FITNESS & HEALTH
Sebab Bayi Sungsang dan Bolehkah Bayi Sungsang Diurut?
Medcom
Selasa 08 November 2022 / 15:23
Jakarta: Menurut Association for Improvement of Maternity Services (AIMS), ada banyak alasan mengapa bayi bergerak ke posisi sungsang selama mereka dalam kandungan.
Bayi juga kemungkinan akan tetap berada pada posisi sungsang, jika terjadi multiple pregnancy atau kehamilan ganda, jika ibunya memiliki rahim yang berbentuk tidak normal, atau jika ada tingkat cairan ketuban tertentu. Seperti terlalu banyak cairan ketuban atau terlalu sedikit cairan ketuban.
Daniel Roshan, M.D., F.A.C.O.G, F.A.C.S, direktur ROSH Maternal-Fetal Medicine di New York menjelaskan beberapa penyebab bayi mengalami sungsang.
"Penyebab bayi mengalami sungsang karena kelainan pada janin, kelainan pada kandungan seperti bentuk rahim yang abnormal, rahim yang terdapat fibroid, panggul yang sempit, atau tidak cukup ruang bagi bayi," jelas Roshan kepada Romper.
Menurut dr. Sarah Picadela, SpOG, “Kehamilam sungsang adalah posisi di mana yang normal adalah kepala sebagai penunjuk jalan lahir tetapi sungsang bisa bokong atau kaki bayi,” ujarnya pada Medcom.id beberapa waktu lalu.
.jpg)
(Dilansir dari Encyclopedia of Children’s Health, dokter kandungan umumnya dapat mengetahui posisi janin dengan meraba dinding perut ibu. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
“Untuk mengetahui posisi sungsang bisa dilihat melalui USG,” lanjutnya. Ada berbagai faktor yang menyebabkan posisi sungsang antara lain:
1. Sering hamil
2. Bayi kembar
3. Sebelumnya pernah mengalami kelahiran prematur
4. Cairan ketuban terlalu banyak
5. Pernah mengalami plasenta previa
6. Bentuk rahim tidak normal
Banyak orang yang hamil sungsang pergi ke tukang urut. Ini adalah tindakan yang tidak tepat untuk dilakukan.
“Tidak direkomendasikan diurut karena kalau tidak ditangani oleh profesional, tali plasenta putus, pendarahan, kelahiran prematur, menyebabkan trauma pada bayi atau ibu, dan lain-lain. Dan buruknya lagi, bisa menyebabkan kematian pada ibu dan anak,” ujarnya.
Hal yang bisa ibu hamil lakukan adalah dengan menggerakkan beberapa bagian tubuh dan tentunya berkonsultasi dengan dokter.
“Tindakan penanganan bisa dengan jalan kaki, gerakan lutut dan dada. Langkah selanjutnya adalah konsultasikan dengan spesialis untuk mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan,” paparnya.
Raka Lestari & Kumara Anggita
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Bayi juga kemungkinan akan tetap berada pada posisi sungsang, jika terjadi multiple pregnancy atau kehamilan ganda, jika ibunya memiliki rahim yang berbentuk tidak normal, atau jika ada tingkat cairan ketuban tertentu. Seperti terlalu banyak cairan ketuban atau terlalu sedikit cairan ketuban.
Daniel Roshan, M.D., F.A.C.O.G, F.A.C.S, direktur ROSH Maternal-Fetal Medicine di New York menjelaskan beberapa penyebab bayi mengalami sungsang.
"Penyebab bayi mengalami sungsang karena kelainan pada janin, kelainan pada kandungan seperti bentuk rahim yang abnormal, rahim yang terdapat fibroid, panggul yang sempit, atau tidak cukup ruang bagi bayi," jelas Roshan kepada Romper.
Menurut dr. Sarah Picadela, SpOG, “Kehamilam sungsang adalah posisi di mana yang normal adalah kepala sebagai penunjuk jalan lahir tetapi sungsang bisa bokong atau kaki bayi,” ujarnya pada Medcom.id beberapa waktu lalu.
.jpg)
(Dilansir dari Encyclopedia of Children’s Health, dokter kandungan umumnya dapat mengetahui posisi janin dengan meraba dinding perut ibu. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
“Untuk mengetahui posisi sungsang bisa dilihat melalui USG,” lanjutnya. Ada berbagai faktor yang menyebabkan posisi sungsang antara lain:
1. Sering hamil
2. Bayi kembar
3. Sebelumnya pernah mengalami kelahiran prematur
4. Cairan ketuban terlalu banyak
5. Pernah mengalami plasenta previa
6. Bentuk rahim tidak normal
Banyak orang yang hamil sungsang pergi ke tukang urut. Ini adalah tindakan yang tidak tepat untuk dilakukan.
“Tidak direkomendasikan diurut karena kalau tidak ditangani oleh profesional, tali plasenta putus, pendarahan, kelahiran prematur, menyebabkan trauma pada bayi atau ibu, dan lain-lain. Dan buruknya lagi, bisa menyebabkan kematian pada ibu dan anak,” ujarnya.
Hal yang bisa ibu hamil lakukan adalah dengan menggerakkan beberapa bagian tubuh dan tentunya berkonsultasi dengan dokter.
“Tindakan penanganan bisa dengan jalan kaki, gerakan lutut dan dada. Langkah selanjutnya adalah konsultasikan dengan spesialis untuk mengetahui tindakan apa yang perlu dilakukan,” paparnya.
Raka Lestari & Kumara Anggita
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)