FITNESS & HEALTH
Penanganan Pasien Mata Tiroid harus Terintegrasi
Medcom
Selasa 07 Februari 2023 / 16:10
Jakarta: Berdasarkan data, lebih dari 40% penderita gangguan tiroid terkena komplikasi pada organ mata. Sebanyak 17 juta jiwa menjadi penderita gangguan tiroid di Indonesia. Penyakit ini disebut sebagai penyakit metabolik terbesar kedua setelah diabetes.
Pengidap gangguan tiroid mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Di Eropa, prevalensinya berkisar 0?8%, sementara di Amerika Serikat antara 1?3%, dan di Asia Tenggara mencapai lebih dari 25%.
Saat ini diperkirakan sekitar 27% dari keseluruhan pasien kelainan tiroid di dunia berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diprediksi, Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di Asia Tenggara (kisaran 17 juta jiwa - atau 6,5% dari jumlah total secara global). Pembahasan mata tiroid tak bisa dilepaskan dari gangguan tiroid.
Tiroid merupakan kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid (yang terletak di leher bagian depan bawah), baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsinya (memproduksi hormon tiroid yang berlebihan/hipertiroid atau tidak mencukupi/hipotiroid).
Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.
Karenanya, kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal, bisa menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Gangguan tiroid pun menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes melitus di Tanah Air.
“Proptosis atau eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat. Satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata,” Dr. Alia Arianti, SpM, selaku Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center.
Pada mata tiroid sendiri memiliki beberapa gejala, seperti kemerahan di bagian putih mata, mata kering, mata berair, dan juga mata melotot akibat terjadinya bengkak pada bagian otot mata. Perokok dan perempuan lebih rentan mengidap mata tiroid.
“Padahal, jika penanganan tidak tepat, penderita mata tiroid juga terancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatannya, hingga terjadi kebutaan,” lanjut Dr. Alia Arianti, SpM, Selasa, 7 Februari 2023.

Kalangan yang memiliki faktor risiko mata tiroid lebih tinggi, antara lain perempuan, perokok, usia lanjut, kontrol hormon tiroid yang buruk, pasca tindakan radioactive iodine, adanya komorbiditas seperti diabetes melitus, adanya stresor, serta durasi hipertiroid yang lama.
“Penanganan mata tiroid mesti dilakukan secara menyeluruh karena kaitan eratnya dengan penyakit tiroid yang berdampak pada metabolisme tubuh. Artinya, penanganan terhadap pasien mata tiroid harus terintegrasi dengan disiplin medis lainnya,” kata Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC @Menteng.
JEC Thyroid Eye Center memiliki gabungan tim dokter antara dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi untuk penanganan kelainan tiroid yang berpadu dengan dokter spesialis mata dalam terapi kelainan mata tiroid.
Hadir perdana di RS Mata JEC di Menteng, JEC Thyroid Eye Center diperkuat gabungan tim dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi dengan tim dokter spesialis mata yang bekerjasama secara komprehensif menangani kelainan hormon tiroid dan gangguan mata tiroid.
“Manifestasi gangguan tiroid bisa terlihat melalui organ mata-dengan kisaran 40 persen. Karenanya, ‘pemeriksaan rutin’ semakin krusial untuk membantu penanganan mata tiroid sesegera mungkin,” kata Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC Menteng.
“Apabila kondisi penyakit tiroid dan mata tiroid terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memberi dampak yang memburuk, termasuk turunnya ketajaman penglihatan sampai kebutaan,” tutup Dr. Referano Agustiawan, SpM(K).
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Pengidap gangguan tiroid mencapai jutaan orang di seluruh dunia. Di Eropa, prevalensinya berkisar 0?8%, sementara di Amerika Serikat antara 1?3%, dan di Asia Tenggara mencapai lebih dari 25%.
Saat ini diperkirakan sekitar 27% dari keseluruhan pasien kelainan tiroid di dunia berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diprediksi, Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di Asia Tenggara (kisaran 17 juta jiwa - atau 6,5% dari jumlah total secara global). Pembahasan mata tiroid tak bisa dilepaskan dari gangguan tiroid.
Tiroid merupakan kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid (yang terletak di leher bagian depan bawah), baik berupa perubahan bentuk kelenjar maupun perubahan fungsinya (memproduksi hormon tiroid yang berlebihan/hipertiroid atau tidak mencukupi/hipotiroid).
Hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.
Karenanya, kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal, bisa menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Gangguan tiroid pun menempati posisi kedua sebagai penyakit metabolik terbanyak setelah diabetes melitus di Tanah Air.
“Proptosis atau eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat. Satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata,” Dr. Alia Arianti, SpM, selaku Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center.
Pada mata tiroid sendiri memiliki beberapa gejala, seperti kemerahan di bagian putih mata, mata kering, mata berair, dan juga mata melotot akibat terjadinya bengkak pada bagian otot mata. Perokok dan perempuan lebih rentan mengidap mata tiroid.
“Padahal, jika penanganan tidak tepat, penderita mata tiroid juga terancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatannya, hingga terjadi kebutaan,” lanjut Dr. Alia Arianti, SpM, Selasa, 7 Februari 2023.

Kalangan yang memiliki faktor risiko mata tiroid lebih tinggi, antara lain perempuan, perokok, usia lanjut, kontrol hormon tiroid yang buruk, pasca tindakan radioactive iodine, adanya komorbiditas seperti diabetes melitus, adanya stresor, serta durasi hipertiroid yang lama.
“Penanganan mata tiroid mesti dilakukan secara menyeluruh karena kaitan eratnya dengan penyakit tiroid yang berdampak pada metabolisme tubuh. Artinya, penanganan terhadap pasien mata tiroid harus terintegrasi dengan disiplin medis lainnya,” kata Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC @Menteng.
JEC Thyroid Eye Center memiliki gabungan tim dokter antara dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi untuk penanganan kelainan tiroid yang berpadu dengan dokter spesialis mata dalam terapi kelainan mata tiroid.
Hadir perdana di RS Mata JEC di Menteng, JEC Thyroid Eye Center diperkuat gabungan tim dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi dengan tim dokter spesialis mata yang bekerjasama secara komprehensif menangani kelainan hormon tiroid dan gangguan mata tiroid.
“Manifestasi gangguan tiroid bisa terlihat melalui organ mata-dengan kisaran 40 persen. Karenanya, ‘pemeriksaan rutin’ semakin krusial untuk membantu penanganan mata tiroid sesegera mungkin,” kata Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC Menteng.
“Apabila kondisi penyakit tiroid dan mata tiroid terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memberi dampak yang memburuk, termasuk turunnya ketajaman penglihatan sampai kebutaan,” tutup Dr. Referano Agustiawan, SpM(K).
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)