FITNESS & HEALTH
Bikin Geger! Ini Temuan Virus WELV di China dan Gejala Awalnya
Aulia Putriningtias
Rabu 11 September 2024 / 20:49
Jakarta: Para ilmuwan akhir-akhir ini digegerkan dengan Wetland Virus (WLV) yang ditemukan pertama kali di China. Virus ini diketahui dapat menyebabkan masalah otak dengan gigitan kutu.
WELV diketahui awalnya terdeteksi pada seorang pria berusia 61 yang dilaporkan digigit kutu. Lokasinya berada pada sebuah taman di lahan basah yang luas di China utara.
"Pasien yang tidak diketahui identitasnya mengalami demam, sakit kepala, dan muntah-muntah lima hari setelah kunjungannya (di taman)," ungkap sebuah laporan Live Science yang dilansir pada New York Post.
Peneliti pun dibuat penasaran dengan penemuan itu. Lantas, mereka mengumpulkan hampir 14.600 kutu di berbagai wilayah China bagian utara. Ini termasuk di bagian di mana pertama kali pasien digigit.
Hasil temuan pun ditemukan bahwa sekitar dua persen dari kutu-kutu tersebut memiliki materi genetik WELV. Haemaphysalis concinna, spesies kutu tikus yang sebagian besar ditemukan di Cina, Rusia, dan Eropa Tengah, paling sering dinyatakan positif.

(Menurut epidemiolog Dicky Budiman, belum dapat dipastikan apakah bisa berpotensi masuk ke Indonesia atau tidak. Namun, masyarakat perlu waspada dan perlunya diagnosis cepat untuk menekan persebaran. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Penelitian lanjutan juga dilakukan pada ratusan pasien demam akibat gigitan kutu dalam waktu satu bulan terakhir. Hasilnya, sebanyak 20 pasien dinyatakan positif virus WELV.
Tidak hanya sampai di sana, hasil pemeriksaan menemukan tanda-tanda kerusakan jaringan hingga pembekuan darah pada banyak pasien. Salah satu pasien WELV bahkan sempat mengalami koma karena memiliki konsentrasi sel darah putih yang tinggi dalam otak dan cairan sumsum tulang belakangnya.
Percobaan laboratorium pada tikus menunjukkan WELV dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya dan berisiko memengaruhi sistem saraf. Ini menunjukkan meskipun infeksi WELV dapat bersifat ringan dalam beberapa kasus, ini tetap berpotensi menyebabkan masalah serius pada otak.
Melihat hal-hal di atas yang diakibatkan oleh infeksi WELV, ada sederet gejala yang bisa menandakan bahwa seseorang terjangkit virus ini. Adapun gejalanya, yakni:
- Demam
- Pusing
- Sakit Kepala
- Malaise atau tidak enak badan
- Nyeri punggung
- Muntah
- Diare
Menurut epidemiolog Dicky Budiman, belum dapat dipastikan apakah bisa berpotensi masuk ke Indonesia atau tidak. Namun, masyarakat perlu waspada dan perlunya diagnosis cepat untuk menekan persebaran.
"Meski belum ada laporan kasus WELV di Indonesia, kita harus waspada karena pergerakan hewan atau manusia yang terinfeksi dari negara lain dapat membawa vektor atau virus tersebut," ungkap Dicky, dilansir dalam Liputan6.com, Rabu, 11 September 2024.
Sebagai pencegahan, ia menyarankan untuk menghindari area yang rawan kutu, terutama daerah rawa atau area dengan populasi hewan yang menjadi inang kutu. Tidak lupa untuk menggunakan pakaian pelindung dan insektisida ketika berada di daerah yang endemik kutu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
WELV diketahui awalnya terdeteksi pada seorang pria berusia 61 yang dilaporkan digigit kutu. Lokasinya berada pada sebuah taman di lahan basah yang luas di China utara.
"Pasien yang tidak diketahui identitasnya mengalami demam, sakit kepala, dan muntah-muntah lima hari setelah kunjungannya (di taman)," ungkap sebuah laporan Live Science yang dilansir pada New York Post.
Peneliti pun dibuat penasaran dengan penemuan itu. Lantas, mereka mengumpulkan hampir 14.600 kutu di berbagai wilayah China bagian utara. Ini termasuk di bagian di mana pertama kali pasien digigit.
Hasil temuan pun ditemukan bahwa sekitar dua persen dari kutu-kutu tersebut memiliki materi genetik WELV. Haemaphysalis concinna, spesies kutu tikus yang sebagian besar ditemukan di Cina, Rusia, dan Eropa Tengah, paling sering dinyatakan positif.

(Menurut epidemiolog Dicky Budiman, belum dapat dipastikan apakah bisa berpotensi masuk ke Indonesia atau tidak. Namun, masyarakat perlu waspada dan perlunya diagnosis cepat untuk menekan persebaran. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Penelitian lanjutan juga dilakukan pada ratusan pasien demam akibat gigitan kutu dalam waktu satu bulan terakhir. Hasilnya, sebanyak 20 pasien dinyatakan positif virus WELV.
Tidak hanya sampai di sana, hasil pemeriksaan menemukan tanda-tanda kerusakan jaringan hingga pembekuan darah pada banyak pasien. Salah satu pasien WELV bahkan sempat mengalami koma karena memiliki konsentrasi sel darah putih yang tinggi dalam otak dan cairan sumsum tulang belakangnya.
Percobaan laboratorium pada tikus menunjukkan WELV dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya dan berisiko memengaruhi sistem saraf. Ini menunjukkan meskipun infeksi WELV dapat bersifat ringan dalam beberapa kasus, ini tetap berpotensi menyebabkan masalah serius pada otak.
Apa saja gejala yang dialami oleh pasien?
Melihat hal-hal di atas yang diakibatkan oleh infeksi WELV, ada sederet gejala yang bisa menandakan bahwa seseorang terjangkit virus ini. Adapun gejalanya, yakni:
- Demam
- Pusing
- Sakit Kepala
- Malaise atau tidak enak badan
- Nyeri punggung
- Muntah
- Diare
Apakah berpotensi muncul di Indonesia?
Menurut epidemiolog Dicky Budiman, belum dapat dipastikan apakah bisa berpotensi masuk ke Indonesia atau tidak. Namun, masyarakat perlu waspada dan perlunya diagnosis cepat untuk menekan persebaran.
"Meski belum ada laporan kasus WELV di Indonesia, kita harus waspada karena pergerakan hewan atau manusia yang terinfeksi dari negara lain dapat membawa vektor atau virus tersebut," ungkap Dicky, dilansir dalam Liputan6.com, Rabu, 11 September 2024.
Sebagai pencegahan, ia menyarankan untuk menghindari area yang rawan kutu, terutama daerah rawa atau area dengan populasi hewan yang menjadi inang kutu. Tidak lupa untuk menggunakan pakaian pelindung dan insektisida ketika berada di daerah yang endemik kutu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)