FITNESS & HEALTH
Ternyata, 5 Makanan Sehari-hari Ini Bisa Meningkatkan Risiko Kanker
Mia Vale
Minggu 23 Maret 2025 / 12:21
Jakarta: Kanker merupakan penyakit yang kompleks. Ada banyak jenis kanker, serta banyak kemungkinan penyebabnya. Meskipun kita masih belum mengetahui semua jawabannya, yang diketahui adalah berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan kanker.
Susunan genetik dan riwayat keluarga berperan. Namun, faktor eksternal yang mungkin dapat kamu kendalikan, memiliki dampak yang lebih besar. Kebiasaan gaya hidup, misalnya. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa 80 - 90 persen tumor ganas terkait dengan faktor eksternal.
Makanan yang kita makan dapat memengaruhi risiko terkena jenis kanker tertentu. Pola makan tinggi energi dan tinggi lemak bisa menyebabkan obesitas dan secara umum dianggap meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Mengonsumsi berbagai macam makanan dalam jumlah yang disarankan, membantu menjaga pola makan yang sehat dan menarik serta menyediakan berbagai nutrisi yang berbeda bagi tubuh.
Namun twrnyata, mengonsumsi beberapa makanan, bahkan makanan sehari-hari bisa meningkatkan risiko penyakit, kanker, misalnya. Makanan apa saja itu?
.jpg)
(Meski dikatakan sebagai makanan pemicu kanker, bukan berarti kamu dilarang untuk mengonsumsinya. Hanya saja kamu perlu membatasinya demi menurunkan tingkat risiko kanker. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker. Beberapa contoh makanan ini meliputi, minuman manis, makanan panggang, pasta putih, roti putih, nasi putih, bahkan sereal manis saat sarapan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu.
Menurut sebuah tinjauan tahun 2019, diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim). Konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang menurut sebuah studi tahun 2017, dapat menjadi faktor risiko kanker kolorektal.
Daging asap dan daging yang diawetkan atau diasamkan lainnya mengandung zat yang disebut nitrat, yang berpotensi menyebabkan kanker, khususnya kanker usus, jika dikonsumsi dalam dosis besar.
Mengutip laman HelloSehat, kelompok makanan asin mencakup berbagai makanan yang diawetkan, seperti daging asap, dendeng, ikan asin, dan asinan. Makanan karsinogenik ini cenderung tinggi garam tetapi rendah kandungan gizi.
Baca juga: Waspadai! Ini Tanda Peringatan Kanker yang Sering Diabaikan
Menurut tinjauan dari tahun 2019 melalui Heathline, daging olahan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal dan kanker perut. Dalam tinjauan tahun 2018, para peneliti menetapkan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Makanan bertepung yang digoreng memiliki kandungan akrilamida yang sangat tinggi. Ini termasuk produk kentang goreng, seperti kentang goreng dan keripik kentang. Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida ditemukan bersifat karsinogenik dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menganggapnya "mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia." Menurut penelitian tahun 2020, akrilamida merusak DNA dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel.
Mengonsumsi daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba dapat membantu kamu memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral harian. Mengonsumsi jenis makanan ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tumor ganas pada usus besar.
Makan daging merah sendiri tidak secara langsung menjadi penyebab tumor maupun kanker, tetapi peningkatan risiko kanker dari makanan ini berkaitan dengan cara mengolah daging yang lebih sering dibakar.
Daging merah dan olahannya, seperti sosis atau kornet, juga mengandung nitrat. Menurut studi, senyawa alami ini akan berubah menjadi karsinogen setelah masuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk mengurangi risiko kanker, cobalah membatasi konsumsi makanan ini, dan fokuslah pada kebiasaan gaya hidup sehat. Ini termasuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang dapat menurunkan risiko kanker, berolahraga secara teratur, dan mencari cara untuk mengurangi stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Susunan genetik dan riwayat keluarga berperan. Namun, faktor eksternal yang mungkin dapat kamu kendalikan, memiliki dampak yang lebih besar. Kebiasaan gaya hidup, misalnya. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa 80 - 90 persen tumor ganas terkait dengan faktor eksternal.
Makanan yang kita makan dapat memengaruhi risiko terkena jenis kanker tertentu. Pola makan tinggi energi dan tinggi lemak bisa menyebabkan obesitas dan secara umum dianggap meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.
Mengonsumsi berbagai macam makanan dalam jumlah yang disarankan, membantu menjaga pola makan yang sehat dan menarik serta menyediakan berbagai nutrisi yang berbeda bagi tubuh.
Namun twrnyata, mengonsumsi beberapa makanan, bahkan makanan sehari-hari bisa meningkatkan risiko penyakit, kanker, misalnya. Makanan apa saja itu?
Gula dan karbohidrat olahan
.jpg)
(Meski dikatakan sebagai makanan pemicu kanker, bukan berarti kamu dilarang untuk mengonsumsinya. Hanya saja kamu perlu membatasinya demi menurunkan tingkat risiko kanker. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Makanan manis dan karbohidrat olahan secara tidak langsung dapat meningkatkan risiko kanker. Beberapa contoh makanan ini meliputi, minuman manis, makanan panggang, pasta putih, roti putih, nasi putih, bahkan sereal manis saat sarapan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu.
Menurut sebuah tinjauan tahun 2019, diabetes tipe 2 meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, dan endometrium (rahim). Konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang tinggi juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah tinggi, yang menurut sebuah studi tahun 2017, dapat menjadi faktor risiko kanker kolorektal.
Makanan diawetkan, diasamkan, atau diasinkan
Daging asap dan daging yang diawetkan atau diasamkan lainnya mengandung zat yang disebut nitrat, yang berpotensi menyebabkan kanker, khususnya kanker usus, jika dikonsumsi dalam dosis besar.
Mengutip laman HelloSehat, kelompok makanan asin mencakup berbagai makanan yang diawetkan, seperti daging asap, dendeng, ikan asin, dan asinan. Makanan karsinogenik ini cenderung tinggi garam tetapi rendah kandungan gizi.
Baca juga: Waspadai! Ini Tanda Peringatan Kanker yang Sering Diabaikan
Daging olahan
Menurut tinjauan dari tahun 2019 melalui Heathline, daging olahan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal dan kanker perut. Dalam tinjauan tahun 2018, para peneliti menetapkan bahwa konsumsi daging olahan yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Makanan yang digoreng
Makanan bertepung yang digoreng memiliki kandungan akrilamida yang sangat tinggi. Ini termasuk produk kentang goreng, seperti kentang goreng dan keripik kentang. Menurut tinjauan tahun 2018, akrilamida ditemukan bersifat karsinogenik dalam penelitian yang dilakukan pada tikus.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) menganggapnya "mungkin bersifat karsinogenik bagi manusia." Menurut penelitian tahun 2020, akrilamida merusak DNA dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel.
Daging merah
Mengonsumsi daging merah, seperti daging sapi, kambing, atau domba dapat membantu kamu memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan mineral harian. Mengonsumsi jenis makanan ini secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tumor ganas pada usus besar.
Makan daging merah sendiri tidak secara langsung menjadi penyebab tumor maupun kanker, tetapi peningkatan risiko kanker dari makanan ini berkaitan dengan cara mengolah daging yang lebih sering dibakar.
Daging merah dan olahannya, seperti sosis atau kornet, juga mengandung nitrat. Menurut studi, senyawa alami ini akan berubah menjadi karsinogen setelah masuk ke dalam tubuh.
Jadi, untuk mengurangi risiko kanker, cobalah membatasi konsumsi makanan ini, dan fokuslah pada kebiasaan gaya hidup sehat. Ini termasuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang dapat menurunkan risiko kanker, berolahraga secara teratur, dan mencari cara untuk mengurangi stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)