FITNESS & HEALTH
Mengapa Kanker Ovarium Jarang Ditemukan pada Stadium Dini?
Raka Lestari
Sabtu 15 Januari 2022 / 14:15
Jakarta: Salah satu kanker yang sering dianggap sebagai silent killer adalah kanker ovarium. Ovarium sendiri merupakan sepasang orang pada sistem reproduksi perempuan yang salah satu fungsinya sebagai tempat pematangan sel telur. Ovarium terletak di pelvis-rongga bagian bawah perut.
“Kanker ovarium itu terbagi menjadi stadium. Ada stadium 1, stadium 2, stadium 3, stadium 4. Tetapi sayangnya sebagian besar kanker ovarium itu terdeteksi pada saat bukan stadium dini lagi,” ujar Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), dalam Konferensi Pers Kampanye 10 Jari.
Jadi yang terdiagnosis sebagian besar pada stadium 3 dan 4. Kasus ini bukan di Indonesia saja, di negara maju selalu seperti itu. Sebab prosesnya dari normal sampai menjadi kanker tidak melalui tahap-tahap sejelas pada kanker serviks,” jelas Dr. Brahmana.
“Karena tidak ada keluhan apa-apa, haid-nya normal-normal saja, indung telurnya juga masih bisa berfungsi. Biasanya pasien datang itu perutnya sudah membeesar, atau mungkin misalnya sesak karena ada cairan di paru-paru, atau gangguan buang air besar karena ada penyebaran di usus,” jelas Dr. Brahmana.
Dan memang, salah satu hal yang menjadi tantangan pada kanker ovarium adalah deteksi dini. Yang menjadi tantangannya adalah deteksi, karena tidak ada keluhan dan lain-lain. Berbeda dari kanker serviks, untuk penyakit ini bisa melakukan pap smear dan pada kanker serviks perubahannya tahap demi tahap.
“Kanker ovarium ini, perubahan dari normal menjadi kanker tahapannya tidak jelas. Berapa lama, tiap orang berbeda-beda. Ada yang beberapa bulan, ada yang beberapa tahun. Dan pada stadium dini yaitu ketika baru 1-2 cm tidak ada gejala apa-apa karena haid juga normal,” tutur Dr. Brahmana.
Menurut Dr. Brahmana sebanyak 90 persen kasus kanker ovarium, terdeteksi secara kebetulan. Artinya, jika kebetulan pas periksa terdeteksi ada tumor di indung telurnya dan masih dini, maka harapan hidupnya besar sekali.
"Kalau masih stadium 1 maka angka harapan hidupnya bisa lebih dari 90 persen,” tutup Dr. Brahmana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“Kanker ovarium itu terbagi menjadi stadium. Ada stadium 1, stadium 2, stadium 3, stadium 4. Tetapi sayangnya sebagian besar kanker ovarium itu terdeteksi pada saat bukan stadium dini lagi,” ujar Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), dalam Konferensi Pers Kampanye 10 Jari.
Jadi yang terdiagnosis sebagian besar pada stadium 3 dan 4. Kasus ini bukan di Indonesia saja, di negara maju selalu seperti itu. Sebab prosesnya dari normal sampai menjadi kanker tidak melalui tahap-tahap sejelas pada kanker serviks,” jelas Dr. Brahmana.
“Karena tidak ada keluhan apa-apa, haid-nya normal-normal saja, indung telurnya juga masih bisa berfungsi. Biasanya pasien datang itu perutnya sudah membeesar, atau mungkin misalnya sesak karena ada cairan di paru-paru, atau gangguan buang air besar karena ada penyebaran di usus,” jelas Dr. Brahmana.
Dan memang, salah satu hal yang menjadi tantangan pada kanker ovarium adalah deteksi dini. Yang menjadi tantangannya adalah deteksi, karena tidak ada keluhan dan lain-lain. Berbeda dari kanker serviks, untuk penyakit ini bisa melakukan pap smear dan pada kanker serviks perubahannya tahap demi tahap.
“Kanker ovarium ini, perubahan dari normal menjadi kanker tahapannya tidak jelas. Berapa lama, tiap orang berbeda-beda. Ada yang beberapa bulan, ada yang beberapa tahun. Dan pada stadium dini yaitu ketika baru 1-2 cm tidak ada gejala apa-apa karena haid juga normal,” tutur Dr. Brahmana.
Menurut Dr. Brahmana sebanyak 90 persen kasus kanker ovarium, terdeteksi secara kebetulan. Artinya, jika kebetulan pas periksa terdeteksi ada tumor di indung telurnya dan masih dini, maka harapan hidupnya besar sekali.
"Kalau masih stadium 1 maka angka harapan hidupnya bisa lebih dari 90 persen,” tutup Dr. Brahmana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)