FITNESS & HEALTH
Kaleidoskop Kesehatan 2020: Efek yang Mungkin Ditimbulkan dari Pemberian Vaksin Covid-19
Raka Lestari
Minggu 20 Desember 2020 / 14:00
Jakarta: Vaksin menjadi penemuan yang sangat diharapkan pada tahun 2020 di masa pandemi covid-19. Berbagai macam perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba-lomba untuk menemukan vaksin covid-19.
Beberapa diantaranya adalah vaksin dari perusahaan Pfizer dan Moderna yang sampai akhir tahun 2020 ini sudah berhasil mencapai uji klinis tahap 3. Akan tetapi, penggunaan vaksin covid-19 bukan tidak menimbulkan efek samping.
Ada banyak kandidat vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Namun, pada saat ini yang paling terkenal adalah vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna.
“Keamanan vaksin ini dipelajari dengan cara yang sangat ketat, melalui uji coba fase satu, fase dua dan, yang terbaru, dalam uji coba fase tiga besar di mana puluhan ribu peserta studi menerima vaksin ini,” kata William Moss, direktur eksekutif International Vaccine Access Center di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, dilansir dari Huffington Post.
Moss mengatakan efek samping jangka pendek yang dialami beberapa orang selama uji coba vaksin sejalan dengan apa yang biasanya terlihat setelah vaksinasi rutin. Dan masalah tersebut terjadi pada sekitar 5 – 15 persen partisipan.
“Efek samping pasca-vaksin dapat berupa nyeri di tempat suntikan, demam ringan, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan,” kata Moss. Efek ini dapat bertahan sekitar 12 hingga 36 jam setelah injeksi.
.jpg)
(Walau ada efek jangka pendek dan masih belum diketahui efek jangka panjangnya, namun penelitian, pengembangan, serta evaluasi vaksin covid-19 masih terus dilakukan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Perkembangan yang sengaja dipercepat dari vaksin-vaksin ini dan karena covid-19 masih tergolong baru, membuat studi efek samping jangka panjang pada saat ini tidak mungkin dilakukan.
“Kami baru bisa mengetahui efek samping jangka pendek, dan sebagian besar efek samping setelah vaksinasi terjadi dalam 30 hingga 40 hari pertama,” kata Moss.
“Saat ini setidaknya sudah dilakukan follow-up selama dua bulan pada sekitar setengah paserta uji coba vaksin. Dan memang, kami masih mengetahui efek jangka pendek dari vaksin ini,” kata Moss.
Dan untuk mengetahui efek jangka panjang dari vaksin akan membutuhkan tambahan waktu untuk tindakan lanjutan dan waktu yang lebih lama bahkan bisa sampai berbulan-bulan.
Vaksin covid-19 juga mungkin serupa dengan vaksin flu, karena tetap diperlukan vaksin baru secara teratur. "Kami tidak tahu berapa lama kekebalan bertahan, dan suntikan penguat mungkin diperlukan," kata Dr Leana Wen M.D., dokter darurat dan profesor tamu di George Washington University Milken Institute School of Public Health.
Kelemahan dari pengembangan vaksin yang sangat cepat ini adalah Pfizer, Moderna, dan perusahaan farmasi lainnya belum tahu pasti berapa lama produk mereka akan tetap efektif.
Kepala BioNTech, perusahaan yang bermitra dengan Pfizer dalam pengembangan vaksinnya, mengatakan pada November lalu bahwa dia berharap vaksin mereka bisa bertahan selama satu tahun, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui tanpa adanya data lebih lanjut.
Penyebaran asimtomatik juga menjadi perhatian. Vaksin yang saat ini sedang dievaluasi oleh FDA hanya menguji orang-orang yang menunjukkan gejala covid-19.
Itu berarti para ilmuwan tidak tahu apakah vaksin dapat menghentikan kasus tanpa gejala (orang tanpa gejala) juga. Dan itu menjadi masalah karena banyak kasus covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, antara 15 persen dan 80 persen menurut penelitian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Beberapa diantaranya adalah vaksin dari perusahaan Pfizer dan Moderna yang sampai akhir tahun 2020 ini sudah berhasil mencapai uji klinis tahap 3. Akan tetapi, penggunaan vaksin covid-19 bukan tidak menimbulkan efek samping.
Efek samping jangka pendek
Ada banyak kandidat vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Namun, pada saat ini yang paling terkenal adalah vaksin covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna.
“Keamanan vaksin ini dipelajari dengan cara yang sangat ketat, melalui uji coba fase satu, fase dua dan, yang terbaru, dalam uji coba fase tiga besar di mana puluhan ribu peserta studi menerima vaksin ini,” kata William Moss, direktur eksekutif International Vaccine Access Center di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, dilansir dari Huffington Post.
Moss mengatakan efek samping jangka pendek yang dialami beberapa orang selama uji coba vaksin sejalan dengan apa yang biasanya terlihat setelah vaksinasi rutin. Dan masalah tersebut terjadi pada sekitar 5 – 15 persen partisipan.
“Efek samping pasca-vaksin dapat berupa nyeri di tempat suntikan, demam ringan, sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan,” kata Moss. Efek ini dapat bertahan sekitar 12 hingga 36 jam setelah injeksi.
.jpg)
(Walau ada efek jangka pendek dan masih belum diketahui efek jangka panjangnya, namun penelitian, pengembangan, serta evaluasi vaksin covid-19 masih terus dilakukan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Efek jangka panjang yang masih harus dipelajari
Perkembangan yang sengaja dipercepat dari vaksin-vaksin ini dan karena covid-19 masih tergolong baru, membuat studi efek samping jangka panjang pada saat ini tidak mungkin dilakukan.
“Kami baru bisa mengetahui efek samping jangka pendek, dan sebagian besar efek samping setelah vaksinasi terjadi dalam 30 hingga 40 hari pertama,” kata Moss.
“Saat ini setidaknya sudah dilakukan follow-up selama dua bulan pada sekitar setengah paserta uji coba vaksin. Dan memang, kami masih mengetahui efek jangka pendek dari vaksin ini,” kata Moss.
Dan untuk mengetahui efek jangka panjang dari vaksin akan membutuhkan tambahan waktu untuk tindakan lanjutan dan waktu yang lebih lama bahkan bisa sampai berbulan-bulan.
Tidak secara otomatis menghentikan pandemi
Vaksin covid-19 juga mungkin serupa dengan vaksin flu, karena tetap diperlukan vaksin baru secara teratur. "Kami tidak tahu berapa lama kekebalan bertahan, dan suntikan penguat mungkin diperlukan," kata Dr Leana Wen M.D., dokter darurat dan profesor tamu di George Washington University Milken Institute School of Public Health.
Kelemahan dari pengembangan vaksin yang sangat cepat ini adalah Pfizer, Moderna, dan perusahaan farmasi lainnya belum tahu pasti berapa lama produk mereka akan tetap efektif.
Kepala BioNTech, perusahaan yang bermitra dengan Pfizer dalam pengembangan vaksinnya, mengatakan pada November lalu bahwa dia berharap vaksin mereka bisa bertahan selama satu tahun, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui tanpa adanya data lebih lanjut.
Penyebaran asimtomatik juga menjadi perhatian. Vaksin yang saat ini sedang dievaluasi oleh FDA hanya menguji orang-orang yang menunjukkan gejala covid-19.
Itu berarti para ilmuwan tidak tahu apakah vaksin dapat menghentikan kasus tanpa gejala (orang tanpa gejala) juga. Dan itu menjadi masalah karena banyak kasus covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, antara 15 persen dan 80 persen menurut penelitian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)