FITNESS & HEALTH

Mengubah Paradigma terhadap Penyandang Disabilitas lewat Pesta Inklusif

A. Firdaus
Jumat 23 Desember 2022 / 17:10
Jakarta: Koneksi Indonesia Inklusif (KONEKIN) sebagai platform sosial yang menciptakan ekosistem inklusif di Indonesia menggelar puncak acara Pesta Inklusif 2022. Event tahunan ini diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember kemarin.  

Pesta Inklusif diadakan pada Sabtu pekan lalu di Live House, M Bloc Space. Kegiatan ini diinisiasi KONEKIN untuk meningkatkan awareness dan interaksi publik dengan penyandang disabilitas. Karena itu dalam acara ini tidak hanya dihadiri oleh penyandang disabilitas dan perwakilan SLB se-Jabodetabek, namun juga dihadiri oleh peserta umum dari berbagai kalangan.

"Kata 'pesta' dipilih untuk menggambarkan selebrasi keberagaman dengan menampilkan diskusi dan pertunjukan seni, serta ‘inklusif' karena acara ini tidak terbatas pada satu ragam disabilitas saja tetapi membaur dengan non-disabilitas," ujar Marthella, Founder KONEKIN.

"Harapannya siapapun yang datang ke #PestaInklusif dapat mengenal dan berinteraksi dengan teman-teman disabilitas lalu pulang dengan paradigma yang berubah. Karena untuk mengikis stigma kita perlu tahu-mau-mampu menciptakan Indonesia yang inklusif," sambungnya.

Jonna Aman Damanik selaku Komisioner Komisi Nasional Disabilitas mengatakan bahwa, untuk menuju Indonesia inklusif dan ramah disabilitas butuh peran dari berbagai pihak.

"Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KONEKIN karena menerapkan konsep pentahelix yakni dengan menggandeng kerjasama antar bidang dan pihak dari pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media," kata Aman.

Talkshow Pesta Inklusif mengambil topik Transformative Education: Inovasi Pendidikan Inklusif di Indonesia dan dimoderatori oleh Sunarman Sukamto dari Kantor Staf Presiden. Dirjen PAUD Dikdasmen.

Tita Suharyati, Tenaga Ahli Kemdikbud mengungkapkan fakta pendidikan merupakan hak dasar setiap individu. Jadi setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Pemerintah telah memiliki kebijakan yang berpihak kepada peserta didik, seperti sistem zonasi dan afirmasi dalam PPDB, Standar Nasional Pendidikan yang fleksibel dan akomodatif. Implementasi adalah kunci keberhasilan dari regulasi.

"Di sekolah saya baru di tahun kelima mulai terlihat berjalan sistem inklusifnya. Disini peran GPK sangat penting sebagai jembatan untuk bisa menciptakan lingkungan inklusif tersebut," terang Suci Nur, seorang Guru Pembimbing Khusus (GPK) menggambarkan kondisi yang terjadi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH