengenai sendi penyangga tubuh, seperti lutut, pinggul, tulang belakang, jari-jari tangan dan kaki. Biasanya kondisi ini dialami oleh orang tua yang berusia di atas 40 tahun.Sementara gejala yang dialami pengidap osteoartritis adalah nyeri dan kaku sendi.
Rematoid Artritis
Rematoid artritis (RA) adalah kelompok penyakit autoimun yang tergolong dengan faktor genetik. Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada sendi kecil yang bersifat simetris di mana sistem kekebalan malah menyerang persendian.
Gejalanya antara lain nyeri dan kaku sendi jari-jari tangan, pergelangan, siku, dan bahu yang berlangsung lebih dari 1 jam disertai bengkak. Kondisi ini dapat menyebabkan degenerasi sendi.
Orang dengan RA dapat kehilangan fungsi sendi hingga mengalami kelainan bentuk pada sendi yang terserang. Sedangkan untuk mengurangi kerusakan sendi, penyakit ini membutuhkan pengobatan sepanjang hidup.
Lupus
Lupus terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ Anda sendiri. Hal ini menyebabkan kerusakan pada sendi hingga organ penting, seperti ginjal, otak, paru, dan jantung.Lupus lebih banyak menyerang wanita, baik bayi sampai dewasa. Genetik dan lingkungan menjadi sejumlah faktor yang memicu terjadinya lupus.
Scleroderma
Scleroderma terjadi karena pengerasan jaringan kulit, pembuluh darah, dan sendi akibat pembentukan kolagen yang berlebihan. Kondisi ini juga bisa mengenai organ dalam tubuh, seperti saluran cerna, jantung, paru, dan ginjal.Penderita scleroderma cenderung mengalami gerakan terbatas karena pengencangan dan pengerasan kulit. Adapun beberapa kriteria tertentu untuk diagnosis ini, yakni:
Spondiloartropati
Penyakit ini mengakibatkan tulang belakang menjadi kaku dan membungkuk sehingga penderita kesulitan menggerakan badan. Namun, spondiloartropati juga bisa mengenai sendi-sendi perifer, tendon, organ jantung, paru dan mata.
Encok
Encok atau Gout Artritis terjadi karena penumpukan asam urat pada sendi. Kondisi yang lebih banyak terjadi pada laki-laki ini ditandai dengan akumulasi kristal urat di sendi. Biasanya sendi besar jempol kaki menyebabkan pembengkakan dan nyeri.Asam urat juga dapat mengendap di ginjal dan kulit. Jika tidak segera melakukan pengobatan, kondisi ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan kecacatan.
Sindrom Sjogren
Gejala utama sindrom sjogren adalah mulut kering dan mata kering. Hal ini karena sindrom sjorgen merupakan kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air liur dan air mata.Namun kondisi ini juga dapat memengaruhi sendi, kulit, dan saraf. Orang yang mengalami sindrom sjogren mungkin merasakan nyeri pada persendian atau otot, kulit kering, ruam, dan neuropati.
Nah, jika sobat Medcom mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, segera periksa ke dokter, ya!
(Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)