Jakarta: Di masa liburan sekolah yang sedang berlangsung, waktunya anak-anak menikmati waktu untuk rehat sejenak dari kepenatan. Namun perubahan cuaca ekstrem belakangan ini tak hanya memengaruhi lingkungan, tapi juga memiliki pengaruh bagi kesehatan terlebih bagi anak-anak.
Perubahan cuaca memang tidak dapat dicegah, namun kita dapat melakukan langkah preventif bagi kesehatan fisik kita sendiri, agar tidak mengalami masalah kesehatan.
Perubahan cuaca ekstrem dapat mengakibatkan daya imun tubuh menurun. Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak ini perlu diwaspadai, sebab daya tahan tubuh anak belum berfungsi optimal sehingga rentan sakit.
Dr. Yasri Dalfi Yaunin, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari Eka Hospital Pekanbaru mengatakan salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan cuaca yang ekstrem adalah muntaber. Dalam istilah medis disebut Gastroenteritis atau Flu Perut.
Anak-anak dengan usia dibawah lima tahun lebih rentan terkena muntaber, ini disebabkan oleh virus rotavirus dan norovirus serta bakteri seperti E.coli dan Salmonella atau bisa juga parasit, seperti Giardia dan Entamoeba.
Virus, bakteri dan parasit ini tidak mati karena disebabkan oleh sanitasi yang buruk ataupun cuaca dingin yang membuat virus dan bakteri ini tidak cepat mati dan menempel pada makanan ataupun barang. Apa saja gejala muntaber? Ini paparan dr. Yasri Dalfi Yaunin, Sp.A.

(Muntaber terjadi akibat peradangan pada saluran cerna, sehingga terjadi muntah serta diare. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Gejala muntaber dapat terlihat setelah 1-3 hari terinfeksi dan berlangsung berlangsung selama 3-7 hari namun pada kasus yang parah dapat bertahan hingga 10 hari. Gejalanya seperti:
Mual lalu muntah saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit pada dinding lambung dan lapisan usus. Ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, yang berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah.
BAB dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam dengan feses cair menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan, sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair saat buang air besar.
Demam merupakan respons peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh.
Salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Perubahan cuaca memang tidak dapat dicegah, namun kita dapat melakukan langkah preventif bagi kesehatan fisik kita sendiri, agar tidak mengalami masalah kesehatan.
Perubahan cuaca ekstrem dapat mengakibatkan daya imun tubuh menurun. Sebagai orang tua yang memiliki anak-anak ini perlu diwaspadai, sebab daya tahan tubuh anak belum berfungsi optimal sehingga rentan sakit.
Dr. Yasri Dalfi Yaunin, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari Eka Hospital Pekanbaru mengatakan salah satu masalah kesehatan yang timbul akibat perubahan cuaca yang ekstrem adalah muntaber. Dalam istilah medis disebut Gastroenteritis atau Flu Perut.
Anak-anak dengan usia dibawah lima tahun lebih rentan terkena muntaber, ini disebabkan oleh virus rotavirus dan norovirus serta bakteri seperti E.coli dan Salmonella atau bisa juga parasit, seperti Giardia dan Entamoeba.
Virus, bakteri dan parasit ini tidak mati karena disebabkan oleh sanitasi yang buruk ataupun cuaca dingin yang membuat virus dan bakteri ini tidak cepat mati dan menempel pada makanan ataupun barang. Apa saja gejala muntaber? Ini paparan dr. Yasri Dalfi Yaunin, Sp.A.
Gejala muntaber

(Muntaber terjadi akibat peradangan pada saluran cerna, sehingga terjadi muntah serta diare. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Gejala muntaber dapat terlihat setelah 1-3 hari terinfeksi dan berlangsung berlangsung selama 3-7 hari namun pada kasus yang parah dapat bertahan hingga 10 hari. Gejalanya seperti:
1. Muntah
Mual lalu muntah saat terinfeksi kuman seperti virus, bakteri, atau parasit pada dinding lambung dan lapisan usus. Ini memicu organ pencernaan memproduksi lebih banyak cairan yang membuat perut terasa tidak nyaman, yang berdampak merasakan mual dan bisa berakhir muntah.
2. Feses cair saat BAB
BAB dengan intensitas sering dalam jangka waktu satu jam dengan feses cair menandakan bahwa terdapat infeksi dalam sistem pencernaan, sehingga berdampak pada usus tidak mampu menyerap makanan dan air dengan baik. Inilah yang mengakibatkan tekstur feses lembek atau cair saat buang air besar.
3. Demam
Demam merupakan respons peradangan alami tubuh saat sedang melawan infeksi. Dengan kondisi yang terus muntah dan BAB ini dapat menguras hampir sebagian besar cairan tubuh yang berdampak menjadi dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh.
4. Kurang nafsu makan
Salah satu gejala muntaber yang harus diwaspadai adalah menurunnya nafsu makan. Orang yang sedang muntaber akan merasa tidak nafsu makan akibat perut yang sedang meradang diserang infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)