FITNESS & HEALTH

Tips Mengontrol Gula Darah bagi Pasien Diabetes Selama Puasa Ramadan

Yuni Yuli Yanti
Sabtu 01 April 2023 / 08:00
Jakarta: Puasa di bulan Ramadan adalah ibadah wajib bagi umat muslim untuk menahan rasa lapar dan dahaga dari fajar hingga matahari terbenam selama 30 hari. Meskipun hal ini dipraktikkan oleh jutaan orang di seluruh dunia, beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes dapat membuat praktik ini lebih menantang. 

Dr. Dewi Astrid Lestari, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Siloam Bekasi Timur, dalam webinar bersama dengan mGanik yang bertajuk 'Puasa Lancar, Gula Darah Aman', mengatakan pasien DM tipe 1 dan DM tipe 2 boleh ikut berpuasa. "Namun, ada risiko yang perlu dihadapinya yaitu hiperglikemia dan hipoglikemia. Tapi yang lebih sering adalah hipoglikemia," tutur dr. Dewi.  

Dalam sebuah penelitian prospektif dari BMJ Global Health di tahun 2016, dr. Dewi menyebutkan banyak pasien diabetes ketika berpuasa secara teratur berisiko tinggi mengalami kejadian glikemik yang merugikan. 

Dari total 150 orang, sebanyak 10 persen mengalami hipoglikemia dan 3,3 persen sisanya adalah hiperglikemia. Sebanyak 8,7 persen berhenti berpuasa tanpa melakukan rawat inap. Selain itu, konsultasi ke dokter oleh pasien diabetes sebelum mulai berpuasa secara teratur sangat berkurang dan tercatat risiko relatif hipoglikemia adalah 0,73 persen.

"Walaupun berpuasa menimbulkan risiko bagi diabetesi, perlu adanya kiat yang harus kita terapkan. Karena, kebanyakan penderita diabetes tidak berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa untuk menyesuaikan pengobatan dan gaya hidup mereka. Bersamaan dengan hal tersebut, berbagai strategi harus direncanakan dan dilaksanakan sebagai kesadaran dan edukasi bagi pasien untuk menghindari kejadian glikemik yang merugikan serta kemungkinan terjadinya komplikasi," jelasnya. 


(Sejumlah pembicara dalam acara webinar mGanik bersama Rumah Sakit Siloam Bekasi. Foto: Dok. Istimewa)
 

Lakukan pemeriksaan gula darah

Untuk mencegah terjadinya risiko bagi pasien diabetes saat menjalankan puasa, dr. Dewi mengungkapkan bahwa pengecekan gula darah sangatlah penting. Seperti, pemeriksaan kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak, dan menentukan risiko yang terjadi jika berpuasa pada 1-2 bulan sebelum berpuasa. 

"Selama berpuasa, diabetesi perlu untuk melakukan pemantauan gula darah secara teratur pada pertengahan hari serta menjelang berbuka puasa dan jika badan terasa tidak sehat, jangan berpuasa. Selain itu, selama menjalankan ibadah puasa penyesuaian dosis dan jadwal insulin atau obat oral oleh dokter harus tetap dilakukan serta menghindari makanan atau minuman manis secara berlebihan seperti karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat simpel saat berbuka," saran dr. Dewi. 


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Atur Pola Makan

Dalam kesempatan yang sama, Michael Candiago, CEO & Founder mGanik, mengutarakan meskipun puasa cukup berisiko bagi diabetesi, tidak perlu khawatir ketika melakukan nya.

"Pastikan untuk menjaga pola makan dengan baik dan teratur, konsumsi serat dan vitamin dari sayur dan buah-buahan sewaktu sahur dan berbuka, tambahkan supplement serat sebagai booster. Hal ini membantu membuat diabetesi menjadi kenyang lebih lama, tanpa ragu gula darah melonjak tinggi," anjur Michael.

Selain mengatur pola makan sehat ketika berpuasa, dr. Dewi menambahkan bahwa hindari aktivitas berlebihan menjelang berbuka puasa. Namun, diabetesi dapat melakukan olahraga ringan dan sedang di pagi hari dan atau setelah berbuka puasa untuk meningkatkan kesehatan tubuh. Seperti strecthing dan berjalan ringan. Sedangkan, untuk olahraga sedang adalah seperti berjalan dan mengikuti kelas aerobik.

"Jika gula darah kurang dari 70 mg/dL, sebaiknya tidak atau berhenti berpuasa. Pertimbangkan membatalkan puasa jika gula darah kurang dari 80 mg/dL atau meningkat sampai lebih dari 300 mg/dL," tutup dr. Dewi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH