FITNESS & HEALTH

Yuk, Pahami Masalah Usus dengan Mengetahui 7 Tanda Usus Tidak Sehat

Mia Vale
Senin 03 Oktober 2022 / 14:00
Jakarta: Istilah "mikrobioma usus" mengacu pada mikroorganisme yang hidup di usus. Meski, beberapa mikroorganisme diketahui berbahaya bagi kesehatan kita, tetapi banyak juga yang sangat bermanfaat dan bahkan diperlukan untuk kesehatan tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa memiliki berbagai macam bakteri di usus dapat membantu mengurangi risiko kondisi seperti diabetes, penyakit radang usus, dan radang sendi psoriatik. Kompleksitas usus yang luar biasa dan pentingnya bagi kesehatan kita secara keseluruhan adalah topik penelitian yang meningkat di komunitas medis.

Studi selama beberapa dekade terakhir telah menemukan hubungan antara kesehatan usus dengan sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental, penyakit autoimun, gangguan endokrin, dan gangguan pencernaan. Serta pada penyakit kardiovaskular dan kanker. 

Tingkat keragaman bakteri usus yang lebih tinggi dapat dikaitkan dengan peningkatan kesehatan. Sementara penelitian sedang berlangsung, tampak jelas bahwa kesehatan usus berperan dalam banyak bidang kesehatan dan kesejahteraan.

Melansir dari laman Healthline, banyak bagian kehidupan modern yang dapat memengaruhi mikrobioma usus, termasuk:

- tingkat stres yang tinggi
- terlalu sedikit tidur
- makan makanan Barat yang tinggi dalam makanan olahan dan tinggi gula
- minum antibiotik

Hal ini pada gilirannya dapat memengaruhi aspek lain dari kesehatan, seperti:

- fungsi kekebalan
- kadar hormon
- bobot
- perkembangan penyakit


(Penelitian menunjukkan bahwa memiliki berbagai macam bakteri di usus dan dapat membantu mengurangi risiko kondisi seperti diabetes, penyakit radang usus, dan radang sendi psoriatik. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)


Nah, melihat dari beberapa gejala bila kesehatan usus berkurang, berikut tanda-tanda yang paling umum dialami, seperti:
 

Sakit perut

Gangguan perut semua bisa menjadi tanda usus yang tidak sehat. Mereka termasuk, gas, kembung, sembelit, diare, maag. Usus yang seimbang akan memiliki lebih sedikit kesulitan memproses makanan dan menghilangkan limbah, kemungkinan menyebabkan gejala yang lebih sedikit.
 

Diet tinggi gula

Diet tinggi makanan olahan dan gula tambahan dapat menurunkan jumlah bakteri "baik" dan keragaman di usus. Penelitian menunjukkan bahwa ini dapat menyebabkan peningkatan peradangan di seluruh tubuh. Peradangan dapat menjadi cikal bakal beberapa penyakit, termasuk kanker.
 

Perubahan berat badan 

Menambah atau menurunkan berat badan tanpa mengubah pola makan atau kebiasaan olahraga mungkin merupakan tanda usus yang tidak sehat. Usus yang tidak seimbang dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, mengatur gula darah, dan menyimpan lemak. Penurunan berat badan juga dapat disebabkan oleh malabsorpsi karena pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil. Di sisi lain, kenaikan berat badan dapat disebabkan oleh resistensi insulin atau peningkatan peradangan.
 

Gangguan tidur atau kelelahan 

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan bakteri usus mungkin terkait dengan tidur yang terfragmentasi dan durasi tidur yang pendek, yang dapat menyebabkan kelelahan kronis. Sementara penyebabnya masih belum jelas, tampaknya terkait dengan peradangan, fungsi metabolisme, dan kesehatan mental.
 

Iritasi kulit

Kondisi kulit seperti psoriasis mungkin terkait dengan jenis bakteri yang ada di usus. Konsentrasi bakteri menguntungkan yang lebih rendah dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan kondisi yang memengaruhi organ, termasuk kulit.
 

Kondisi autoimun

Banyak penelitian telah menemukan hubungan antara kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh. Usus yang tidak sehat dapat meningkatkan peradangan sistemik dan mengubah berfungsinya sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyakit autoimun, di mana tubuh menyerang dirinya sendiri daripada penyerbu berbahaya.
 

Intoleransi makanan

Intoleransi makanan adalah hasil dari kesulitan mencerna makanan tertentu. Ini berbeda dengan alergi makanan, yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa, mungkin disebabkan oleh kualitas bakteri yang buruk di usus. Ini dapat menyebabkan kesulitan mencerna makanan pemicu dan gejala seperti: kembung, gas, diare, sakit perut, mual. Ada juga beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa alergi makanan mungkin terkait dengan kesehatan usus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH