FITNESS & HEALTH

Nasi Putih Menyebabkan Diabetes Tipe 2, Mitos atau Fakta?

Yuni Yuli Yanti
Jumat 02 Agustus 2024 / 09:00
Jakarta: Nasi merupakan makanan pokok bagi orang-orang Asia, termasuk Indonesia. Bahkan, banyak orang yang beranggapan "Belum merasa kenyang jika belum makan nasi". Sehingga, nasi tak pernah absen dari berbagai hidangan makanan orang-orang Indonesia. 

Namun, beredar kabar bahwa nasi juga dianggap sebagai pemicu penyakit diabetes tipe 2. Benarkah demikian?

Mengutip laman Hello Sehat, nasi putih memang memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi, yakni mencapai 70 – 83, nilainya tergantung jenis nasi, cara memasak, dan cara penyajian.

Indeks glikemik ini menentukan seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi glukosa (gula darah) oleh tubuh.

Artinya, makan nasi memang bisa meningkatkan gula darah lebih cepat daripada sumber karbohidrat lain yang memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, misalnya nasi merah (50).

Namun, ini tidak langsung menyebabkan diabetes, karena diabetes tipe 2 memiliki banyak penyebab seperti faktor genetik, kelebihan berat badan, obesitas, serta gaya hidup tidak aktif. 


(Ingat, mengonsumsi nasi lebih banyak dari anjuran asupan karbohidrat harian bisa meningkatkan risiko diabetes. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Menghitung karbohidrat

Berdasarkan laman National Library of Medicine, sebuah studi mengevaluasi pengaruh mengonsumsi nasi putih terhadap risiko terkena diabetes tipe 2, ternyata memiliki hasil yang beragam. Secara umum, penelitian mendukung gagasan makan nasi secukupnya dan memilih biji-bijian berserat tinggi jika memungkinkan.

Jika kamu telah didiagnosis menderita diabetes, disarankan untukmu berkonsultasi dengan ahli diet terdaftar, seperti dokter gizi untuk menentukan jumlah total karbohidrat harian dan batas setiap makanan yang terbaik demi menjaga glukosa darah tetap dalam kisaran target.

Ingat, mengonsumsi nasi lebih banyak dari anjuran asupan karbohidrat harian bisa meningkatkan risiko diabetes. Menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kemenkes, jumlah karbohidrat yang disarankan untuk laki-laki usia 19 – 29 tahun yaitu 430 gram per hari. Untuk wanita, asupan karbohidrat per harinya tidak boleh lebih dari 360 gram. 

Hal ini juga didukung oleh salah satu penelitian dalam jurnal Diabetes Care yang mengatakan bahwa wanita yang mengonsumsi nasi putih di atas 437 gram per hari berisiko 1,65 kali terkena diabetes daripada wanita yang mengonsumsi di bawah 200 gram per hari.

Selain itu, perlu juga diketahui bahwa sumber karbohidrat harian yang kita makan bukan hanya berasal dari nasi saja. Sumber karbohidrat lainnya bisa dari ubi, roti, makanan bertepung, atau kentang. Tentunya, kamu tetap harus mempertimbangkan makanan ini saat menghitung asupan karbohidrat.
 

Nasi paling 'ramah'

Jenis nasi yang dikonsumsi sangat memengaruhi kadar gula darah dalam tubuh kita. Melansir dari laman Healthline, nasi merah dan nasi putih berbiji panjang (nasi brasmati) mengandung lebih banyak serat, nutrisi, dan vitamin dibandingkan nasi putih berbiji pendek. 


(Nasi brasmati. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Bolehkah penderita diabetes mengonsumsi nasi?

Penderita diabetes boleh mengonsumsi nasi, tetapi terdapat beberapa kondisi yang sebaiknya diperhatikan agar kadar gula darah tetap terkendali. Dan, sebaiknya membatasi jumlah nasi yang dikonsumsi tidak boleh lebih dari 300 – 400 gram per hari, mengikuti anjuran asupan karbohidrat harian.

Jangan lupa gabungkan dengan asupan bergizi lainnya, seperti sumber serat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Penderita diabetes juga sebaiknya memperbanyak asupan serat agar kenyang lebih lama dan menghindari asupan kalori berlebihan.

Selain itu, pengidap diabetes disarankan untuk mengonsumsi nasi dingin yang didiamkan terlebih dulu, karena makan nasi panas dapat menjadi penyebab diabetes.

Hal ini tertulis dalam salah satu studi pada jurnal Nutrition & Diabetes yang meneliti dampak nasi yang dingin pada pasien diabetes tipe 1. Hasil penelitian mengatakan bahwa konsumsi nasi yang telah didinginkan dapat membantu mengurangi lonjakan gula darah setelah makan pada individu dengan diabetes tipe 1.

Jika ingin makan nasi hangat, diabetesi dapat menyimpan nasi terlebih dulu selama beberapa jam. Setelah itu, hangatkan kembali dengan cara mengukusnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH