End Google Analytics -->
FITNESS & HEALTH

Mengenal Penyakit Seribu Wajah, Lupus Eritematosus Sistemik

Raka Lestari
Sabtu 18 Desember 2021 / 09:05
Jakarta: Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan salah satu kondisi gangguan autoimun kompleks yang menyerang berbagai sistem tubuh. Faktor yang berperan dalam patogenesis penyakit ini di antaranya adalah gen dan lingkungan.

Gejala klinis dari penyakit ini sangat beragam seperti pada kulit, sendi, ginjal dan sistem organ lainnya yang tidak selalu muncul bersamaan. Sehingga seringkali dikenal dengan penyakit dengan seribu wajah.

Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD-KR, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi menuturkan, dibandingkan dengan populasi sehat, penyakit ini menjadi sebuah penghalang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

"Sebab gejalanya yang muncul secara signifikan atau kambuh secara tiba-tiba dengan didominasi gejala seperti kelelahan, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, dan rasa nyeri," ujar Dr. Cesarius.

Tidak hanya itu, LES juga memiliki dampak negatif pada karier pasien. Bahkan hingga 39 persen pasien LES melaporkan, mereka harus berganti pekerjaan karena penyakit tersebut.

“Agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik, penting bagi pasien LES untuk dispilin dengan perawatan yang dijalani. Tentunya, dengan pemantauan pengobatan yang ketat, 80-90 persen pasien lupus dapat menjalani hidup normal," kata dr. Singgih.

Perawatan penyakit lupus yang bersifat jangka panjang, bertujuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, menginduksi remisi dan mencegah kerusakan organ  permanen.

Pengobatan standar dari perawatan lupus adalah menggunakan non-farmakologi (edukasi, menghindari panas matahari, manajemen stres) dan pengobatan (antimalaria, steroid,  dan   imunosupresan/penekan sistem imun).

Pada pasien lupus sedang hingga berat yang sudah melibatkan organ lain seperti ginjal, penggunaan imunosupresan digunakan bersamaan dengan obat steroid. Gunanya untuk meminimalisir efek samping jangka panjang steroid yang mungkin ditimbulkan, seperti  penumpukan lemak di pipi (moon face), aterosklerosis, dan lain sebagainya.

"Dukungan keluarga, sahabat, dan komunitas juga memegang peranan penting,” tambah dr. Singgih.

Tantangan yang dihadapi oleh pasien LES begitu tinggi, terutama di tengah pandemi covid-19 yang saat ini sedang berlangsung. Meningkatnya risiko penularan virus covid-19 pada pasien autoimun membuat pasien lupus harus mengambil tindakan pencegahan ekstra.

Pasien LES yang dirawat di rumah sakit karena sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) disebabkan oleh covid-19 memiliki risiko mortalitas lebih tinggi dan kondisi yang buruk secara signifikan, dibandingkan dengan individu yang sehat tanpa penyakit bawaan lainnya.
(FIR)

MOST SEARCH