FITNESS & HEALTH
Aneurisma Aorta, Penyakit tanpa Gejala yang Bisa Sebabkan Kematian
Aulia Putriningtias
Jumat 03 Mei 2024 / 13:08
Jakarta: Aorta merupakan pembuluh darah utama dan terbesar dari sistem peredaran darah. Ini berfungsi sangat penting dalam mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh melalui cabang-cabangnya.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah aneurisma aorta, penyakit yang kebanyakan tanpa gejala. Aneurisma aorta sendiri merupakan pelebaran abnormal pada dinding aorta. Pelebaran ini bisa menekan berbagai organ tubuh ataupun tidak sama sekali.
Risiko penyakit ini bisa terjadi karena pembesaran aorta bisa pecah sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan terjadinya pendarahan masif dan syok. Menurut Konsultan Intervensi Kardiovaskular di Heartology Hospital, dr Suko Adiarto Sp.JP(K), PhD, pembesaran aorta ini dapat terjadi tanpa gejala sama sekali.
Baca juga: Diet Ini Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Gagal Jantung
Aorta mengalami pelebaran yang semakin besar jika tidak ditangani segera. Pelebaran ini tidak merasakan gejala lantaran penyempitan antara aorta dan organ tubuh tidak tersentuh. Ketika pelebaran semakin besar dan menyentuh organ, akan terasa gejalanya.
Sebagai contoh, ketika aneurisma aorta mengalami pelebaran di bagian jantung, maka organ tersebut akan kesulitan dalam memaksimalkan pekerjaannya untuk memompa darah. Akibatnya, seseorang dapat mengalami berbagai hal, salah satunya sesak napas.
Pelebaran aorta paling sering terjadi di bagian perut dan dada. Saat dinding tebal dalam aorta tak lagi mampu mempertahankan bentuk aorta, maka aorta lama-kelamaan akan melemah dan tak dapat menahan tekanan darah di dalam.
"Akibatnya, dinding aorta bisa pecah hingga menyebabkan perdarahan yang berujung pada kondisi kritis hingga kematian," jelas dr. Suko pada temu media di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.
Aneurisma aorta juga melakukan pelebaran secara lamban. Jadi, umumnya memang tidak merasakan gejala pada saat awal-awal karena memang kecil. Lambat laun, terjadi pelebaran begitu besar hingga dapat sebabkan kematian.
Sayangnya, menurut dr. Suko, penyakit ini tidak bisa kita hindari secara mudah. Hal ini dikarenakan pemeriksaannya hanya bisa melalui ultrasonografi, kemudian belum tentu aneurisma aorta ini muncul.
Bentuknya yang kecil pun tidak serta merta dapat terlihat jelas. Jadi, dr. Suko menyarankan jika mengalami gejala nyeri dada, nyeri punggung, dan sesak napas, sebaiknya coba lakukan ultrasonografi.
Selain itu, gaya hidup yang sehat juga penting untuk dilakukan, meskipun dr. Suko mengatakan bahwa aneurisma aorta dapat muncul kapan saja. Salah satu faktor risiko unum adalah orang yang memiliki hipertensi.
Hipertensi sendiri dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan melakukan aktivitas fisik secara rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah aneurisma aorta, penyakit yang kebanyakan tanpa gejala. Aneurisma aorta sendiri merupakan pelebaran abnormal pada dinding aorta. Pelebaran ini bisa menekan berbagai organ tubuh ataupun tidak sama sekali.
Risiko penyakit ini bisa terjadi karena pembesaran aorta bisa pecah sewaktu-waktu. Hal ini menyebabkan terjadinya pendarahan masif dan syok. Menurut Konsultan Intervensi Kardiovaskular di Heartology Hospital, dr Suko Adiarto Sp.JP(K), PhD, pembesaran aorta ini dapat terjadi tanpa gejala sama sekali.
Baca juga: Diet Ini Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Gagal Jantung
Mengapa pengidap aneurisma aorta tidak merasakan gejala?
Aorta mengalami pelebaran yang semakin besar jika tidak ditangani segera. Pelebaran ini tidak merasakan gejala lantaran penyempitan antara aorta dan organ tubuh tidak tersentuh. Ketika pelebaran semakin besar dan menyentuh organ, akan terasa gejalanya.
Sebagai contoh, ketika aneurisma aorta mengalami pelebaran di bagian jantung, maka organ tersebut akan kesulitan dalam memaksimalkan pekerjaannya untuk memompa darah. Akibatnya, seseorang dapat mengalami berbagai hal, salah satunya sesak napas.
Pelebaran aorta paling sering terjadi di bagian perut dan dada. Saat dinding tebal dalam aorta tak lagi mampu mempertahankan bentuk aorta, maka aorta lama-kelamaan akan melemah dan tak dapat menahan tekanan darah di dalam.
"Akibatnya, dinding aorta bisa pecah hingga menyebabkan perdarahan yang berujung pada kondisi kritis hingga kematian," jelas dr. Suko pada temu media di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.
Aneurisma aorta juga melakukan pelebaran secara lamban. Jadi, umumnya memang tidak merasakan gejala pada saat awal-awal karena memang kecil. Lambat laun, terjadi pelebaran begitu besar hingga dapat sebabkan kematian.
Bagaimana cara menghindari aneurisma aorta?
Sayangnya, menurut dr. Suko, penyakit ini tidak bisa kita hindari secara mudah. Hal ini dikarenakan pemeriksaannya hanya bisa melalui ultrasonografi, kemudian belum tentu aneurisma aorta ini muncul.
Bentuknya yang kecil pun tidak serta merta dapat terlihat jelas. Jadi, dr. Suko menyarankan jika mengalami gejala nyeri dada, nyeri punggung, dan sesak napas, sebaiknya coba lakukan ultrasonografi.
Selain itu, gaya hidup yang sehat juga penting untuk dilakukan, meskipun dr. Suko mengatakan bahwa aneurisma aorta dapat muncul kapan saja. Salah satu faktor risiko unum adalah orang yang memiliki hipertensi.
Hipertensi sendiri dapat dicegah dengan gaya hidup yang sehat. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan melakukan aktivitas fisik secara rutin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)