FITNESS & HEALTH
Cara Pemerintah Menanggulangi Kanker Payudara dan Serviks di Indonesia
Aulia Putriningtias
Kamis 09 November 2023 / 12:23
Jakarta: Kanker payudara dan serviks masih menjadi permasalahan. Kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar 25,9 persen antara tahun 2020 dan 2030 dengan angka kematian sebesar 29,4 persen.
Di sisi lain, kejadian kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 25,8 persen dan angka kematian sebesar 33,9 persen pada periode yang sama. Angka-angka tersebut tak bisa dikatakan kecil.
Wanita di Asia Pasifik menghadapi risiko lebih tinggi terdampak kanker payudara dan serviks. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, termasuk rendahnya kesadaran, stigma, dan kurangnya akses terhadap layanan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang berkualitas dan tepat waktu.
"Kami terus mendorong upaya skrining, deteksi dini, pengobatan yang tepat bagi pasien kanker. Kami menargetkan 80 persen dari pasien kanker dapat melakukan deteksi dini sehingga mendapatkan pengobatan lebih cepat”, papar Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, Rabu, 8 November 2023, di salah satu hotel Jakarta.
Sebuah laporan dipaparkan bertajuk 'Impact and opportunity: the case for investing in women’s cancers in Asia Pacific”, yang dipublikasikan oleh Economist Impact, disusun oleh APAC WCC. Laporan ini mengkaji beban kanker payudara dan serviks saat ini, serta kualitas kebijakan dan program untuk mengatasi kanker berdasarkan rekomendasi World Health Organisation (WHO).
Indonesia sendiri memiliki skor yang berkisar dari rendah hingga sedang di lima kategori penilaian. Sebagian besar ruang perbaikan berada pada kategori terkait kebijakan dan perencanaan, pencegahan dan skrining, serta diagnostik dan kapasitas sumber daya.
"Ini dapat mengatasi kesenjangan ini dan melakukan perbaikan dengan mengambil pendekatan kolaboratif dari seluruh ekosistem layanan kesehatan. Ini akan bermanfaat bagi ratusan ribu wanita di Indonesia," papar Omair Azam, Associate Director di Crowell & Moring International (CMI).
Menurut dr. Eva Susanti selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tak Menular, Kementerian Kesehatan mulai menggunakan tes HPV DNA sebagai alat skrining kanker serviks di provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, tak hanya berhenti di Jakarta. Namun, diperkenalkan di 16 provinsi di Indonesia mulai tahun depan. HPV dinilai memiliki biaya yang hemat. Selain itu, sensitivitas tes HPV DNA yang tinggi juga lebih baik untuk skrining kanker serviks dan selaras dengan pedoman WHO.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyampaikan, untuk mengendalikan kasus kanker, layanan promosi, pencegahan, skrining dan konsultasi dalam Program JKN diperkuat. Sehingga, bukan hanya peserta yang sakit saja yang dapat memanfaatkan layanan JKN, tetapi juga yang sehat dapat memanfaatkannya.
"Program IVA atau papsmear untuk mendeteksi kanker serviks yang dapat diperoleh di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sesuai ketentuan. Ada pula skrining riwayat kesehatan pada Aplikasi Mobile JKN yang apabila hasilnya menunjukkan risiko tinggi, peserta bisa mendapatkan konsultasi di FKTP tempat peserta terdaftar," paparnya.
"Kami percaya akan pentingnya memperkuat rencana pengendalian kanker nasional, pendanaan yang memadai, dan mendorong kemitraan pemerintah-swasta untuk meningkatkan hasil pengobatan pasien," tutup Aryanthi Baramuli Putri, Chairperson dari Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Di sisi lain, kejadian kanker serviks diperkirakan meningkat sebesar 25,8 persen dan angka kematian sebesar 33,9 persen pada periode yang sama. Angka-angka tersebut tak bisa dikatakan kecil.
Wanita di Asia Pasifik menghadapi risiko lebih tinggi terdampak kanker payudara dan serviks. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, termasuk rendahnya kesadaran, stigma, dan kurangnya akses terhadap layanan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan yang berkualitas dan tepat waktu.
"Kami terus mendorong upaya skrining, deteksi dini, pengobatan yang tepat bagi pasien kanker. Kami menargetkan 80 persen dari pasien kanker dapat melakukan deteksi dini sehingga mendapatkan pengobatan lebih cepat”, papar Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, Rabu, 8 November 2023, di salah satu hotel Jakarta.
Sebuah laporan dipaparkan bertajuk 'Impact and opportunity: the case for investing in women’s cancers in Asia Pacific”, yang dipublikasikan oleh Economist Impact, disusun oleh APAC WCC. Laporan ini mengkaji beban kanker payudara dan serviks saat ini, serta kualitas kebijakan dan program untuk mengatasi kanker berdasarkan rekomendasi World Health Organisation (WHO).
Indonesia sendiri memiliki skor yang berkisar dari rendah hingga sedang di lima kategori penilaian. Sebagian besar ruang perbaikan berada pada kategori terkait kebijakan dan perencanaan, pencegahan dan skrining, serta diagnostik dan kapasitas sumber daya.
"Ini dapat mengatasi kesenjangan ini dan melakukan perbaikan dengan mengambil pendekatan kolaboratif dari seluruh ekosistem layanan kesehatan. Ini akan bermanfaat bagi ratusan ribu wanita di Indonesia," papar Omair Azam, Associate Director di Crowell & Moring International (CMI).
Menurut dr. Eva Susanti selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tak Menular, Kementerian Kesehatan mulai menggunakan tes HPV DNA sebagai alat skrining kanker serviks di provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, tak hanya berhenti di Jakarta. Namun, diperkenalkan di 16 provinsi di Indonesia mulai tahun depan. HPV dinilai memiliki biaya yang hemat. Selain itu, sensitivitas tes HPV DNA yang tinggi juga lebih baik untuk skrining kanker serviks dan selaras dengan pedoman WHO.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyampaikan, untuk mengendalikan kasus kanker, layanan promosi, pencegahan, skrining dan konsultasi dalam Program JKN diperkuat. Sehingga, bukan hanya peserta yang sakit saja yang dapat memanfaatkan layanan JKN, tetapi juga yang sehat dapat memanfaatkannya.
"Program IVA atau papsmear untuk mendeteksi kanker serviks yang dapat diperoleh di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sesuai ketentuan. Ada pula skrining riwayat kesehatan pada Aplikasi Mobile JKN yang apabila hasilnya menunjukkan risiko tinggi, peserta bisa mendapatkan konsultasi di FKTP tempat peserta terdaftar," paparnya.
"Kami percaya akan pentingnya memperkuat rencana pengendalian kanker nasional, pendanaan yang memadai, dan mendorong kemitraan pemerintah-swasta untuk meningkatkan hasil pengobatan pasien," tutup Aryanthi Baramuli Putri, Chairperson dari Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)