FITNESS & HEALTH

Kenali Tanda-tanda Lupus yang Perlu Kamu Curigai

A. Firdaus
Jumat 13 Desember 2024 / 10:15
Jakarta: Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang menyerang jaringan tubuh sehat secara tidak sengaja, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan organ. Penyakit ini termasuk dalam kelompok Penyakit Tidak Menular (PTM).

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI mengatakan, ada gejala tertentu yang patut dicurigai sebagai lupus yang bisa sebagai acuan untuk langsung memeriksakan ke dokter.

“Gejala awal yang perlu diwaspadai adalah gejala demam, fatigue, penurunan berat badan, sakit-sakit otot sendi, gangguan kulit atau mukosa itu adalah selaput lendir, ada persendian,” kata Heru dalam webinar bersama RS Medistra mengenai lupus melansir Antara.

Dr. Heru mengatakan, setiap orang bisa mengalami gejala berbeda-beda dan tidak ada kombinasi gejala tertentu yang menjadi penanda lupus. Gejala lupus juga bisa melibatkan organ-organ lain seperti paru, darah, hati dan limpa.

Selain itu, lupus perlu dicurigai terutama pada wanita muda dengan keterlibatan gejala dua atau lebih organ, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya serta adanya riwayat lupus dalam keluarga.

"Kelelahan berlebihan atau fatigue menurut survei di luar negeri menjadi penyebab lupus sebesar 50 persen atau lebih. Penderita lupus juga akan mengalami penurunan berat badan dan yang juga paling sering ditemui adalah gejala kulit yang khas atau disebut butterfly rash," ungkap Dr. Heru.

Baca juga: Fakta tentang Penyakit Lupus, Salah Satunya Bikin Rambut Menipis

“Gejala kulit utamanya adalah yang disebut butterfly rash atau kemerahan di sekitar pipi dan hidung berbentuk kupu-kupu. Sensitif terhadap cahaya matahari, ada sariawan, kebotakan kadang-kadang, ujung-ujung kuku pucat atau kebiruan, ada bercak perdarahan, juga bisa gatal-gatal,” katanya.
 

Penanganan Lupus


Jika ada kecurigaan gejala lupus pada tubuh terutama jika terjadi pada wanita, Dr. Heru menyarankan segera dilakukan tindak lanjut. Tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis lupus, namun dokter akan mendapatkan diagnosa melalui kombinasi pemeriksaan tanda fisik, tes darah, kencing dan riwayat medis pasien.

Pemeriksaan darah bisa dilakukan dengan memeriksa ANA (Anti-Nuclear Antibody) untuk mendeteksi auto-antibodi terhadap organ tubuh. Ini ditujukan terhadap cell protein di dalam antibody karena menyerang tubuhnya sendiri dan menyerang organ-organ yang menyebabkan inflamasi serta kerusakan.

Namun pemeriksaan ANA ini tidak serta merta seorang pasien pasti menderita lupus karena ANA yang positif bisa ditemukan pada penyakit auto imun lain. Hasil ANA oleh dokter akan diinterpretasikan berdasarkan riwayat klinis jika ada gejala sugestif lupus seperti kemerahan butterfly rash, sakit sendi, kebotakan, atau keguguran berulang.

“Dapat dikatakan kalau lupus sedang aktif, 95 persen itu biasanya positif ANA-nya. Tetapi, patut diingat ANA positif tidak secara otomatis berarti ter-diagnose. Karena hanya 11-35 persen orang dengan ANA positif menderita lupus. ANA positif bisa ditemukan pada penyakit autoimun yang lain. Dan bahkan 15 persen orang sehat pun bisa memiliki ANA positif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH