FITNESS & HEALTH
Berat Badan Ideal Bantu Cegah Timbulnya Diabetes
Raka Lestari
Sabtu 24 April 2021 / 11:12
Jakarta: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Bahkan jumlah angka kesakitannya terus meningkat. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi diabetes yakni sebesar 8,5%, meningkat dibandingkan Riskesdas 2013 yaitu sebesar 6,9%.
Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengatakan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani. Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, Gula Darah Puasa berkisar 100-125 sementara Gula Darah Setelah Makan yakni 140-200.
“Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes,” ujar Prof. Ketut dalam temu media Hari Diabetes Nasional 2021.
Prof Ketut menekankan bahwa upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes. Bahkan diabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung.
Menurut Prof. Ketut, cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit. Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan mencapai berat badan ideal.
“Diabetes masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini,” tutur Prof. Ketut.
Ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak. Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat.
"Didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun. Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia Bagian Barat, yang Timur sedikit,” kata dr. Faizi.
Agar kadar gula darah terkontrol, dr. Faizi menjabarkan manajemen pada anak dengan diabetes merujuk pada 5 pilar. Di antaranya suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.
Namun demikian, yang menjadi tangan besar yang dihadapi dalam pengendalian Diabetes di Indonesia adalah pasien sering kali terlambat mengetahui penyakit DM. Sehingga, sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat yang dapat mengakibatkan kecacatan sampai kematian dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengatakan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani. Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, Gula Darah Puasa berkisar 100-125 sementara Gula Darah Setelah Makan yakni 140-200.
“Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes,” ujar Prof. Ketut dalam temu media Hari Diabetes Nasional 2021.
Prof Ketut menekankan bahwa upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes. Bahkan diabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung.
Menurut Prof. Ketut, cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit. Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan mencapai berat badan ideal.
“Diabetes masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini,” tutur Prof. Ketut.
Ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak. Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat.
"Didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun. Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia Bagian Barat, yang Timur sedikit,” kata dr. Faizi.
Agar kadar gula darah terkontrol, dr. Faizi menjabarkan manajemen pada anak dengan diabetes merujuk pada 5 pilar. Di antaranya suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.
Namun demikian, yang menjadi tangan besar yang dihadapi dalam pengendalian Diabetes di Indonesia adalah pasien sering kali terlambat mengetahui penyakit DM. Sehingga, sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat yang dapat mengakibatkan kecacatan sampai kematian dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)