FITNESS & HEALTH
Capaian Imunisasi Dasar Lengkap di Provinsi Jawa Barat Tunjukkan Tren Peningkatan
A. Firdaus
Rabu 07 Mei 2025 / 09:25
Bandung: Dalam rangka memperingati Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat menyelenggarakan sesi talk show edukatif bertajuk "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, acara ini diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter umum, bidan, perawat, juru imunisasi, serta masyarakat umum.
Menurut data Pemerintah Provinsi Jawa Barat, capaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Barat menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2020, cakupan imunisasi mencapai 87,4 persen, lalu meningkat menjadi 89,9 persen pada tahun 2021.
Peningkatan signifikan terjadi pada 2022, di mana capaian imunisasi dasar lengkap melampaui target dan mencapai 107 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan program imunisasi di Jawa Barat yang mendorong semakin tingginya partisipasi masyarakat dalam program imunisasi, serta upaya kolaboratif dari tenaga kesehatan dan berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi.
Baca juga: Imunisasi Masih Hadapi Tantangan, Ini Pendekatan yang Dilakukan ke Masyarakat
Pekan Imunisasi Dunia, yang diperingati setiap tahun pada 24–30 April, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan manfaat imunisasi dalam melindungi diri dari berbagai penyakit, salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya.
Tema global tahun ini, "Immunization for all is humanly possible," mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memastikan akses imunisasi yang merata di segala usia. Di tingkat nasional, PID 2025 mengangkat tema "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas," menegaskan peran imunisasi dalam membangun generasi masa depan yang sehat.
Dr. Anggraini Alam, dr., SpA(K), Ketua IDAI Cabang Jawa Barat, menekankan bahwa imunisasi adalah fondasi utama dalam mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk salah satunya dengue. Dengue masih menjadi ancaman nyata di Indonesia, meskipun saat ini mungkin kurang mendapat perhatian.
"Kita perlu ingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman — risiko infeksi ada sepanjang tahun, dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, lokasi, maupun gaya hidup. Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Beberapa di antaranya dengan menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan melakukan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi," ujar Dr. Anggraini.

Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat menyelenggarakan sesi talk show edukatif bertajuk "Ayo Lengkapi Imunisasi. Dok. Ist
"Berdasarkan rekomendasi asosiasi medis, vaksinasi dengue kini dianjurkan untuk digunakan baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dalam kelompok usia 6 hingga 45 tahun, tanpa memerlukan riwayat infeksi dengue sebelumnya. Namun untuk memperoleh perlindungan optimal, seseorang harus mendapatkan dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter, yaitu dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu tiga bulan," terang Dr. Anggraini.
"Vaksinasi dengue bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah kita menjadi sumber penularan kepada keluarga dan komunitas, termasuk kepada anak-anak yang kita cintai. Melengkapi imunisasi, termasuk vaksinasi dengue, adalah bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menjaga masa depan yang lebih sehat. Setiap langkah pencegahan yang kita ambil hari ini, sekecil apa pun, akan membawa dampak besar bagi keselamatan generasi yang akan datang," jelasnya.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas dampak positif program ini, IDAI Jawa Barat menggandeng mitra dari sektor swasta dan industri, termasuk PT Takeda Innovative Medicines. Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyatakan, acara ini merupakan upaya berkomitmen untuk mendukung penguatan sistem kesehatan di Indonesia melalui penyediaan akses berkelanjutan terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif.
"Kami percaya bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, asosiasi medis, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sangat krusial dalam membangun masa depan kesehatan yang lebih baik dan lebih tangguh. Dukungan kami dalam kegiatan ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Takeda untuk menjadi mitra jangka panjang dan tepercaya bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempercepat upaya pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi," ujar Andreas.
"Kami meyakini bahwa melalui langkah sederhana ini, kita dapat secara nyata menjaga kesehatan diri sendiri, melindungi orang-orang tercinta, dan memperkuat ketahanan komunitas terhadap berbagai ancaman penyakit serius," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut data Pemerintah Provinsi Jawa Barat, capaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Barat menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2020, cakupan imunisasi mencapai 87,4 persen, lalu meningkat menjadi 89,9 persen pada tahun 2021.
Peningkatan signifikan terjadi pada 2022, di mana capaian imunisasi dasar lengkap melampaui target dan mencapai 107 persen. Hal ini menunjukkan keberhasilan program imunisasi di Jawa Barat yang mendorong semakin tingginya partisipasi masyarakat dalam program imunisasi, serta upaya kolaboratif dari tenaga kesehatan dan berbagai pihak dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi.
Baca juga: Imunisasi Masih Hadapi Tantangan, Ini Pendekatan yang Dilakukan ke Masyarakat
Pekan Imunisasi Dunia, yang diperingati setiap tahun pada 24–30 April, merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan manfaat imunisasi dalam melindungi diri dari berbagai penyakit, salah satu intervensi kesehatan masyarakat paling efektif, menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahunnya.
Tema global tahun ini, "Immunization for all is humanly possible," mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama memastikan akses imunisasi yang merata di segala usia. Di tingkat nasional, PID 2025 mengangkat tema "Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas," menegaskan peran imunisasi dalam membangun generasi masa depan yang sehat.
Dr. Anggraini Alam, dr., SpA(K), Ketua IDAI Cabang Jawa Barat, menekankan bahwa imunisasi adalah fondasi utama dalam mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk salah satunya dengue. Dengue masih menjadi ancaman nyata di Indonesia, meskipun saat ini mungkin kurang mendapat perhatian.
"Kita perlu ingat bahwa dengue bukanlah penyakit musiman — risiko infeksi ada sepanjang tahun, dan dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, lokasi, maupun gaya hidup. Tidak ada obat khusus untuk dengue, sehingga pencegahan menjadi kunci utama. Beberapa di antaranya dengan menerapkan 3M Plus secara konsisten, dan melakukan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi," ujar Dr. Anggraini.

Pekan Imunisasi Dunia (PID) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jawa Barat menyelenggarakan sesi talk show edukatif bertajuk "Ayo Lengkapi Imunisasi. Dok. Ist
"Berdasarkan rekomendasi asosiasi medis, vaksinasi dengue kini dianjurkan untuk digunakan baik pada anak-anak maupun orang dewasa, dalam kelompok usia 6 hingga 45 tahun, tanpa memerlukan riwayat infeksi dengue sebelumnya. Namun untuk memperoleh perlindungan optimal, seseorang harus mendapatkan dosis yang tepat sesuai petunjuk dokter, yaitu dua dosis yang diberikan dalam rentang waktu tiga bulan," terang Dr. Anggraini.
"Vaksinasi dengue bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga mencegah kita menjadi sumber penularan kepada keluarga dan komunitas, termasuk kepada anak-anak yang kita cintai. Melengkapi imunisasi, termasuk vaksinasi dengue, adalah bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menjaga masa depan yang lebih sehat. Setiap langkah pencegahan yang kita ambil hari ini, sekecil apa pun, akan membawa dampak besar bagi keselamatan generasi yang akan datang," jelasnya.
Sebagai bagian dari komitmen untuk memperluas dampak positif program ini, IDAI Jawa Barat menggandeng mitra dari sektor swasta dan industri, termasuk PT Takeda Innovative Medicines. Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyatakan, acara ini merupakan upaya berkomitmen untuk mendukung penguatan sistem kesehatan di Indonesia melalui penyediaan akses berkelanjutan terhadap obat-obatan dan vaksin inovatif.
"Kami percaya bahwa kolaborasi erat antara pemerintah, asosiasi medis, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sangat krusial dalam membangun masa depan kesehatan yang lebih baik dan lebih tangguh. Dukungan kami dalam kegiatan ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Takeda untuk menjadi mitra jangka panjang dan tepercaya bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mempercepat upaya pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi," ujar Andreas.
"Kami meyakini bahwa melalui langkah sederhana ini, kita dapat secara nyata menjaga kesehatan diri sendiri, melindungi orang-orang tercinta, dan memperkuat ketahanan komunitas terhadap berbagai ancaman penyakit serius," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)