FITNESS & HEALTH

Usulan DPR soal Gerbong Rokok Dinilai Berisiko bagi Kesehatan dan Operasional KAI

A. Firdaus
Jumat 22 Agustus 2025 / 16:09
Jakarta: Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) menanggapi usulan anggota DPR RI Nasim Khan agar PT KAI menyediakan gerbong khusus merokok di kereta jarak
jauh. Menurut IYCTC, usulan tersebut sebagai salah satu ide paling sembrono dalam ruang kebijakan publik.

Advocacy Officer IYCTC, Daniel Beltsazar Jacob, menekankan bahwa dampaknya juga akan langsung membebani PT KAI. Dari sisi operasional, kalau gerbong rokok itu sampai diakomodir, justru akan menambah cost bagi KAI. 

"Membersihkan residu asap dan puntung rokok di ruang tertutup bukan pekerjaan sederhana. Kursi, dinding, lantai, hingga sistem pendingin harus disterilisasi rutin. Biaya perawatan melonjak, umur peralatan jadi lebih pendek, dan KAI harus mengeluarkan anggaran tambahan hanya untuk melayani adiksi, bukan pelayanan publik. Ujungnya, beban ini bisa berujung ke penumpang lewat kenaikan tarif, atau ke negara lewat subsidi," kata Daniel.

Lebih jauh, eksternalitas kesehatan publik jauh lebih mengerikan. Setiap tahun, biaya yang harus ditanggung negara akibat rokok mencapai Triliunan Rupiah. Ditambah lagi, dari sisi lingkungan
rokok adalah penyumbang emisi karbon sekaligus limbah puntung beracun yang mencemari tanah dan air. 

Baca juga: Masih Tahap Uji Dinamis, Begini Gambaran Fasilitas Kereta Api untuk Petani-Pedagang

Dari sisi keselamatan, asap bisa memicu kebakaran atau gangguan sistem ventilasi kereta. Tak hanya itu, dari sisi kesehatan ancaman thirdhand smoke tetap berbahaya bahkan setelah penumpang turun. Dan yang paling penting, ini mencederai hak anak, lansia, dan penumpang rentan atas transportasi yang aman dan nyaman.

Menanggapi usulan ini, Nalsali Ginting, Pengurus Harian IYCTC, kembali menegaskan, transportasi publik harusnya mencerminkan kepentingan masyarakat, bukan sebaliknya. Jika KAI dapat merancang kereta untuk pedagang dan petani demi mendukung ekonomi masyarakat, maka menciptakan gerbong khusus rokok jelas tidak memiliki urgensi sosial. 

"Itu hanya sekadar mengakomodasi adiksi, bukan kebutuhan rakyat. DPR seharusnya tidak membandingkan layanan yang mendorong produktivitas dengan layanan yang memperparah ketergantungan," kata Nalsali.

Usulan gerbong rokok bukan hanya tindakan gegabah, tetapi juga langkah yang berbahaya. Alih-alih keuntungan, yang kita hadapi adalah ancaman besar, kerugian ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan reputasi bangsa. IYCTC dengan tegas menolak ide ini dan mendesak DPR untuk mengutamakan akal sehat dan komitmen terhadap regulasi yang berpihak pada masyarakat. 

"Kebijakan publik harus didasarkan pada data yang objektif, kesehatan masyarakat, dan masa depan generasi mendatang, bukan untuk melanggengkan kepentingan industri yang hanya mencari untung," tutupnya.

Sebelumnya, PT KAI menolak dengan tegas usulan dari Anggota DPR Nasim Khan. KAI tetap berkomitmen tetap menghadirkan perjalanan sehat, nyaman, dan selamat tanpa rokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH