FITNESS & HEALTH

Pentingnya Deteksi Dini demi Mencegah Terjadinya Hipertensi Paru pada Anak

Raka Lestari
Jumat 11 Maret 2022 / 17:15
Jakarta: Penyakit hipertensi paru dapat dialami sejak usia dini. Pada kasus spesifik, hipertensi paru juga dapat menjadi salah satu komplikasi dari penyakit jantung bawaan dengan gejala dan tanda-tanda tahap awal yang biasanya tidak spesifik atau tidak terdeteksi pada bayi baru lahir.

Ketua Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI), Arni Rismayanti, mengatakan, hipertensi paru merupakan suatu penyakit yang serius, fatal dan dapat mengancam jiwa. Selain itu hipertensi paru bisa dialami oleh semua usia salah satunya anak-anak.

"Saat ini kasus hipertensi paru di Indonesia paling banyak ditemukan pada Penyakit Jantung Bawaan (PJB) akibat keterlambatan diagnosa atau tidak dikoreksi sejak dini sehingga menimbulkan komplikasi hipertensi paru. Pada kondisi ini baik hipertensi paru maupun penyakit jantung bawaan yang ada harus segera ditangani bersamaan secara cepat dan tepat,” ujar Arni dalam acara Pfizer Media Health Forum.

Keterlambatan penanganan hipertensi paru pada kasus penyakit jantung bawaan bisa menyebabkan pasien tidak dapat dikoreksi lagi seumur hidup. Oleh karena itu pemeriksaan deteksi dini kesehatan jantung terhadap bayi baru lahir dan anak-anak untuk mencegah timbulnya penyakit hipertensi paru sangatlah penting.

Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K), mengatakan, bila terdapat kecurigaan akan hipertensi paru, pemeriksaan utama untuk menegakkan diagnosis adalah dengan melakukan kateterisasi jantung kanan. Kemudian mengukur tekanan di arteri pulmonal dan jantung kanan anak melalui kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha yang diteruskan ke jantung.

"Lebih lanjut, diagnosis penyakit hipertensi paru pada anak umumnya dilakukan melalui anamnesis atau pemeriksaan riwayat secara rinci, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, serta screening dengan elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi. Berbagai pemeriksaan tambahan lainnya juga dapat dilakukan seperti foto toraks dan pencitraan CT scan toraks,” pungkas dr. Radityo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH