FITNESS & HEALTH

TB Milier, TBC yang Bukan Hanya Batuk dan Berat Badan Turun

Mia Vale
Minggu 25 Mei 2025 / 16:00
Jakarta: TB milier merupakan bentuk tuberkulosis (TB) yang langka namun serius. Penyakit ini terjadi ketika seseorang menghirup partikel TB di udara, dan partikel tersebut masuk ke aliran darah. 

Mendengar kata “tuberkulosis” atau TB saja mungkin sudah membuat banyak orang khawatir, apalagi jika mendengar istilah TB milier yang terdengar lebih kompleks dan menakutkan. 

Penyakit ini ditandai dengan keberadaan nodul atau bercak kecil sebesar 1—5 mm pada organ-organ yang terinfeksi. Bagi beberapa orang, TB milier mungkin terdengar asing, tetapi penting untuk mengenalinya karena penyakit ini bisa menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. 

Kali ini, kami membahas gejala potensial TB milier dan penyebabnya secara lebih rinci. 

Baca juga: Kemenkes Luncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis
 

1. Menyerang organ tubuh



(Gejala tuberkulosis milier sering tidak spesifik dan bisa sulit dikenali, termasuk demam yang tidak kunjung reda, penurunan berat badan, kelelahan ekstrem, dan keringat malam. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Pada TB milier, bakteri tuberkulosis bisa menyerang organ tubuh selain paru-paru. Nama tuberkulosis sendiri milier berasal dari pola yang terlihat pada hasil rontgen dada dengan banyaknya bercak kecil yang menyebar di seluruh paru-paru. 

Bercak-bercak tersebut terlihat seperti biji millet yang kemudian memunculkan istilah “milier”. TB jenis ini bisa memengaruhi organ apa pun, termasuk paru-paru, otak, hati, tulang, dan kelenjar getah bening.

TB milier bisa sembuh dan dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada serta menghentikan infeksi bakteri penyebab tuberkulosis. Kondisi ini ditemukan sebanyak 2 persen dari kasus terlapor tuberkulosis dan termasuk dalam berkisar 20 persen seluruh kasus penyakit yang menyerang organ di luar paru. 

Penyakit ini dapat memengaruhi hampir semua orang. Namun, kasus kejadiannya paling sering ditemui pada orang-orang berusia lanjut atau anak-anak. 
 

2. Tanda dan gejala TB milier


Pasien dengan TB milier awalnya sering kali mengalami gejala tuberkulosis yang tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain, seperti demam, kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. 

Namun seiring berkembangnya penyakit, disebutkan pada studi dalam jurnal Clinical Tuberculosis and Other Mycobacterial Diseases, pasien TB milier juga dapat menyebabkan munculnya gejala sebagai berikut:

- Pembesaran hati atau hepatomegali (pembesaran organ hati)
- Peradangan pankreas
- Disfungsi berbagai organ dengan insufisiensi adrenal, di mana tidak menghasilkan cukup hormon steroid untuk mengatur fungsi organ
- Bisa disertai dengan pneumotoraks, ukuran paru-paru yang mengempis
- Tekstur feses dapat menyerupai kondisi diare

Gejala-gejala tuberkulosis milier lainnya menurut Medical News Today, juga bisa muncul meliputi demam, hiperkalemia, tuberkel choroidal dan luka pada kulit. 

Banyak pasien dapat mengalami demam yang berlangsung selama beberapa minggu dengan puncak harian pada suhu pagi hari. Sementara hiperkalemia merupakan kondisi saat kadar kalium pada darah lebih tinggi dari kadar normal. 

Hiperkalemia terjadi pada 16 - 51 persen kasus tuberkulosis. Hiperkalemia terjadi sebagai respons dari peningkatan aktivitas makrofag (bagian dari sel darah putih). 

Baca juga: Wamenkes Apresiasi Peran Kader dalam Program TOSS TB

Sementara choroidal tubercles menyebabkan luka pucat pada saraf mata, biasanya sering terjadi pada kasus TB milier pada anak-anak dengan TBC. Luka ini dapat muncul pada salah satu atau kedua mata dengan jumlah luka bervariasi pada pasien. 

Choroidal tubercles mungkin merupakan gejala penting dari TB milier. Gejala khas ini sering kali mengonfirmasi dugaan diagnosis yang ditentukan dokter di awal.

Jika kamu memiliki tanda-tanda atau gejala TB milier di atas atau pertanyaan lainnya, segera berkonsultasi kepada dokter. Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.

Agar mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan, periksakan apa pun gejala yang kamu alami ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH