Jakarta: POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia) secara resmi meluncurkan konsensus terbaru, yakni panduan vaksinasi bagi ibu hamil. Vaksinasi untuk ibu hamil dinilai sangat penting, mengingat ibu hamil rentan terpapar sejumlah infeksi, bahkan berisiko menyebabkan komplikasi serius.
Kehamilan menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi, termasuk influenza. Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi ibu hamil.
Komplikasi tersebut, yaitu kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, pneumonia dan gangguan pernapasan berat, rawat inap di ICU, peningkatan risiko kematian ibu dan janin, serta bayi lahir mati dengan risiko tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan jika bukan akibat influenza.
POGI pun mengajak seluruh ibu hamil untuk segera mendapatkan vaksinasi influenza di fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan cakupan vaksinasi.
Baca juga: Waspadai Pneumonia Akibat Influenza yang Merenggut Nyawa Barbie 'Shancai' Hsu
"Mari bersama-sama memastikan kesehatan ibu dan bayi dengan vaksinasi influenza selama kehamilan,” ujar Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat (PP) POGI, dr. Dr. M. Alamsyah Aziz, Sp. OG, Subsp. KFM, KIC, M.Kes., Int. Aff. RANZCOG, FMAS. dalam Kalbe Media Discussion Protecting Moms and Babies: Pentingnya Panduan Vaksin untuk Ibu Hamil.
Berbagai jenis vaksin influenza tersedia di Indonesia, termasuk vaksin quadrivalent dan trivalen telah melalui uji klinis ketat dan terbukti memberikan perlindungan luas terhadap berbagai strain virus influenza.
Selain itu, cakupan imunisasi dasar yang belum adekuat juga mengakibatkan kasus penyakit difteri, pertusis, bahkan tetanus. Padahal, suspek kasus pertusis pada anak usia di bawah satu tahun masih tinggi, yaitu berada di angka 46 persen. Sedangkan sebanyak 78 persen dari anak usia di bawah satu tahun belum mendapatkan imunisasi atau imunisasi belum lengkap. Angka ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024.
Pada 2024, terdapat 132 kabupaten/kota di 26 propinsi yang terindikasi adanya kasus pertusis. Sedangkan kasus tetanus pada bayi baru lahir selama periode tahun 2023-2024, juga masih banyak terdeteksi, yaitu terjadi kasus di 26 kabupaten dan empat kota termasuk Jakarta Timur. Data ini menunjukkan bahwa perlunya vaksinasi Tdap pada ibu hamil.
"Terdapat critical period setelah bayi lahir. Di usia 0—2 bulan pertama kehidupan, tubuh bayi belum mampu memproduksi antibodi terhadap pertusis dan belum mendapatkan antibodi dari vaksinasi sama sekali. Pada rentang usia 0—6 bulan, perlindunga," jelas Anggota Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc., Ph.D.
"Maka dari itu, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kehamilan menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi, termasuk influenza. Influenza merupakan infeksi saluran pernapasan yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama bagi ibu hamil.
Komplikasi tersebut, yaitu kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah, pneumonia dan gangguan pernapasan berat, rawat inap di ICU, peningkatan risiko kematian ibu dan janin, serta bayi lahir mati dengan risiko tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan jika bukan akibat influenza.
POGI pun mengajak seluruh ibu hamil untuk segera mendapatkan vaksinasi influenza di fasilitas kesehatan terdekat. Hal ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan cakupan vaksinasi.
Baca juga: Waspadai Pneumonia Akibat Influenza yang Merenggut Nyawa Barbie 'Shancai' Hsu
"Mari bersama-sama memastikan kesehatan ibu dan bayi dengan vaksinasi influenza selama kehamilan,” ujar Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat (PP) POGI, dr. Dr. M. Alamsyah Aziz, Sp. OG, Subsp. KFM, KIC, M.Kes., Int. Aff. RANZCOG, FMAS. dalam Kalbe Media Discussion Protecting Moms and Babies: Pentingnya Panduan Vaksin untuk Ibu Hamil.
Berbagai jenis vaksin influenza tersedia di Indonesia, termasuk vaksin quadrivalent dan trivalen telah melalui uji klinis ketat dan terbukti memberikan perlindungan luas terhadap berbagai strain virus influenza.
Kapan vaksin pada ibu hamil diberikan?
Selain itu, cakupan imunisasi dasar yang belum adekuat juga mengakibatkan kasus penyakit difteri, pertusis, bahkan tetanus. Padahal, suspek kasus pertusis pada anak usia di bawah satu tahun masih tinggi, yaitu berada di angka 46 persen. Sedangkan sebanyak 78 persen dari anak usia di bawah satu tahun belum mendapatkan imunisasi atau imunisasi belum lengkap. Angka ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2024.
Pada 2024, terdapat 132 kabupaten/kota di 26 propinsi yang terindikasi adanya kasus pertusis. Sedangkan kasus tetanus pada bayi baru lahir selama periode tahun 2023-2024, juga masih banyak terdeteksi, yaitu terjadi kasus di 26 kabupaten dan empat kota termasuk Jakarta Timur. Data ini menunjukkan bahwa perlunya vaksinasi Tdap pada ibu hamil.
"Terdapat critical period setelah bayi lahir. Di usia 0—2 bulan pertama kehidupan, tubuh bayi belum mampu memproduksi antibodi terhadap pertusis dan belum mendapatkan antibodi dari vaksinasi sama sekali. Pada rentang usia 0—6 bulan, perlindunga," jelas Anggota Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr. Mulya Rahma Karyanti, Sp.A(K), M.Sc., Ph.D.
"Maka dari itu, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)