FITNESS & HEALTH
Cek Kesehatan Gratis di Sekolah Dimulai 4 Agustus, Ini Prosedur Pemeriksaannya
A. Firdaus
Sabtu 02 Agustus 2025 / 08:12
Jakarta: Agustus ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal melakukan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan menyasar ke anak sekolah. Setidaknya, program CKG akan menjangkau 282.317 satuan pendidikan. Mulai dari SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah, pesantren, serta sekolah rakyat di bawah binaan Kementerian Sosial.
Kick-off nasional Cek Kesehatan Gratis Sekolah baru akan berlangsung serentak pada 4 Agustus 2025 di 12 lokasi sekolah/madrasah/pesantren yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Tangerang. Meski kick off baru digelar awal pekan depan, Pelaksanaan CKG di sekolah telah dimulai lebih awal di 72 sekolah rakyat berasrama.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, mengatakan bahwa program ini menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun, kelompok usia yang masih menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Baca juga: Menkes Terkejut, Gangguan Kecemasan Paling Umum Ditemukan saat CKG di Sekolah Rakyat
Data menunjukkan bahwa 1 dari 6 anak usia 13–15 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight), dan 1 dari 6 anak usia 5–14 tahun menderita anemia.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk SD/sederajat terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, gigi, mata, telinga, kesehatan mental, dan riwayat imunisasi.
"Untuk SD tidak ada pengambilan darah, jadi tidak perlu takut. Tidak ada suntik," tegas dr. Maria.
Sementara itu, untuk SMP/sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan. Salah satunya adalah skrining talasemia dan tes kadar hemoglobin melalui pengambilan darah sederhana di ujung jari. Siswa SMA/sederajat, terdapat 14 jenis pemeriksaan, dengan penambahan aspek pemeriksaan kesehatan reproduksi.
"Pelaksanaan dilakukan dengan dua ruangan, satu untuk pemeriksaan fisik seperti gizi, tekanan darah, dan gigi, serta satu lagi untuk mata dan telinga. Tambahan di lapangan digunakan untuk cek kebugaran oleh guru PJOK," terang dr. Maria.
Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara tenaga kesehatan dari Puskesmas dan guru atau tenaga kependidikan di sekolah. Persiapan teknis dilakukan tujuh hari sebelum pelaksanaan, meliputi pembagian kuisioner kepada siswa dan orang tua serta koordinasi antara sekolah dan Puskesmas.
"Anak-anak SMP dan SMA bisa mengisi sendiri, (sementara untuk) SD dibantu orang tua. Ini jadi logistik dan personel yang akan disiapkan," lanjut dr. Maria.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan dibagi dua, yakni individu dan kelompok. Anak dengan masalah akan dirujuk ke Puskesmas, sementara jika ditemukan tren seperti banyak anak yang obesitas atau kurang bugar, sekolah dan puskesmas akan menyusun program edukasi bersama.
Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, menyebut program ini sebagai bentuk nyata pendekatan jemput bola yang kini diterapkan pemerintah.
“Bukan hanya masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan, tapi kini pemerintah yang hadir langsung ke sekolah-sekolah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Kick-off nasional Cek Kesehatan Gratis Sekolah baru akan berlangsung serentak pada 4 Agustus 2025 di 12 lokasi sekolah/madrasah/pesantren yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Tangerang. Meski kick off baru digelar awal pekan depan, Pelaksanaan CKG di sekolah telah dimulai lebih awal di 72 sekolah rakyat berasrama.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, mengatakan bahwa program ini menyasar anak usia 7 hingga 17 tahun, kelompok usia yang masih menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Baca juga: Menkes Terkejut, Gangguan Kecemasan Paling Umum Ditemukan saat CKG di Sekolah Rakyat
Data menunjukkan bahwa 1 dari 6 anak usia 13–15 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight), dan 1 dari 6 anak usia 5–14 tahun menderita anemia.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk SD/sederajat terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, gigi, mata, telinga, kesehatan mental, dan riwayat imunisasi.
"Untuk SD tidak ada pengambilan darah, jadi tidak perlu takut. Tidak ada suntik," tegas dr. Maria.
Sementara itu, untuk SMP/sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan. Salah satunya adalah skrining talasemia dan tes kadar hemoglobin melalui pengambilan darah sederhana di ujung jari. Siswa SMA/sederajat, terdapat 14 jenis pemeriksaan, dengan penambahan aspek pemeriksaan kesehatan reproduksi.
"Pelaksanaan dilakukan dengan dua ruangan, satu untuk pemeriksaan fisik seperti gizi, tekanan darah, dan gigi, serta satu lagi untuk mata dan telinga. Tambahan di lapangan digunakan untuk cek kebugaran oleh guru PJOK," terang dr. Maria.
Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi antara tenaga kesehatan dari Puskesmas dan guru atau tenaga kependidikan di sekolah. Persiapan teknis dilakukan tujuh hari sebelum pelaksanaan, meliputi pembagian kuisioner kepada siswa dan orang tua serta koordinasi antara sekolah dan Puskesmas.
"Anak-anak SMP dan SMA bisa mengisi sendiri, (sementara untuk) SD dibantu orang tua. Ini jadi logistik dan personel yang akan disiapkan," lanjut dr. Maria.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan dibagi dua, yakni individu dan kelompok. Anak dengan masalah akan dirujuk ke Puskesmas, sementara jika ditemukan tren seperti banyak anak yang obesitas atau kurang bugar, sekolah dan puskesmas akan menyusun program edukasi bersama.
Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, menyebut program ini sebagai bentuk nyata pendekatan jemput bola yang kini diterapkan pemerintah.
“Bukan hanya masyarakat yang datang ke fasilitas kesehatan, tapi kini pemerintah yang hadir langsung ke sekolah-sekolah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)