FITNESS & HEALTH

Kisah Cindy, Gadis Penyintas Dua Kanker Ganas

Yatin Suleha
Senin 15 Februari 2021 / 08:00
Jakarta: Hari Kanker Anak Internasional atau International Childhood Cancer Day (ICCD) diperingati setiap tanggal 15 Februari. Dan masa kecil merupakan masa-masa paling indah untuk bermain. Namun tidak bagi Cindy. Di usia sembilan tahun, Cindy menderita dua kanker ganas, yakni kanker leukimia dan kanker getah bening.

Diambil dari laman resmi Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), yaitu sebuah yayasan pemerhati kanker anak Cindy menuturkan kejadian itu bermula pada 2005 lalu. Awalnya dia merasa lemas, berat badan menurun, hingga demam. Dokter sempat menduga dia mengalami tipes.

“Tapi saya bilang ada keluhan sesak napas. Dokter melakukan rontgen dan terlihat ada pembengkakan jantung, akhirnya saya dirujuk ke rumah sakit jantung,” tutur Cindy yang juga pernah ditulis di Jurnas.com beberapa waktu lalu.

“Ternyata setelah diperiksa itu bukan sakit jantung tapi kanker kelenjar getah bening yang menyelimuti paru-paru saya,” ungkap Cindy.

Belum juga berdamai dengan vonis dokter bahwa dirinya menderita kanker getah bening, Cindy kecil harus berjuang menghadapi kanker ganas lainnya, yaitu kanker leukimia.

“Tulang sum-sum saya dicek ternyata baru ditemukan bahwa saya juga mengidap leukimia,” tambah Cindy.

Setelah itu Cindy pun fokus menjalani pengobatan. Ia menjalani 3,5 tahun untuk melakukan kemoterapi di RS Cipto Mangukusumo (RSCM) Jakarta. Sementara lima tahun selanjutnya dia diharuskan rawat jalan.

“Totalnya 8,5 tahun. Dan sekarang saya sudah dinyatakan sebagai survivor, yang artinya saya sudah kembali sedia kala seperti orang normal,” tutur Cindy.

Kendati sudah dinyatakan sebagai penyintas, Cindy tetap harus memperhatikan batasan yang telah ditetapkan oleh dokter. Ia juga bertindak sebagai mass communication Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI).

“Tidak boleh capek, konsultasi ke dokter jika ada keluhan-keluhan,” kata Cindy.

Ciny bersyukur, selama pengobatan keluarganya selalu mendukung. Baginya, harapan-harapan positif orang terdekat menjadi modal bagi dirinya untuk sembuh.
 

Sekilas tentang YOAI


Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) didirikan pada tanggal 24 Mei 1993, oleh beberapa orang tua, sebagai ungkapan rasa syukur karena salah satu putra/putrinya yang pernah menderita kanker telah berhasil disembuhkan, dibantu simpatisan, relawan, psikolog dan dokter.

Anak-anak berhak memperoleh fasilitas yang sama dalam perawatan dan penanggulangan penyakit kanker. Visi dari YOAI antara lain membantu usaha pemerintah dalam pembangunan dibidang kesehatan anak khususnya penanggulangan penyakit kanker pada anak di Indonesia. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit kanker pada anak.

Misi yang dibangun oleh YOAI adalah membantu biaya pengobatan atau perawatan bagi pasien kanker anak yang tidak mampu, serta menyebarluaskan informasi mengenai penyakit kanker pada anak, deteksi dini, penanggulangannya, dan lain-lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH