FITNESS & HEALTH
Intoleransi Fruktosa: Penjelasan dan Cara Mengobatinya
Aulia Putriningtias
Senin 08 Juli 2024 / 16:35
Jakarta: Apakah Sobat Medcom pernah mengalami kembung setelah mengonsumsi sesuatu? Intoleransi fruktosa dapat menyebabkan ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Meskipun bukan alergi parah, intoleransi fruktosa dapat menyebabkan kembung, gas, diare, dan masalah pencernaan lainnya. Hal ini memerlukan beberapa penyesuaian pola makan.
Intoleransi fruktosa terjadi ketika tubuh kesulitan memecah atau menyerap fruktosa. Nutrisi ini merupakan sejenis gula yang ditemukan dalam buah-buahan, sayur-sayuran, dan pemanis buatan.
Menurut ahli gizi Abhilasha V dalam Healthshots, fruktosa yang tidak terserap ini mencapai usus besar tempat bakteri usus memfermentasinya. Ini menyebabkan kembung, gas, dan masalah pencernaan lainnya.
Intoleransi fruktosa memiliki dua jenis, yaitu secara genetik atau disebut dengan intoleransi fruktosa herediter (HFI) dan juga non genetik atau Malabsorpsi fruktosa.

(Gejala intoleransi fruktosa dapat bervariasi tingkat keparahannya, salah satunya sakit kepala. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Malansorpsi fruktosa ini disebabkan faktor-faktor non genetik. Hal ini seperti infeksi saluran pencernaan, faktor makanan, masalah pencernaan, pertumbuhan bakteri usus halus berlebihan, dan lainnya.
Gejala intoleransi fruktosa dapat bervariasi tingkat keparahannya, tergantung pada jumlah fruktosa yang dikonsumsi dan tingkat intoleransi masing-masing individu.
Adapun gejala yang biasanya dirasakan, yakni:
Penanganan intoleransi fruktosa melibatkan penanganan kondisi tersebut melalui perubahan pola makan dan terkadang intervensi medis. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala dan mempertahankan pola makan seimbang.
Jadi, inilah yang bisa kamu lakukan untuk menangani intoleransi fruktosa yang kamu alami:
Pengobatan yang paling efektif adalah dengan menerapkan diet rendah fruktosa. Diet ini melibatkan menghindari makanan dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, pemanis, dan makanan olahan tertentu.
Ganti makanan yang mengandung fruktosa tinggi dengan alternatif yang mengandung fruktosa rendah. Misalnya, pilih buah beri daripada apel atau pir dan gunakan glukosa atau dekstrosa sebagai pemanis.
Suplemen enzim yang dijual bebas, seperti xilosa isomerase, dapat membantu beberapa orang memecah fruktosa lebih efektif, mengurangi gejala bila dikonsumsi bersama makanan. Namun ada baiknya konsul terlebih dahulu dengan dokter kamu ya.
Setelah gejala membaik, beberapa orang dapat kembali mengonsumsi fruktosa dalam jumlah kecil secara bertahap untuk mengetahui tingkat toleransi mereka. Hal ini harus dilakukan di bawah bimbingan profesional kesehatan.
Berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar dapat membantu menciptakan diet seimbang dan cukup gizi yang menghindari fruktosa sambil memastikan semua nutrisi penting dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Meskipun bukan alergi parah, intoleransi fruktosa dapat menyebabkan kembung, gas, diare, dan masalah pencernaan lainnya. Hal ini memerlukan beberapa penyesuaian pola makan.
Apa itu intoleransi fruktosa?
Intoleransi fruktosa terjadi ketika tubuh kesulitan memecah atau menyerap fruktosa. Nutrisi ini merupakan sejenis gula yang ditemukan dalam buah-buahan, sayur-sayuran, dan pemanis buatan.
Menurut ahli gizi Abhilasha V dalam Healthshots, fruktosa yang tidak terserap ini mencapai usus besar tempat bakteri usus memfermentasinya. Ini menyebabkan kembung, gas, dan masalah pencernaan lainnya.
Apa saja jenis intoleransi fruktosa?
Intoleransi fruktosa memiliki dua jenis, yaitu secara genetik atau disebut dengan intoleransi fruktosa herediter (HFI) dan juga non genetik atau Malabsorpsi fruktosa.

(Gejala intoleransi fruktosa dapat bervariasi tingkat keparahannya, salah satunya sakit kepala. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Malansorpsi fruktosa ini disebabkan faktor-faktor non genetik. Hal ini seperti infeksi saluran pencernaan, faktor makanan, masalah pencernaan, pertumbuhan bakteri usus halus berlebihan, dan lainnya.
Gejala intoleransi fruktosa
Gejala intoleransi fruktosa dapat bervariasi tingkat keparahannya, tergantung pada jumlah fruktosa yang dikonsumsi dan tingkat intoleransi masing-masing individu.
Adapun gejala yang biasanya dirasakan, yakni:
- - Kembung
- - Sering mengeluarkan gas
- - Diare
- - Sakit perut atau kram
- - Mual
- - Kelelahan
- - Sakit kepala
Bagaimana cara mengobati intoleransi fruktosa?
Penanganan intoleransi fruktosa melibatkan penanganan kondisi tersebut melalui perubahan pola makan dan terkadang intervensi medis. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala dan mempertahankan pola makan seimbang.
Jadi, inilah yang bisa kamu lakukan untuk menangani intoleransi fruktosa yang kamu alami:
1. Makan makanan rendah fruktosa
Pengobatan yang paling efektif adalah dengan menerapkan diet rendah fruktosa. Diet ini melibatkan menghindari makanan dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, pemanis, dan makanan olahan tertentu.
2. Temukan makanan pengganti
Ganti makanan yang mengandung fruktosa tinggi dengan alternatif yang mengandung fruktosa rendah. Misalnya, pilih buah beri daripada apel atau pir dan gunakan glukosa atau dekstrosa sebagai pemanis.
3. Obat-obatan
Suplemen enzim yang dijual bebas, seperti xilosa isomerase, dapat membantu beberapa orang memecah fruktosa lebih efektif, mengurangi gejala bila dikonsumsi bersama makanan. Namun ada baiknya konsul terlebih dahulu dengan dokter kamu ya.
4. Perkenalan secara perlahan terhadap fruktosa
Setelah gejala membaik, beberapa orang dapat kembali mengonsumsi fruktosa dalam jumlah kecil secara bertahap untuk mengetahui tingkat toleransi mereka. Hal ini harus dilakukan di bawah bimbingan profesional kesehatan.
5. Diet yang dipersonalisasi
Berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar dapat membantu menciptakan diet seimbang dan cukup gizi yang menghindari fruktosa sambil memastikan semua nutrisi penting dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)