FITNESS & HEALTH
Herpes Zoster, ketika Virus Tidur dari Masa Kecil Bangkit Lagi
A. Firdaus
Sabtu 19 Juli 2025 / 13:36
Jakarta: Herpes zoster atau yang sering disebut masyarakat sebagai cacar ular merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh reaktivasi Virus Varicella-Zoster. Ini merupakan jenis virus yang sama-sama menyebabkan cacar air pada masa kanak-kanak.
Penyakit ini cenderung menyerang orang dewasa. Khususnya mereka yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki daya tahan tubuh yang menurun.
Gejala herpes zoster kerap muncul secara tidak khas di awal. Pasien mungkin hanya mengeluhkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri dada, atau rasa nyeri menusuk pada satu sisi tubuh. Gejala ini sering kali membingungkan dan tak jarang disalahartikan sebagai penyakit lain.
Baru setelah beberapa hari, muncul lenting-lenting kecil berisi air yang berkelompok. Biasanya hanya di satu sisi tubuh, dengan pinggiran kemerahan.
Baca juga: Disebut Lebih Nyeri dari Melahirkan, Ini Penjelasan Cacar Api
Jika lenting sudah muncul, maka diagnosis herpes zoster bisa ditegakkan dengan lebih mudah. Namun, jika hanya gejala awal yang muncul, pemeriksaan mendetail sangat penting, terlebih jika lenting muncul di area tersembunyi seperti kulit kepala.
Herpes zoster bisa sembuh dengan sendirinya, khususnya pada orang dengan sistem imun yang baik. Namun, jika tidak ditangani sejak dini, penyakit ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti:
- Infeksi sekunder pada kulit (selulitis).
- Peradangan luas (inflamasi).
- Komplikasi mata jika menyerang area wajah.
- Nyeri saraf berkepanjangan (post-herpetic neuralgia).
"Penanganan dalam 3x24 jam sejak gejala pertama muncul sangat penting. Pemberian antivirus sedini mungkin akan mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan memperpendek masa sakit," ujar Sekretaris Jendreal PERDOSKI, Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp. D.V.E, Subsp. Ven, FINSDV, FAADV.
Kelompok usia lanjut adalah yang paling berisiko terkena herpes zoster. Ini karena herpes zoster merupakan reaktivasi virus cacar air yang sudah lama "tidur" dalam tubuh. Seiring usia, daya tahan tubuh menurun, dan virus bisa kembali aktif.

Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp. D.V.E, Subsp. Ven, FINSDV, FAADV. Dok. A. Firdaus/Medcom
“Jika dulu kamu pernah mengalami cacar air, kamu punya potensi terkena herpes zoster di kemudian hari, terutama jika berusia di atas 50 tahun,” kata Dr. Hanny dalam peluncuran Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa.
Pencegahan herpes zoster dapat dilakukan melalui vaksinasi, terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi dewasa masih sangat rendah.
“Waktu anak-anak, kita aktif tanya soal jadwal imunisasi. Tapi saat dewasa, kita malah abai. Padahal, vaksinasi dewasa sama pentingnya, terutama untuk mencegah penyakit yang bisa menurunkan kualitas hidup,” jelas Dr. Hanny.
Masih banyak masyarakat yang menganggap vaksinasi hanya untuk anak-anak. Edukasi mengenai pentingnya vaksinasi dewasa, termasuk vaksin herpes zoster, masih terbatas. Padahal, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Menurut Dr. Hanny, perlu ada kerja sama lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, hingga media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit, khususnya pada kelompok berisiko tinggi.
Perlu dibedakan antara herpes zoster dan herpes simplex. Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster dan bukan penyakit menular seksual. Sementara itu, herpes simplex biasanya menyerang area kelamin atau mulut, dan ditularkan melalui kontak langsung, termasuk hubungan seksual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Penyakit ini cenderung menyerang orang dewasa. Khususnya mereka yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki daya tahan tubuh yang menurun.
Bagaimana Gejala Awal Herpes Zoster?
Gejala herpes zoster kerap muncul secara tidak khas di awal. Pasien mungkin hanya mengeluhkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri dada, atau rasa nyeri menusuk pada satu sisi tubuh. Gejala ini sering kali membingungkan dan tak jarang disalahartikan sebagai penyakit lain.
Baru setelah beberapa hari, muncul lenting-lenting kecil berisi air yang berkelompok. Biasanya hanya di satu sisi tubuh, dengan pinggiran kemerahan.
Baca juga: Disebut Lebih Nyeri dari Melahirkan, Ini Penjelasan Cacar Api
Jika lenting sudah muncul, maka diagnosis herpes zoster bisa ditegakkan dengan lebih mudah. Namun, jika hanya gejala awal yang muncul, pemeriksaan mendetail sangat penting, terlebih jika lenting muncul di area tersembunyi seperti kulit kepala.
Mengapa Herpes Zoster Perlu Diwaspadai?
Herpes zoster bisa sembuh dengan sendirinya, khususnya pada orang dengan sistem imun yang baik. Namun, jika tidak ditangani sejak dini, penyakit ini dapat berkembang menjadi komplikasi serius, seperti:
- Infeksi sekunder pada kulit (selulitis).
- Peradangan luas (inflamasi).
- Komplikasi mata jika menyerang area wajah.
- Nyeri saraf berkepanjangan (post-herpetic neuralgia).
"Penanganan dalam 3x24 jam sejak gejala pertama muncul sangat penting. Pemberian antivirus sedini mungkin akan mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan memperpendek masa sakit," ujar Sekretaris Jendreal PERDOSKI, Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp. D.V.E, Subsp. Ven, FINSDV, FAADV.
Siapa yang Paling Berisiko?
Kelompok usia lanjut adalah yang paling berisiko terkena herpes zoster. Ini karena herpes zoster merupakan reaktivasi virus cacar air yang sudah lama "tidur" dalam tubuh. Seiring usia, daya tahan tubuh menurun, dan virus bisa kembali aktif.

Dr. dr. Hanny Nilasari, Sp. D.V.E, Subsp. Ven, FINSDV, FAADV. Dok. A. Firdaus/Medcom
“Jika dulu kamu pernah mengalami cacar air, kamu punya potensi terkena herpes zoster di kemudian hari, terutama jika berusia di atas 50 tahun,” kata Dr. Hanny dalam peluncuran Buku Saku dan Kartu Vaksinasi Dewasa.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Pencegahan herpes zoster dapat dilakukan melalui vaksinasi, terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun. Sayangnya, kesadaran masyarakat terhadap vaksinasi dewasa masih sangat rendah.
“Waktu anak-anak, kita aktif tanya soal jadwal imunisasi. Tapi saat dewasa, kita malah abai. Padahal, vaksinasi dewasa sama pentingnya, terutama untuk mencegah penyakit yang bisa menurunkan kualitas hidup,” jelas Dr. Hanny.
Apa Tantangan dalam Edukasi Masyarakat?
Masih banyak masyarakat yang menganggap vaksinasi hanya untuk anak-anak. Edukasi mengenai pentingnya vaksinasi dewasa, termasuk vaksin herpes zoster, masih terbatas. Padahal, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Menurut Dr. Hanny, perlu ada kerja sama lintas sektor, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, hingga media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit, khususnya pada kelompok berisiko tinggi.
Apa Bedanya dengan Herpes Lain?
Perlu dibedakan antara herpes zoster dan herpes simplex. Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella-zoster dan bukan penyakit menular seksual. Sementara itu, herpes simplex biasanya menyerang area kelamin atau mulut, dan ditularkan melalui kontak langsung, termasuk hubungan seksual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)