FITNESS & HEALTH
Penyebab Usia Muda Rentan terkena Penyakit Jantung
A. Firdaus
Selasa 28 September 2021 / 07:10
Jakarta: Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular. Dan, penyakit jantung saat ini bukan hanya menyerang di usia senja, bahkan lebih cepat, yaitu menyasar ke usia muda.
Mela Sabina sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan, tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seperti kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara. Untuk itu, perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan.
"Di era serba digital seperti saat ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan akan mempermudah siapapun dalam mendapatkan layanan kesehatan," ujar Mela dalam Konferensi Pers Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Menyambut Hari Jantung Sedunia 2021.
"Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utama mengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik," sambungnya.
Sementara dr. Vito A. Damay Sp.JP(K), M.Kes menyarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan.
"Serta tetap memeriksakan kesehatanmu secara berkala dengan cara konsultasi dengan doktermu melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," ujar dr. Vito yang merupakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Mela Sabina sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan, tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seperti kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara. Untuk itu, perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan.
"Di era serba digital seperti saat ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan akan mempermudah siapapun dalam mendapatkan layanan kesehatan," ujar Mela dalam Konferensi Pers Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Menyambut Hari Jantung Sedunia 2021.
"Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utama mengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik," sambungnya.
Sementara dr. Vito A. Damay Sp.JP(K), M.Kes menyarankan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan.
"Serta tetap memeriksakan kesehatanmu secara berkala dengan cara konsultasi dengan doktermu melalui fasilitas telemedika. Tapi jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," ujar dr. Vito yang merupakan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)