FITNESS & HEALTH

Sampai Kapan Harus Periksa Kanker Payudara? Ini Jawabannya!

Aulia Putriningtias
Jumat 20 Oktober 2023 / 13:12
Jakarta: Kanker payudara menjadi salah satu penyakit ganas yang perlu dicegah sejak dini. Namun, masih banyak yang belum menyadari pentingnya skrining sebagai langkah cegah kanker payudara.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus kanker payudara pada 2020 mencapai 68.858 atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia. Yang memprihatinkan, jumlah kasus kematian akibat kanker payudara sendiri mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Data juga menunjukkan bahwa banyak para Ibu yang tidak melakukan skrining. Alasannya karena takut membayangkan prosesnya dan juga adanya ketakutan untuk meninggalkan urusan rumah terutama jika berkaitan dengan anak

Nyatanya, prosedur ini bisa menyelamatkan nyawa. Hal ini dikarenakan masih berada di stadium awal sehingga bisa dilakukan pengobatan secara optimal. Hal ini diungkapkan oleh Ahli kesehatan dari Aman Health dr. Christina Maria.

Menurutnya, kita harus memeriksakan diri terkait kanker payudara setidaknya setahun sekali. Pun, kita dapat melakukannya secara sendiri, apakah ada benjolan yang menetap dan tak mengecil atau tidak.

"Kalau kita merasa di dekat ketiak kiri atau kanan ada benjolan menetap dalam satu siklus dan tidak mengecil, maka waktunya itu cari pertolongan," kata dr. Christina dalam acara Anak Muda Menyelamatkan Ibu oleh NasDem, Kamis, 19 Oktober 2023.
 

Sampai kapan kita perlu memeriksa kanker payudara?


Pemeriksaan berkala akan menjadi bantuan yang cepat ketika ditemukannya kanker payudara. Menurut dr. Christine, tak ada umur tetap untuk berhenti memeriksa dini deteksi kanker payudara, bahkan sampai menopause.

"Sebenarnya panduan sampai kapan kita periksa itu tidak pasti ya, karena apa, ternyata setelah wanita menopause pun penyakit ini masih bisa menghantui," ucapnya.

Ia lebih lanjut mengungkapkan bahwa usia di atas 50 tahun lebih rentan terkena kanker payudara. Hal ini dikarenakan tidak sadar untuk melakukan skrining lebih awal. Jadi, sebaiknya untuk tetap melakukan pemeriksaan.

"Malah rate usia di atas 50-an itu lebih tinggi. Maka dari itu, disarankan untuk melakukan mamogram secara rutin hingga umur 60 tahun," paparnya.

Jika memang di saat berumur 60 tahun tidak mendapati kanker payudara, bukan berarti kamu perlu berhenti memeriksa. Dr. Christine menyarankan bisa melakukan pemeriksaan dua tahun sekali, asal ada syaratnya.

Syaratnya adalah kita tetap perlu melakukan pemeriksaan diri sendiri, dengan memerhatikan sekitaran payudara. Hal ini termasuk apakah payudara terlihat ada benjolan, termasuk di bagian atas dekat ketiak.

"Karena kalau menunggu mamogram lagi dalam dua tahun, ternyata ada deteksi kanker, bisa saja ternyata sudah stadium lanjut," lanjutnya.

Ia juga menyemangati masyarakat bahwa tidak perlu takut untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara. Hal ini dilakukan untuk menekan angka terjadinya kanker payudara di Indonesia. Semakin dini memeriksa, akan semakin baik.

"Jangan takut, karena jika ditemukan (kanker payudara) sedini mungkin, maka rate survivornya akan mencapai 99 persen," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH