FITNESS & HEALTH
Menko PMK Tekankan Pentingnya Sinergi Lintas Kementerian untuk Pendidikan Dokter Spesialis
Yatin Suleha
Kamis 28 Agustus 2025 / 07:35
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa reformasi pendidikan dokter spesialis di Indonesia tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah, tetapi juga mutu dengan mengacu pada standar global.
Ia menekankan pentingnya sinergi lintas kementerian dan penerapan dual track system—pendidikan berbasis universitas dan rumah sakit—yang saling melengkapi.
Baca juga: Pemerintah akan Beri Tunjangan bagi Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal
“Ini bukan kompetisi, tapi complementary. Justru dengan dua jalur ini kapasitas kita bisa meningkat, asal tetap berpegang pada standar internasional,” ujar Pratikno dalam The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME) 2025, Rabu, 27 Agustus 2025 di Hotel Raffles Jakarta.
Ia menambahkan, pemerintah mendorong adanya joint standardisation agar mutu lulusan dokter spesialis Indonesia diakui dunia.
“Kualitas itu tidak bisa ditawar, mau berbasis universitas atau rumah sakit, keduanya harus mengikuti standar universal. Itu sebabnya kita perlu standardisasi internasional yang kuat,” imbuhnya.
.jpg)
(Menko Pratikno dan Menkes Budi optimistis, melalui kolaborasi internasional dan standardisasi global, Indonesia dapat mempercepat reformasi pendidikan dokter spesialis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Lebih jauh, Pratikno menekankan bahwa reformasi pendidikan dokter spesialis juga harus melahirkan peneliti dan inovator di bidang kesehatan.
“Kita ingin pendidikan ini melahirkan medical innovators dan bahkan medical inventors. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tapi juga produsen pengetahuan medis,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam produksi dokter spesialis dibandingkan negara lain. Saat ini, Indonesia hanya mampu mencetak sekitar 2.700 dokter spesialis per tahun melalui 26 rumah sakit pendidikan.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Kementerian Kesehatan menargetkan peningkatan jumlah rumah sakit pendidikan menjadi 300–500 dalam beberapa tahun ke depan. Dengan percepatan ini, produksi dokter spesialis diharapkan dapat mencapai 10.000 hingga 20.000 per tahun.
“Transformasi kesehatan yang kita lakukan bukan hanya soal jumlah, tapi juga kualitas. Kita ingin dokter spesialis Indonesia diakui secara global,” kata Budi.
Baca juga: 70 Ribu Dokter Spesialis Dibutuhkan, Ini Solusi dari Menkes Budi
Menko Pratikno dan Menkes Budi optimistis, melalui kolaborasi internasional dan standardisasi global, Indonesia dapat mempercepat reformasi pendidikan dokter spesialis demi layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ia menekankan pentingnya sinergi lintas kementerian dan penerapan dual track system—pendidikan berbasis universitas dan rumah sakit—yang saling melengkapi.
Baca juga: Pemerintah akan Beri Tunjangan bagi Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal
“Ini bukan kompetisi, tapi complementary. Justru dengan dua jalur ini kapasitas kita bisa meningkat, asal tetap berpegang pada standar internasional,” ujar Pratikno dalam The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME) 2025, Rabu, 27 Agustus 2025 di Hotel Raffles Jakarta.
Ia menambahkan, pemerintah mendorong adanya joint standardisation agar mutu lulusan dokter spesialis Indonesia diakui dunia.
“Kualitas itu tidak bisa ditawar, mau berbasis universitas atau rumah sakit, keduanya harus mengikuti standar universal. Itu sebabnya kita perlu standardisasi internasional yang kuat,” imbuhnya.
.jpg)
(Menko Pratikno dan Menkes Budi optimistis, melalui kolaborasi internasional dan standardisasi global, Indonesia dapat mempercepat reformasi pendidikan dokter spesialis. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Lebih jauh, Pratikno menekankan bahwa reformasi pendidikan dokter spesialis juga harus melahirkan peneliti dan inovator di bidang kesehatan.
“Kita ingin pendidikan ini melahirkan medical innovators dan bahkan medical inventors. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tapi juga produsen pengetahuan medis,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam produksi dokter spesialis dibandingkan negara lain. Saat ini, Indonesia hanya mampu mencetak sekitar 2.700 dokter spesialis per tahun melalui 26 rumah sakit pendidikan.
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Kementerian Kesehatan menargetkan peningkatan jumlah rumah sakit pendidikan menjadi 300–500 dalam beberapa tahun ke depan. Dengan percepatan ini, produksi dokter spesialis diharapkan dapat mencapai 10.000 hingga 20.000 per tahun.
“Transformasi kesehatan yang kita lakukan bukan hanya soal jumlah, tapi juga kualitas. Kita ingin dokter spesialis Indonesia diakui secara global,” kata Budi.
Baca juga: 70 Ribu Dokter Spesialis Dibutuhkan, Ini Solusi dari Menkes Budi
Menko Pratikno dan Menkes Budi optimistis, melalui kolaborasi internasional dan standardisasi global, Indonesia dapat mempercepat reformasi pendidikan dokter spesialis demi layanan kesehatan yang lebih merata dan berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)