FITNESS & HEALTH

Amankah Makanan yang Mengandung Gluten bagi Lambung?

Raka Lestari
Jumat 19 Februari 2021 / 13:35
Jakarta: Saat ini banyak orang yang melakukan pola diet gluten-free atau bebas gluten. Biasanya, makanan yang mengandung gluten ditemukan pada roti, mie, sereal, pasta, kue, ataupun biskuit.

Beberapa orang menganggap bahwa melakukan pola diet gluten-free merupakan pilihan yang lebih sehat terutama bagi lambung. Apakah hal tersebut benar?

"Memang pola gluten-free ini cukup diminati oleh kita semua. Dan ada beberapa orang yang sensitif terhadap gluten yang ada di makanan, terutama gangum. Namun menurut saya kalau untuk lambung tidak terlalu banyak efeknya," ujar Prof. dr. Abdul Aziz Rani, SpPD, K-GEH, dalam acara Zoom Webinar KALBE EDUKASI KESEHATAN LAMBUNG: Kupas Tuntas Penyakit Asam Lambung.

Menurut dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD, dokter spesialis penyakit dalam, pada umumnya gluten akan bersifat merusak pada pasien dengan penyakit yang menyebabkan sensitif terhadap gluten. Penyakit tersebut adalah celiac disease atau penyakit celiac. Dan memang penyakit ini masih belum banyak didengar.

"Penyakit ini biasanya mengenai usus halus dan duodenum. Jadi itu ada kerusakan karena ada mekanisme sistem kekebalan tubuh yang menyerang akibat asupan gluten itu," ujar dr. Rabbinu.

Namun, ia menambahkan bahwa pada pasien yang memilik celiac disease tersebut akan menjadi masalah kalau mengonsumsi produk gluten. Dengan catatan, jika memiliki dampak seperti diare, gangguan penyerapan nutrisi, dan gangguan statsu nutrisi. Untuk itu, kita perlu lebih kritis menghadapinya.

Beberapa orang yang memiliki penyakit asam lambung juga terkadang dengan sengaja membatasi atau menghilangkan sama sekali asupan gluten, padahal itu tidak benar.

"Asupan gluten itu tidak ada hubungannya kalau untuk mag atau GERD. GERD merupakan penyakit asam lambung yang naik (mengalami refluks) ke kerongkongan," ujar dr. Rabbinu.

"Asam lambung yang naik tersebut menimbulkan gejala dan atau komplikasi yang mengganggu. Penyakit ini tidak menimbulkan kematian, namun sangat mengganggu aktivitas keseharian pasien," tutup dr. Rabbinu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH