FITNESS & HEALTH
Terkonfirmasi 19 orang, Kemenkes Siapkan Vaksin Mpox untuk Kelompok Berisiko
Aulia Putriningtias
Selasa 31 Oktober 2023 / 19:11
Jakarta: Kasus cacar monyet atau monkey pox telah dikonfirmasi per 30 Oktober 2023 sebanyak 19 orang. Karena hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah bersiap untuk berikan vaksin kepada kelompok berisiko.
Upaya penanggulangan Mpox ini dengan memperkuat surveilans atau penemuan kasus aktif di seluruh fasilitas kesehatan. Kemenkes juga bekerja sama dengan komunitas atau relawan untuk menjangkau kelompok-kelompok tertentu untuk bisa melakukan deteksi, terutama mencari kontak erat.
“Kita dalami setiap kasus, langsung kita lakukan penyelidikan epidemiologi dan juga penyiapan laboratorium rujukan,” ucap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu, Kamis lalu.
Kemenkes sendiri telah meminta pasien melakukan isolasi dan memberikan terapi. Rata-rata pasien diisolasi di rumah sakit dan memang pengobatannya lebih banyak ke suportif. Pasien juga diberi obat antivirus dan antibiotik jika bergejala parah.
Dalam upaya pencegahan, Kemenkes melakukan vaksinasi. Vaksin disiapkan sejak akhir tahun lalu. Stok vaksin saat ini baru tersedia 1000 dosis untuk jumlah sasaran 477 orang dengan pemberian 2 dosis dengan rentang 4 minggu. Vaksinasi Monkeypox mulai dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023.
Menurut dr. Robert Sinto, Sp.PD, K-PTI, FINASIM dari Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia, vaksinasi bisa dilakukan sebagai pencegahan pasca pajanan.
"Jadi dalam 4 hari kalau memang ada kontak erat dengan pasien yang sudah konfirmasi Mpox maka kita bisa memberikan juga vaksinasi ini sebagai proses pencegahan,” tutur dr. Sinto.
Sementara itu, menurut dr. Prasetyadi Mawardi, Sp. D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV, FAADV dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, cacar monyet berhubungan erat dengan perilaku. Sebagian besar terjadi pada kelompok yang berisiko.
Kelompok berisiko ini termasuk pada komunitas tertentu. Dari 19 kasus yang terjadi, keseluruhannya berkaitan dengan seksual. Sejauh ini, data tercatat bahwa seluruh pasien adalah laki-laki.
“Mpox ini meskipun disebut penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah. Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat. Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Upaya penanggulangan Mpox ini dengan memperkuat surveilans atau penemuan kasus aktif di seluruh fasilitas kesehatan. Kemenkes juga bekerja sama dengan komunitas atau relawan untuk menjangkau kelompok-kelompok tertentu untuk bisa melakukan deteksi, terutama mencari kontak erat.
“Kita dalami setiap kasus, langsung kita lakukan penyelidikan epidemiologi dan juga penyiapan laboratorium rujukan,” ucap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu, Kamis lalu.
Kemenkes sendiri telah meminta pasien melakukan isolasi dan memberikan terapi. Rata-rata pasien diisolasi di rumah sakit dan memang pengobatannya lebih banyak ke suportif. Pasien juga diberi obat antivirus dan antibiotik jika bergejala parah.
Dalam upaya pencegahan, Kemenkes melakukan vaksinasi. Vaksin disiapkan sejak akhir tahun lalu. Stok vaksin saat ini baru tersedia 1000 dosis untuk jumlah sasaran 477 orang dengan pemberian 2 dosis dengan rentang 4 minggu. Vaksinasi Monkeypox mulai dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023.
Menurut dr. Robert Sinto, Sp.PD, K-PTI, FINASIM dari Perhimpunan Kedokteran Tropis dan Penyakit Infeksi Indonesia, vaksinasi bisa dilakukan sebagai pencegahan pasca pajanan.
"Jadi dalam 4 hari kalau memang ada kontak erat dengan pasien yang sudah konfirmasi Mpox maka kita bisa memberikan juga vaksinasi ini sebagai proses pencegahan,” tutur dr. Sinto.
Sementara itu, menurut dr. Prasetyadi Mawardi, Sp. D.V.E., Subsp. Ven., FINSDV, FAADV dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, cacar monyet berhubungan erat dengan perilaku. Sebagian besar terjadi pada kelompok yang berisiko.
Kelompok berisiko ini termasuk pada komunitas tertentu. Dari 19 kasus yang terjadi, keseluruhannya berkaitan dengan seksual. Sejauh ini, data tercatat bahwa seluruh pasien adalah laki-laki.
“Mpox ini meskipun disebut penyakit menular tapi risiko penularannya tidak mudah. Berbeda dengan cacar air yang penularannya sangat cepat, Mpox ini relatif lambat. Ini juga tergantung dari daya tahan tubuh setiap orang,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)