FITNESS & HEALTH

Rilis EducAIR dan Kampanye 'Peduli Paru OK', Langkah untuk Cegah Datangnya PPOK

Medcom
Selasa 30 Mei 2023 / 12:05
Jakarta: GlaxoSmithKline atau GSK Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) melakukan kerja sama terkait kampanye "Peduli Paru OK", Senin, 29 Mei 2023 di Jakarta.

Selain kampanye, peresmian digital platform EducAIR juga dilakukan. Kemenkes, PDPI, juga GSK berkomitmen untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat dan untuk melengkapi kompetensi tenaga kesehatan, dengan menggunakan platform pendidikan kesehatan paru berbasis digital.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit yang sering ditemukan pada orang berusia di atas 40 tahun. Penyakit ini ditandai dengan keadaan peradangan jangka panjang yang menyebabkan terjadinya obstruksi aliran udara di paru. 

PPOK saat ini menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dengan beban ekonomi dan sosial yang substansial dan semakin meningkat. 

Hal-hal seperti edukasi masyarakat akan risiko PPOK, inovasi dalam deteksi dini PPOK, dan pengoptimalan tatalaksana PPOK menjadi semakin penting untuk mengatasi kasus PPOK.


(Data dari Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK PDPI Edisi 2016 menyebutkan bahwa prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 5.6 persen, atau sekitar 8,5 juta jiwa. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi PPOK mencapai 3,7 persen,7 sedangkan data dari Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK PDPI Edisi 2016 menyebutkan bahwa prevalensi PPOK di Indonesia mencapai 5.6 persen, atau sekitar 8,5 juta jiwa.

Inisiatif Global untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (GOLD) 2023 memperkirakan angka prevalensi PPOK hingga 2060 akan terus meningkat, sebab peningkatan jumlah orang yang merokok. 

Selain pengaruhnya pada kesehatan, PPOK juga mempunyai dampak signifikan terhadap ekonomi, baik akibat biaya perawatan atau karena hilangnya produktivitas pasien yang mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.

"Kami mengapresiasi inisiatif pihak GSK dan PDPI dalam mendukung cita-cita pemerintah memperkuat edukasi kesehatan di masyarakat dan nakes, sehingga penguatan ekosistem kesehatan bisa segera terwujud," kata dr. Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Kemenkes.

Dr. Triya Damayanti, Sp.P(K), Ph.D selaku Perwakilan Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan edukasi terkait PPOK ini sangat penting. 

Karena tantatangan masyarakat yang belum banyak mengetahui, ditambah enggan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika terjadi gejala PPOK.

“Harapannya, kerja sama lintas stakeholder mampu bersama-sama menciptakan ekosistem penatalaksanaan PPOK yang lebih baik, melalui perluasan akses informasi dan edukasi, pendekatan diagnosis yang lebih tepat, dan pengobatan yang lebih optimal," kata dr. Triya.

Dr. Calvin Kwan selaku Country Medical Director GSK Indonesia menjelaskan kanal EducAIR adalah kanal e-learning atau continuous medical education (CME) berbasis digital yang telah dimulai sejak September 2021. Ini ditujukan kepada dokter umum dan dokter paru untuk melengkapi pemahaman seputar penyakit asma dan PPOK.

“Peduli Paru OK merupakan upaya meningkatkan literasi tentang PPOK, agar awam dapat mencari pertolongan lebih dini apabila mengalami gejala PPOK. Harapannya, kecemasan pasien dan angka perburukan PPOK dapat berkurang," pungkas dr. Calvin.



Aulia Putriningtias 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH